Suku Dani – Geodemografis, Bahasa, Kepercayaan, Tradisi, Kekerabatan, Teknologi, Kesenian, Mata Pencaharian

Suku Dani – Geodemografis, Bahasa, Kepercayaan, Tradisi, Kekerabatan, Teknologi, Kesenian, Mata Pencaharian : Suku Dani merupakan salah satu dari sekian banyak suku bangsa yang terdapat atau bermukim atau mendiami wilayah pegunungan tengah.


Suku Dani

Suku Dani Papua pertama kali diketahui di Lembah Baliem diperkirakan sekitar ratusan tahun yang lalu. Banyak eksplorasi di dataran tinggi pedalaman Papua yang dilakukan, salah satu diantaranya yang pertama ialah Ekspedisi Lorentz pada tahun 1909-1910 “Belanda” tetapi mereka tidak beroperasi di Lembah Baliem.


Dani merupakan salah satu dari sekian banyak suku bangsa yang terdapat atau bermukim atau mendiami wilayah pegunungan tengah, papua Indonesia dan mendiami keseluruhan Kabupaten Jayawijaya serta sebagian Kabupaten Puncak Jaya.


Suku Dani merupakan sebuah suku yang mendiami satu wilayah di Lembah Baliem yang dikenal sejak ratusan tahun yang lalu sebagai petani yang terampil dan telah menggunakan alat/perkakas yang pada awal mula ditemukan diketahui telah mengenal teknologi penggunaan kapak batu, pisau yang dibuat dari tulang binatang, bambu dan juga tombak yang dibuat menggunakan kayu galian yang terkenal sangat kuat dan berat.


Geodemografis

Secara geografis Kabupaten Jayawijaya terletak antara 30.20 sampai 50.20′ Lintang Selatan serta 1370.19′ sampai 141 bujur timur. Batas-batas Daerah Kabupaten Jayawijaya adalah sebagai berikut : sebelah utara dengan Kabupaten Jayapura dan Kabupaten Yapen Waropen, barat dengan Kabupaten Paniai, selatan dengan Kabupaten Merauke dan Timur dengan perbatasan negara Papua Nugini.


Topografi Kabupaten Jayawijaya terdiri dari gunung-gunung yang tinggi dan lembah-lembah yang luas. Di antara puncak-puncak gunung yang ada beberapa diantaranya selalu tertutup salju, misalnya Puncak Trikora (4750 m), Puncak Yamin (4595 m), dan Puncak Mandala (4760 m).

Tanah pada umumnya terdiri dari batu kapur/gamping dan granit terdapat di daerah pegunungan sedangkan di sekeliling lembah merupakan percampuran antara endapan lumpur, tanah liat dan lempung.


Suku bangsa Dani bermukim di lembah Baliem (138030‟– 139030‟ BT dan 3400‟ – 4200‟LS)., Irian Jaya. Lembah ini berada di tengah-tengah pegunungan Jaya Wijaya pada ketinggian 1600 meter di atas permukaan laut. Lembah Baliem memiliki luas sekitar 1200 km2. Suku Dani lebih senang disebut bangsa Parim atau orang Baliem. Suku ini sangat menghormati nenek moyangnya, biasanya dilakukan melalui upacara pesta babi.


Setidaknya ada 5.000 Dani tinggal di lembah dan lain lima puluh ribu lainnya atau  lebih menghuni permukiman curam-sisi sepanjang lembah . Suhunya ringan, curah hujan sedang, dan terdapat satwa liar berbahaya dan penyakit-penyakit langka.


Suku Dani yang mendiami daerah Lembah Baliem merupakan salah satu Suku Terbesar yang mendiami Wilayah Pegunungan Tengah Papua Selain Suku Dani Wilayah Pegunungan Tengah Papua didiami oleh suku, Ekari, Moni, Damal, Amugme dan beberapa sub suku lainnya.


