Pengertian Penyelamatan di Air, Bentuk, dan Prinsip-Prinsipnya

Penyelamatan di dalam air merupakan upaya teknis untuk melakukan penyelamatan korban yang mengalami kejadian tidak menguntungkan ketika berada di perairan, baik air permukaan, maupun air deras. Insiden atau kejadian apapun yang terjadi air, terutama air yang mengalir deras bersifat dinamis dan membutuhkan pengambilan keputusan yang cepat dan efektif untuk melakukan penyelamatan yang berhasil dan aman.

Kesadaran situasional sangat penting selama insiden penyelamatan air untuk memastikan keselamatan bagi korban dan bagi penyelamat. Melakukan penyelamatan di air yang mengalir deras merupakan disiplin penyelamatan khusus, yang memiliki prinsip dan teknik yang melibatkan lingkungan yang sulit dan berbahaya. Hanya penyelamat yang sangat terlatih yang boleh masuk dan mencoba menyelamatkan seseorang yang terjebak di perairan deras atau banjir.

Penyelamatan di Air

Berikut ini bahaya-bahaya yang terkait dengan penyelamatan di air, meliputi:

  1. Sifat manusia: “kebutuhan untuk melakukan sesuatu sekarang” dapat mendorong orang untuk melakukan upaya penyelamatan tanpa pelatihan atau peralatan yang tepat.
  2. Lingkungan: Bahaya dapat melibatkan suhu ekstrem; dingin mempengaruhi kemampuan untuk berpikir jernih dan menghambat keterampilan motorik halus; kelelahan panas dan dehidrasi juga menjadi perhatian.
  3. Cuaca: Mempercepat hipotermia. Dalam air diam, panas tubuh hilang 25 kali lebih cepat daripada di udara pada suhu yang sama.
  4. Lingkungan akuatik: Waspadai kehidupan hewan, ikan, serangga, kehidupan tanaman, rumput laut, biohazard, bakteri, dan risiko virus.
  5. Bahaya opsi penyelaman: Ini termasuk barotrauma, penyakit dekompresi, narkosis nitrogen, toksisitas oksigen, emboli, kelelahan, kehilangan udara, reaksi kecemasan.
  6. Bahaya operasi pada wilayah es: Cedera dingin seperti radang dingin atau hipotermia; es tipis dengan refleks imersi mendadak atau jebakan di bawah es.
  7. Bahaya operasi pada air deras: Puing-puing, lubang, penghalang di atas atau di bawah permukaan air.

Dalam melakukan penyelamatan di air, terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan oleh seorang penyelamat, antara lain:

  1. Lakukan penyelamatan secepat mungkin,
  2. Lepas segala perlengkapan yang dapat menghambat gerakan di air,
  3. Yakin bahwa dapat menguasai situasi didalam di air,
  4. Siap dengan kemungkinan bahwa korban akan meraih dan menarik penyelamat karena panik, dan
  5. Apabila korban telah tenggelam, penyelamat harus menyelam untuk mencari dan mengangkatnya ke atas air.

Pengertian Penyelamatan di Air

Penyelamatan air adalah teknik pertolongan yang dilakukan di air atau dengan kata lain sebagai suatu tindakan penyelamatan secara efektif dan efisien, jika manusia dan segala sesuatu yang berharga berada dalam keadaan yang mengkhawatirkan di air.

Penyelamatan di air bisa dibedakan menjadi dua, yaitu:

  1. Penyelamatan di air permukaan, didefinisikan sebagai penyelamatan seorang korban yang mengapung di permukaan badan air.
  2. Penyelamatan air deras, didefinisikan sebagai bagian dari penyelamatan teknis yang berurusan dengan kondisi air yang mengalir deras. Karena tekanan tambahan dari air yang bergerak, penyelamatan air yang cepat melibatkan penggunaan personel yang terlatih secara khusus, tali dan sistem keunggulan mekanis yang seringkali jauh lebih kuat daripada yang digunakan dalam penyelamatan tali standar.

Pengertian Penyelamatan Di Air Menurut Para Ahli

Adapun definisi penyelamatan di air menurut para ahli, antara lain:

  1. EMRA EMS Essentials

Penyelamatan air adalah insiden yang melibatkan pemindahan korban dari badan air selain kolam renang. Banjir adalah yang paling umum dari semua bencana alam dan umumnya menyebabkan kematian yang lebih besar daripada bahaya alam lainnya.

