Surat Maryam Ayat 1-11 Bahasa Arab, Latin, dan Artinya

Surat yang ada di dalam Al-Quran memiliki banyak sekali makna dan nilai-nilai kehidupan yang baik untuk diri sendiri dan orang lain. Setiap surat berisi berbagai macam kisah yang pernah terjadi di masa lalu dan memiliki nilai kehidupan. Salah satu surat yang penuh dengan makna dan mengisahkan suatu peristiwa di masa lalu adalah surat Maryam ayat 1-11.

Lalu, apakah kamu sudah mengetahui bacaan surat Maryam ayat 1-11? Di artikel ini, kita akan membahas lebih lanjut lagi seputar surat Maryam ayat 1-11. Jadi, tetap simak ulasan ini sampai selesai, ya.

Tentang Qur’an Surat Maryam Ayat 1-11

Al Qur’an adalah salah satu dari firman Allah SWT sebagai penyempurna firman Allah SWT yang sebelumnya diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai pedoman umat Islam dalam menjalankan kehidupan sehari-hari. Pada saat kita membacanya ada rasa hati yang tenang dan tentunya bernilai ibadah di hadapan Allah SWT. Qur’an Surat Maryam dapat dibaca untuk orang yang sedang hamil.

Yang terkandung dalam Qur’an Surat Maryam adalah untuk ibu hamil akan mempercantik paras bayi yang sedang dikandung jika sedang hamil anak perempuan. Qur’an Surat Maryam ayat 1-11 membahas tentang keteladanan Nabi Zakaria yang berdoa memohon diberikan anak. Kisah Nabi Zakaria ini merupakan contoh inspirasi bagi umat Islam, panduan bermunajat kepada Allah SWT agar dikaruniai buah hati saleh atau salehah.

Qur’an Surat Maryam sendiri di dalam urutan mushaf Al Qur’an merupakan surat ke 19 yang terdiri dari 98 ayat diturunkan di Mekkah karenanya disebut surat Makkiyah. Buah hati adalah salah satu hal yang penting dalam keinginan untuk berumah tangga. Nah, salah satu bahasan penting dalam surah Maryam adalah kisah Nabi Zakaria yang tidak putus asa berdoa kepada Allah SWT agar dikaruniai buah hati. Ia tetap berdoa meskipun sadar bahwa istrinya mandul dan lanjut usia.

Umat Islam kerap mengenakan kisah Nabi Zakaria ini sebagai pelajaran agar terus berusaha, ikhtiar serta diiringi doa. Tidak ada yang mustahil bagi Allah SWT agar terus berusaha, ikhtiar serta diiringi doa untuk dapat mempunyai keturunan. Yang meminta dikaruniai anak juga dialami oleh Nabi Ibrahim. Sementara itu istrinya Sarah merupakan seorang yang sudah tua dan mandul. Tetapi, istrinya Sarah merupakan sosok yang juga mandul dan sudah tua.

Tetapi berkat doa, usaha dan baik sangka kepada Allah SWT, Nabi Zakaria dan Nabi Ibrahim dikaruniai anak yang nantinya juga menjadi Nabi dan Rasul penyebar Islam. Anak dari Nabi Ibrahim adalah Nabi Ishak AS dan Nabi Zakaria dikaruniai anak diberi nama Nabi Yahya AS. Terdapat beberapa sejumlah doa agar dikaruniai anak yang shaleh dan shalehah.

Bagi Anda yang sedang menanti buah hati, surat yang satu ini pasti sudah tak asing lagi di telinga. Sebab, surat ini kerap diamalkan para pasutri yang ingin mendapat momongan atau sedang menunggu kelahiran buah hatinya.

Surat yang dimaksud adalah Surat Maryam. Surat Maryam adalah surat ke-19 dalam Al quran yang sering dianjurkan membacanya ketika sedang hamil atau saat ingin segera hamil. Bagi wanita yang sedang hamil, biasanya disunahkan untuk mengamalkan Surat Maryam ayat 1-11 setiap saat atau setiap selesai shalat 5 waktu.

