Mengenal Fungsi Eosinofil dan Cara Menurunkan Kadarnya

Eosinofil (bahasa Inggris: eosinophil atau acidophil) merupakan sel darah putih yang berasal dari kategori granulosit yang memiliki peran dalam sistem kekebalan tubuh dengan membasmi parasit multiseluler dan sejumlah infeksi yang ada di dalam makhluk vertebrata. Eosinofil juga turut mengendalikan mekanisme alergi bersama dengan sel biang.

Nah, untuk Grameds yang ingin memahami lebih lanjut lagi seputar eosinofil, maka bisa membaca artikel ini sampai selesai, ya. Pada artikel ini, kita akan membahas pengertian eosinofil hingga penyebab eosinofil tinggi. Tunggu apalagi, langsung saja kita bahas pengertian eosinofil.

Pengertian Eosinofil

Fungsi Eosinofil

Gambar tiga dimensi dari eosinofil (Blausen Medical/Creative Commons Attribution-Share Alike 4.0 International).

Eosinofil dapat terbentuk melalui proses haematopoiesis yang timbul di sumsum tulang sebelum berpindah ke dalam sirkulasi darah. Eosinofil memiliki kandungan beberapa zat kimiawi, yaitu eosinofil peroksidase, histamin, ribonuklease, lipase, deoksiribonuklease, plasminogen dan sejumlah asam amino yang dikeluarkan melalui proses degranulasi ketika eosinofil telah aktif.

Zat-zat tersebut bersifat toksin terhadap jaringan tubuh dan parasit. Eosinofil adalah sel substrat peradangan dalam proses respon alergi. Pelepasan racun dan proses aktivasi yang dilakukan oleh eosinofil diatur dengan cermat untuk mencegah hancurnya jaringan yang tidak dibutuhkan.

Fungsi Eosinofil

Eosinofil yang dikelilingi oleh sel darah merah (Bobjgalindo/Creative Commons Attribution-Share Alike 4.0 International).

Seorang individu normal umumnya memiliki rasio eosinofil sekitar 1%–6% terhadap sel darah putih dengan skala sekitar 12 mikrometer–17 mikrometer. Eosinofil dapat ditemukan di medulla oblongata, sambungan antara korteks otak besar dan timus, serta berada di dalam ovarium, saluran pencernaan, limpa, uterus, dan lymph nodes. Namun, tidak ditemukan di paru-paru, esofagus, kulit, dan beberapa organ dalam lain dalam keadaan normal.

Adanya eosinofil di area itu sering kali menjadi suatu pertanda adanya suatu penyakit. Eosinofil bisa bertahan dalam sirkulasi darah selama + 8 jam–12 jam dan berdiam lebih lama sekitar + 8 hari–12 hari di dalam jaringan jika tidak ada stimulasi.

Baca Juga :  Ruangan Icu Adalah: Pengertian, Jenis-Jenis, dan Peralatan yang Ada di Dalamnya