Lordosis Adalah: Pengertian, Penyebab, Serta Perbedaannya Dengan Kifosis dan Skoliosis

Tubuh manusia merupakan rangkaian dari bagian-bagian lain yang saling menyatu sedemikian rupa. Bagian-bagian tersebut memiliki fungsinya sendiri, seperti mata untuk melihat, jantung untuk memompa darah, paru-paru untuk bernafas, atau tulang punggung untuk mempertahankan struktur tubuh.

Ya, tulang punggung manusia sengaja dirancang dengan bentuk agak melengkung di bagian punggung atas, bawah, dan leher agar dapat berfungsi maksimal. Yaitu untuk membuat kepala dan panggul tetap sejajar, menopang area kepala, mempertahankan struktur tubuh, dan memudahkan kita bergerak atau membungkuk.

Jika bentuk ini berubah karena satu dan lain hal, maka fungsi tulang punggung akan terganggu dan kita akan merasakan gejala-gejala tertentu tergantung perubahan pada bentuk tulang punggung nya.

Salah satu gangguan kelainan tulang punggung adalah lordosis. Ini adalah kelainan yang terjadi ketika tulang belakang di bagian punggung bawah terlalu melengkung ke depan. Dalam artikel ini kita akan membahas lebih jauh lagi tentang lordosis. Simak baik-baik, ya!

Pengertian Lordosis

Secara singkat, lordosis adalah sebuah penyakit kelainan tulang belakang yang muncul akibat bagian bawah tulang belakang terlalu melengkung ke dalam. Kondisi seperti ini disebut juga dengan istilah swayback. 

Lengkungan yang berlebihan ini dapat membuat area perut menonjol ke depan karena terdorong oleh tulang belakang bagian bawah yang melengkung terlalu ke dalam. Selain itu, area pinggul juga jadi sedikit menonjol ke atas dan ke belakang.

Perbedaan Lordosis, Kifosis dan Skoliosis

Selain lordosis, masih ada gangguan kelainan tulang belakang lain yang sering dibahas, yaitu kifosis dan juga skoliosis. Apa perbedaan di antara ketiganya? Perbedaan utamanya terletak pada posisi pembengkokan tulang.

Jika tulang punggung membengkok ke depan, maka disebut dengan lordosis. Sementara jika membengkoknya ke arah belakang, maka disebut kifosis. Dan jika membengkok nya ke arah kiri atau kanan, maka disebut skoliosis.

Penyebab Lordosis

Umumnya, dokter tidak dapat mengetahui secara pasti apa yang menyebabkan seorang pasien mengalami lordosis. Akan tetapi, dalam beberapa kasus, lordosis dapat terjadi karena:

1. Obesitas

Obesitas atau kelebihan berat badan sangat berpotensi mempengaruhi postur tubuh serta memberikan tekanan yang berlebihan kepada tulang belakang. Karena itu, penderita obesitas lebih beresiko mengalami lordosis.

2. Osteoporosis

Osteoporosis dapat mengakibatkan tulang punggung bagian bawah keropos dan lebih mudah melengkung ketika sedang menahan berat tubuh. Biasanya lordosis karena osteoporosis dialami oleh orang yang sudah berusia lanjut.

3. Kehamilan

Seperti obesitas, kehamilan juga dapat mempengaruhi postur tubuh tubuh. Termasuk membuat tulang punggung bagian bawah terlalu melengkung ke dalam. Meski begitu, lordosis yang diakibatkan oleh kehamilan akan sembuh dengan sendirinya setelah bayi lahir.

4. Spondylolisthesis

Spondylolisthesis merupakan kondisi tulang belakang yang tidak sejajar karena bergeser dari tempatnya. Kondisi ini berpotensi menyebabkan tulang punggung bagian bawah lebih mudah melengkung ke dalam.

5. Postur tubuh yang jelek

Postur tubuh yang jelek ketika duduk atau mengangkat berat juga dapat meningkatkan resiko terkena lordosis.