Pokok dari isi bacaan Surat Maryam 1-11 ini berisi tentang kisah Nabi Zakaria AS. Dikisahkan dalam Al Quran, Nabi Zakaria AS sangat mendambakan seorang putra karena di usianya yang sudah senja belum juga diberikan momongan.

Untuk itu, Nabi Zakaria AS pun bermunajat kepada Allah SWT untuk meminta ridho agar kelak ia dan sang istri diberikan keturunan. Lalu, Allah SWT pun memberikannya karunia seorang putra meskipun saat itu Nabi Zakaria AS sudah sangat tua dan istrinya adalah seorang yang mandul.

Bacaan Qur’an Surat Maryam 1-11

Beberapa bacaan berikut Qur’an Surah Maryam ayat 1-11 dalam bahasa Arab, latin dan terjemahan yaitu:

Ayat 1

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

كۤهٰيٰعۤصۤ ۚ .1

Ayat 2

Kaf Ha Ya ‘Ain Shod

  1. ذِكْرُ رَحْمَتِ رَبِّكَ عَبْدَهٗ زَكَرِيَّا ۚ

Zikru raḥmati rabbika ‘abdahụ zakariyyā

Artinya: “Yang dibacakan ini adalah) penjelasan tentang rahmat Tuhanmu kepada hamba-Nya, Zakaria,”

Ayat 3

  1. اِذْ نَادٰى رَبَّهٗ نِدَاۤءً خَفِيًّا

Iż nādā rabbahụ nida`an khafiyyā

Artinya: “(Yaitu) ketika dia berdoa kepada Tuhannya dengan suara yang lembut.”

Ayat 4

  1. قَالَ رَبِّ اِنِّيْ وَهَنَ الْعَظْمُ مِنِّيْ وَاشْتَعَلَ الرَّأْسُ شَيْبًا وَّلَمْ اَكُنْۢ بِدُعَاۤىِٕكَ رَبِّ شَقِيًّا

Qāla rabbi innī wahanal-‘aẓmu minnī wasyta’alar-ra`su syaibaw wa lam akun bidu’aika rabbi syaqiyyā

Artinya: “Dia (Zakaria) berkata, “Ya Tuhanku, sungguh tulangku telah lemah dan kepalaku telah dipenuhi uban, dan aku belum pernah kecewa dalam berdoa kepadaMu, ya Tuhanku.”

Ayat 5

  1. وَاِنِّيْ خِفْتُ الْمَوَالِيَ مِنْ وَّرَاۤءِيْ وَكَانَتِ امْرَاَتِيْ عَاقِرًا فَهَبْ لِيْ مِنْ لَّدُنْكَ وَلِيًّا ۙ

Wa innī khiftul-mawāliya miw waraa`ī wa kānatimra`atī ‘āqiran fa hab lī mil ladunka waliyyā

Artinya: “Dan sungguh, aku khawatir terhadap kerabatku sepeninggalku, padahal istriku seorang yang mandul, maka anugerahilah aku seorang anak dari sisi-Mu”

Ayat 6

  1. يَّرِثُنِيْ وَيَرِثُ مِنْ اٰلِ يَعْقُوْبَ وَاجْعَلْهُ رَبِّ رَضِيًّا

Yariṡunī wa yariṡu min āli ya’qụba waj’alhu rabbi raḍiyyā

Artinya: “Yang akan mewarisi aku dan mewarisi dari keluarga Yakub; dan jadikanlah dia, ya Tuhanku, seorang yang diridhai.”

Ayat 7

  1. يٰزَكَرِيَّآ اِنَّا نُبَشِّرُكَ بِغُلٰمِ ِۨاسْمُهٗ يَحْيٰىۙ لَمْ نَجْعَلْ لَّهٗ مِنْ قَبْلُ سَمِيًّا

Yā zakariyya innā nubasysyiruka bigulāminismuhụ yaḥyā lam naj’al lahụ ming qablu samiyyā

Artinya: “(Allah berfirman), “Wahai Zakaria! Kami memberi kabar gembira kepadamu dengan seorang anak laki-laki namanya Yahya, yang Kami belum pernah memberikan nama seperti itu sebelumnya.”