Bentuk Penyelamatan di Air

Dalam melakukan penyelamatan atu pertolongan dibutuhkan metode tertentu. Metode pertolongan di air itu senidir bisa didefinisikan sebagai tahapan atau urutan tindakan yang diambil oleh penyelamat ketika menghadapi kecelakaan di air.

Terdapat beberapa metode penyelamatan atau pertolongan di air yang bisa dilakukan. Untuk mempermudah tahapan atau urutannya, maka metode tersebut disusun secara sistematis dari tindakan yang kecil resikonya hingga ke tindakan yang paling besar resikonya, yaitu:

  1. R (Reach)

Yaitu tahapan memberikan pertolongan yang dilakukan dari penyelamatan di darat/pinggir perariran. Bantuan pertolongan ini diberikan dengan cara menjangkau atau meraih korban.

  1. T (Throw)

Yaitu tahapan lanjutan dari reach. Pertolongan dilakukan dengan cara melempar alat bantu apung ke posisi korban dari pinggir atau tempat yang aman.

  1. R (Row)

Yaitu ahapan yang dilakukan jika kedua tahapan sebelumnya sudah tidak dapat dilakukan. Dalam hal ini, penyelamat harus mendekati korban dengan menggunakan perahu,kano,papan dan alat bantu semacamnya. Setelah mendekati korban, barulah menggunakan tahapan reach atau throw kembali.

  1. G (Go)

Yaitu tahapan ketika penyelamat berenang mendekati korban dengan membawa alat apung untuk memberikan pertolongan. Setelah penyelamat berhasil memberikan alat apung kepada korban,penyelamat bisa kembali ke posisi aman atau menuju posisi aman bersama korban.

  1. T (Tow & Carry)

Yaitu tahapan yang paling beresiko bagi penyelamat sebab penyelamat harus melakukan kontak langsung dengan korban. Oleh sebab itu, untuk menghindari kondisi yang buruk bagi penyelamat, maka pengetahuan keterampilan Defend and Release harus dikuasai.

Tekni dalam melakukan penyelamatan korban di perairan bisa dilakukan dengan menggunakan alat atau tanpa mneggunakan alat.

  1. Teknik tanpa menggunakan alat bantu

Meliputi:

The hip carry rescue

Dilakukan dengan cara membawa korban dengan menggunakan gaya dada terbalik serta kedua tangan memeganggi korban. Cara melakukan teknik yang ini, yaitu:

  • Penolong memegang korban dengan cara menyilangkan salah satu tangan dari bawah lengan dan menyilang di depan dada korban dan dikaitkan pada tangan satunya.
  • Posisi kepala berada di bahu tempat tangan penolong yang digunakan untuk menyilang.
  • Keadaan korban harus diperhatikan agar wajah terutama hidung dan mulut tidak terkena riak air.

Armpit tow

Teknik ini dilakukan untuk menolong korban yang masih dalam keadaan sadar, tapi tidak mampu lagi untuk berenang ke tepi sehingga membutuhkan pertolongan untuk dapat mencapai tepi. Cara melakukan teknik ini, yaitu:

  • Penolong memegang lengan korban secara berlawanan dengan tangan penolong yang akan membantu.
  • Jika peolong memegang dengan tangan kanan, lengan kiri korbanlah yang dipegang tepatnya di pangkal lengan.
  • Posisi korban dalam keadaan terlentang dan penolong menarik korban dengan berenang menggunakan gaya dada.

Wrist tow

Wrist tow sama dengan armpit tow, yaitu digunakan pada koraban yang masih sadar, perbedaannya adalah hanya pada posisi pegangan penolong.  Cara melakukan teknik ini, yaitu:

  • Penolong memegang pada bagian pergelangan tangan dengan posisi bagian dalam tangan korban menghadap ke atas.
  • Kemudian penolong memegang tangan korban dengan mengaitkan ibu jari dan jari telunjuk atau jari tengah di pergelangan tangan korban.
  • Jika tangan kanan korban yang dipegang, tangan kanan penolonglah yang digunakan untuk menarik korban.
  • Setelah itu, penolong membawa korban dengan menggunakan gaya dada dan hanya dengan bantuan satu tangan saja.