Klimatologis

Suku Dani menempati daerah yang beriklim tropis basah karena dipengaruhi oleh letak ketinggian dari permukaan laut, temperatur udara bervariasi antara 80-200 derajat Celcius, suhu rata-rata 17,50 derajat Celcius dengan hari hujan 152,42 hari pertahun, tingkat kelembaban diatas 80 %, angin berhembus sepanjang tahun dengan kecepatan rata-rata tertinggi 14 knot dan terendah 2,5 knot.


Bahasa Suku Dani

Bahasa suku dani terdiri dari 3 sub keluarga bahasa yaitu:

  • Sub keluarga Wano di Bokondini
  • Sub keluarga Dani pusat yang terdiri atas logat Dani Barat dan logat lembah Besar Dugawa.
  • Sub keluarga Nggalik dan ndash

Bahasa suku Dani termasuk keluarga bahasa Melansia dan bahasa Papua tengah “secara umum”.


Sistem Kepercayaan Suku Dani

Suku bangsa Dani tinggal di Lembah Baliem, Papua, suku Dani lebih suka disebut suku bangsa Parim/suku bangsa Baliem. Suku bangsa Dani percaya pada roh, yakni roh laki-laki “Suangi Ayoka” dan roh perempuan “Suangi Hosile”.


Suku bangsa Dani mempercayai atou yakni kekuatan sakti yang berasal dari nenek moyang yang diturunkan kepada anak lelakinya, kekuatan tersebut meliputi:


  • Kekuatan menjaga kebun,
  • Kekuatan menyembuhkan penyakit
  • Dan kekuatan menyuburkan tanah

Tradisi Potong Jari

Banyak cara menunjukkan kesedihan dan rasa duka cita ditinggalkan anggota keluarga yang meninggal dunia. Butuh waktu lama untuk mengembalikan kembali perasaan sakit akibat kehilangan.


Namun berbeda dengan Suku Dani, mereka melambangkan kesedihan lantaran kehilangan salah satu anggota keluarga yang meninggal. Tidak hanya dengan menangis, tetapi memotong jari. Bila ada anggota keluarga atau kerabat dekat yang meninggal dunia seperti suami, istri, ayah, ibu, anak dan adik, Suku Dani diwajibkan memotong jari mereka.


Mereka beranggapan bahwa memotong jari adalah symbol dari sakit dan pedihnya seseorang yang kehilangan anggota keluarganya. Pemotongan jari juga dapat diartikan sebagai upaya untuk mencegah „terulang kembali‟ malapetaka yangg telah merenggut nyawa seseorang di dalam keluarga yg berduka.


Sistem Kekerabatan Suku Dani

Kekerabatan masyarakat suku Dani bersifat patrilineal, pernikahan suku bangsa Dani bersifat poligami. Keluarga batih ini tinggal di satu satuan tempat tinggal yang disebut silimo. Berdasarkan mitologi, suku bangsa Dani berasal dari sepasang suami istri yang tinggal di Kampung Maina di Lembah Baliem.


Kepala suku besar disebut ap kain, pemimpin suku disebut watlangka, selain itu juga terdapat pemimpin pada bidang tertentu sebagai berikut.


  • Ap Menteg ialah kepala perang.
  • Ap Horeg ialah kepala suku kesuburan.
  • Ap Ubalik ialah kepala suku adat.

Pemimpin dalam masyarakat Dani harus dapat menjadi panutan bagi rakyatnya, oleh sebab itu pemimpin tersebut juga harus memiliki kemampuan, antara lain berdiplomasi, bercocok tanam, berburu, keberanian dan ramah.


Sistem kekerabatan masyarakat Dani ada tiga, yaitu kelompok kekerabatan, paroh masyarakat, dan kelompok teritorial.

  • Kelompok kekerabatan yang terkecil dalam masyarakat suku Dani adalah keluarga luas. Keluarga luas ini terdiri atas tiga atau dua keluarga inti bersama – sama menghuni suatu kompleks perumahan yang ditutup pagar (lima).