6. Cedera, kecelakaan, atau jatuh

Lordosis juga bisa disebabkan oleh cedera saat berolahraga, kecelakaan atau jatuh dari tempat yang tinggi. Biasanya lordosis terjadi karena tulang belakang yang patah.

7. Gangguan neuromuskular

Gangguan neuromuskular atau gangguan fungsi saraf dan otot juga bisa menyebabkan lordosis. Misalnya seperti distrofi otot, cerebral palsy, atau yang lainnya.

8. Achondroplasia

Penyebab yang terakhir adalah Achondroplasia atau gangguan pertumbuhan tulang sehingga penderitanya terlihat kerdil dan tubuhnya tidak proporsional.

Jenis-Jenis lordosis

Para ahli kesehatan, membagi lordosis menjadi lima jenis, yaitu lordosis postural, lordosis kongenital, lordosis neuromuskular, dan Laminektomi pascabedah hiperlordosis. Berikut penjelasan singkat untuk setiap jenis-jenisnya biar kamu mengerti lagi:

1. Lordosis postural

Lordosis postural adalah kelainan tulang belakang yang sering terjadi karena kelebihan berat badan, terutama jika area perut dan lumbar lebih maju ke depan. Selain itu, bisa juga terjadi saat otot punggung dan otot perut lemah sehingga tidak mampu menopang tulang belakang dengan baik.

2. Lordosis kongenital atau trauma

Lordosis kongenital adalah kondisi ketika tulang belakang janin yang sedang dalam kandungan berkembang secara tidak sempurna. Pada akhirnya, tulang belakang nya menjadi cacat dan lemah sehingga bisa melengkung dengan berlebihan.

Tak hanya cacat sejak dari bayi, lordosis juga bisa dipicu oleh cedera saat berolahraga, kecelakaan, atau jatuh dari tempat yang tinggi.

3. Lordosis neuromuskuler

Ini adalah jenis kelainan tulang yang diakibatkan oleh terganggunya fungsi otot dalam tubuh. Misalnya seperti cerebral palsy atau distrofi otot.

4. Lordosis sekunder dari kontraktur fleksi pinggul

Jenis lordosis yang satu ini umumnya diakibatkan oleh pemendekan sendi dan otot pada sendi panggul secara permanen (kontraktur). Hal ini bisa terjadi karena cedera, infeksi, atau keseimbangan otot yang terganggu.

5. Laminektomi pascabedah hiperlordosis

Jenis lordosis yang terakhir ini sering terjadi setelah operasi laminektomi. Laminektomi merupakan operasi pengangkatan tulang belakang agar dapat mengakses akar saraf atau tulang belakang.

Operasi ini dapat membuat tulang belakang tidak stabil dan punggung bawah terlalu melengkung (hiperlordotik).

Gejala Lordosis

Salah satu gejala lordosis yang paling umum adalah nyeri otot yang muncul ketika tulang punggung melengkung secara tidak normal. Akibatnya, otot tertarik ke berbagai arah dan menjadi lebih tegang. Selain itu, masih ada beberapa gejala lain yang mungkin dirasakan oleh pasien penderita lordosis, di antaranya:

  • Pergerakan di sekitar leher atau punggung bagian menjadi terbatas
  • Bokong tampak lebih menonjol
  • Mati rasa
  • Badan terasa lemah
  • Kesulitan mengontrol buang air kecil dan buang air besar
  • Kesemutan
  • Tubuh bagian atas sampai perut lebih maju ke depan
  • Ketika dilihat dari samping, terlihat lekukan di area perut sampai ke pinggang
  • Sulit terlentang pada saat tidur karena area punggung tidak bisa menempel dengan lantai secara sempurna akibat terhalang oleh bokong.
Baca Juga :  Lebih Sehat! Ini Manfaat Susu Jahe Untuk Tubuh

Perlu diingat, gejala lordosis antara pasien yang satu dan yang lainnya berbeda-beda. Akan tetapi, jika kamu mulai merasakan gejala fisik disertai adanya perubahan penampilan pada tulang belakang, sangat disarankan untuk segera melakukan pemeriksaan ke dokter. Karena semakin cepat terdeteksi, pengobatannya akan menjadi semakin mudah.