Tired swimmer tow 

Teknik ini dilakukan untuk menolong korban yang kelelahan di tengah perairan, sehingga ia tidak sanggup untuk menepi, tapi dalam hal ini korban masih bisa diajak komunikasi. Cara melakukan teknik yang satu ini, yaitu:

  • Penolong berenang dengan gaya dada seperti biasa dan korban didorong ke tepi.
  • Posisi korban telentang dengan kedua kaki disangkutkan pada pinggang korban dan kedua tangan berpegang pada bahu penolong.
  1. Teknik dengan menggunakan alat bantu

Meliputi:

  • Tube Rescue

Tube rescue ialah alat pelampung yang terbuat dari bahan yang elastis dengan kedua ujungnya mempunyai kaitan untuk menggunci saat membawa korban. Alat ini digunakan dengan cara melingkarkan pada badan korban.

  • Board Rescue

Board rescue ialah alat yang menyerupai papan selancar. Papan ini digunakan untuk mengankut korban baik yang kelelahan maupun yang dalam keadaan tidak sadar. Cara mengendarai board rescue yaitu dengan posisi bersimpuh pada atas papan dan mengayuh dengan dua tangan secara bersama-sama.

Baca Juga :  Materi Berkuda

Pengereman dilakukan dengan cara menurunkan kakj secara bersama dan mengambil posisi duduk dengan kedua kaki berada pada sisi yang berlainan.

Prinsip Penyelamatan di Air

Dalam melakukan penyelamatan di air, terdapat beberapa prinsip yang harus dipatuhi, antara lain:

  1. Perhitungan dan pertimbangan

Yaitu prinsip yang mengacu pada kemampuan penolong untuk memilih dan menentukan kemampuan dan keterampilan yang dimiliki, serta metode yang tepat dilakukan. Penolong akan lebih mudah dalam memilih prosedur pertolongan yang paling cepat dengan resiko yang sangat kecil.

  1. Pengetahuan

Yaitu prinsip yang menekankan pentingnya pengetahuan tentang banyaknya bahaya-bahaya yang dapat terjadi di air. Pengetahuan ini sangat penting sebab bisa diterapkan setiap langkah usaha pertolongan.

  1. Keterampilan seorang petugas

Yaitu prinsip yang menekankan bahwa seorang petugas penyelamat harus memiliki keahlian pada semua aspek pertolongan ketika berada di air.

  1. Kesiapan Fisik

Yaitu prinsip yang menekankan bahwa sebagai seorang penyelamat kejadian di air, selain memiliki pengetahuan, keterampilan dan kemampuan lainnya, harus memiliki kesipan fisik agar mampu  melakukan pertolongan dengan keadaan sesungguhnya ketika jiwa seseorang dalam bahaya.

Keempat komponen tersebut harus dimiliki oleh seorang rescuer yang selalu siap untuk memberikan pertolongan guna menyelamatkan jiwa. Selain ke-empat prinsip yang telah disebutkan di atas, seorang penyelamat atai rescuer kejadian di air harus memahami tanggung jawab serta kualitas diri ketika melakukan penyelamatan di air.

Berikut penjelasannya:

  1. Tanggung Jawab

Tanggung jawab seorang rescuer meliputi:

  • Menjaga keselamatan diri,anggota tim,orang sekitar dan korban.
  • Dapat mengenali dan mengatasi masalah kedaruratan di air.
  • Menjangkau korban.
  • Memberikan pertolongan berdasarkan pertimbangan keselamatan.
  • Meminta bantuan kepada pihak yang berkompeten.
  • Mencatat data kejadian dan data korban.
  • Berkomunikasi dengan petugas terlibat lainya.
  1. Kualitas

Kualitas penyelamatan di air, meliputi:

  • Bertanggung jawab.
  • Mengembangkan diri.
  • Tenang dalam menyikapi permasalahan di air.
  • Cepat memberikan respon dalam keadaan darurat.
  • Selalu menjaga kondisi fisik.
  • Mampu bersosialisasi.
  • Jujur
  • Bangga terhadap kesatuan.
  • Berkemampuan nyata.

Itulah artikel lengkap yang bisa kami selesaikan dan bagikan pada kalian. Berkenaan dengan pengertian penyelamatan di Air menurut para ahli, bentuk, dan prinsip-prinsipnya. Semoga bisa memberi pengetahuan bagi yang membutuhkan.