  • Paroh masyarakat. Struktur masyarakat Dani merupakan gabungan beberapa ukul (klen kecil) yang disebut ukul oak (klen besar)
  • Kelompok teritorial. Kesatuan teritorial yang terkecil dalam masyarakat suku bangsa Dani adalah kompleks perumahan (uma) yang dihuni untuk kelompok keluarga luas yang patrilineal (diturunkan kepada anak laki-laki).

Sistem Ekonomi

Sistem ekonomi nenek moyang orang Dani tiba di Irian hasil dari suatu proses perpindahan manusia yang sangat kuno dari daratan Asia ke kepulauan Pasifik Barat Irian Jaya.


Kemungkinan pada waktu itu masyarakat mereka masih bersifat praagraris yaitu baru mulai menanam tanaman dalam jumlah yang sangat terbatas. Inovasi yang berkesinambungan dan kontak budaya menyebabkan pola penanaman yang sangat sederhana tadi berkembang menjadi suatu sistem perkebunan ubijalar, seperti sekarang.


Mata Pencaharian Suku Dani

Mata pencaharian suku bangsa Dani ialah bercocok tanam ubi kayu dan ubi jalar yang disebut hipere. Selain berkebun mata pencaharian suku bangsa Dani ialah beternak babi. Babi dipelihara dalam kandang yang bernama wamai.

Baca Juga :  Pengertian Agunan (Jaminan), Tujuan, Asas dan Jenis Agunan (Jaminan) Terlengkap

Bagi suku bangsa Dani, babi memiliki manfaat yang cukup banyak, antara lain dagingnya untuk dimakan, tulang-tulangnya untuk pisau dan hiasan dan darahnya untuk perlengkapan upacara adat.


Sistem Teknologi

Suku Dani adalah sebuah suku yang mendiami satu wilayah di Lembah Baliem yang dikenal sejak ratusan tahun lalu sebagai petani yang terampil dan telah menggunakan alat/perkakas yang pada awal mula ditemukan diketahui telah mengenal teknologi penggunaan kapak batu, pisau yang dibuat dari tulang binatang, bambu dan juga tombak yang dibuat menggunakan kayu galian yang terkenal sangat kuat dan berat.


Suku Dani masih banyak mengenakan ”koteka” (penutup kemaluan pria) yang terbuat dari kunden/labu kuning dan para wanita menggunakan pakaian wah berasal dari rumput/serat dan tinggal di “honai-honai” (gubuk yang beratapkan jerami/ilalang).


Orang Dani juga memiliki berbagai peralatan yang terbuat dari bata, peralatan tersebut antara lain : Valuk, Panah sege, Kurok (alat sejenis parang), Sege (alat sejenis tugal untuk melubangi tanah), Moliage (sejenis kapak batu dengan ujung dari besi) dan Wim (busur panah).


Sistem Kesenian Dan Kerajinan Suku Dani

Kesenian masyarakat suku bangsa Dani dapat dilihat dari cara membangun rumah dan beberapa bangunan suku bangsa Dani antara lain sebagai berikut.


rumah dani

  • Honae ialah merupakan rumah adat suku bangsa Dani, Honae berbentuk bulat dan atapnya berasal dari rumput kering.
  • Ebeai ialah rumah wanita, ebe artinya tubuh/pusat dan ai artinya rumah.
  • Wamai ialah kandang babi yang berbentuk persegi panjang dan disekat sebanyak jumlah ebeai.

Kerajinan masyarakat suku bangsa Dani antara lain korok; alat sejenis parang, sage; alat sejenis tugal untuk melubangi tanah, moliage: sejenis kapak batu dengan ujung dari besi dan wim: busur panah. Peralatan-peralatan tersebut biasanya diberi hiasan atau diukir agar nampak indah.