Ayat 8

  1. قَالَ رَبِّ اَنّٰى يَكُوْنُ لِيْ غُلٰمٌ وَّكَانَتِ امْرَاَتِيْ عَاقِرًا وَّقَدْ بَلَغْتُ مِنَ الْكِبَرِ عِتِيًّا

Qāla rabbi annā yakụnu lī gulāmuw wa kānatimra`atī ‘āqiraw wa qad balaghtu minal-kibari ‘itiyyā

Artinya: “Dia (Zakaria) berkata, “Ya Tuhanku, bagaimana aku akan mempunyai anak, padahal istriku seorang yang mandul dan aku (sendiri) sesungguhnya sudah mencapai usia yang sangat tua?”

Ayat 9

  1. قَالَ كَذٰلِكَۗ قَالَ رَبُّكَ هُوَ عَلَيَّ هَيِّنٌ وَّقَدْ خَلَقْتُكَ مِنْ قَبْلُ وَلَمْ تَكُ شَيْـًٔا

Qāla każālik, qāla rabbuka huwa ‘alayya hayyin wa qad khalaqtuka min qablu wa lam taku syai`ā

Artinya: “(Allah) berfirman, “Demikianlah.” Tuhanmu berfirman, “Hal itu mudah bagi-Ku; sungguh, engkau telah Aku ciptakan sebelum itu, padahal (pada waktu itu) engkau belum berwujud sama sekali.”

Ayat 10

  1. قَالَ رَبِّ اجْعَلْ لِّيْٓ اٰيَةً ۗقَالَ اٰيَتُكَ اَلَّا تُكَلِّمَ النَّاسَ ثَلٰثَ لَيَالٍ سَوِيًّا

Qāla rabbij’al lī āyah, qāla āyatuka allā tukallimun-nāsa ṡalāṡa layālin sawiyyā

Artinya: “Dia (Zakaria) berkata, “Ya Tuhanku, berilah aku suatu tanda.” (Allah) berfirman, “Tandamu ialah engkau tidak dapat bercakap-cakap dengan manusia selama tiga malam, padahal engkau sehat.”

Ayat 11

  1. فَخَرَجَ عَلٰى قَوْمِهٖ مِنَ الْمِحْرَابِ فَاَوْحٰٓى اِلَيْهِمْ اَنْ سَبِّحُوْا بُكْرَةً وَّعَشِيًّا

Fa kharaja ‘alā qaumihī minal-miḥrābi fa auḥaa ilaihim an sabbiḥụ bukrataw wa ‘asyiyyā

Artinya: “Maka dia keluar dari mihrab menuju kaumnya, lalu dia memberi isyarat kepada mereka; bertasbihlah kamu pada waktu pagi dan petang”

Tafsir Surat Maryam Ayat 1-11

Berikut tafsir singkat dari Surat Maryam Ayat 1-11 oleh Kemenag yaitu :

  1. Bila Surah al-Kahf ditutup dengan penegasan tentang luasnya ilmu Allah dan perintah untuk berbuat kebajikan dan bertauhid dalam ibadah kepada-Nya, maka Surah Maryam mengingatkan kembali manusia tentang ilmu Allah lainnya yang terkandung dalam berbagai ayat Al-Qur’an, seperti Kàf Hà Yà ‘Ain Sàd. Makna sesungguhnya dari ayat ini hanya diketahui oleh Allah. Tujuannya adalah menggugah perhatian manusia tentang Al-Qur’an yang penuh hikmah dan tuntunan.
  2. Wahai Nabi Muhammad, apa yang dibacakan kepadamu ini adalah penjelasan tentang rahmat Tuhanmu Yang Maha Pengasih kepada hamba-Nya, Zakaria, insan pilihan yang saleh dan taat beribadah.
  3. Yaitu rahmat Tuhanmu kepadanya ketika dia berdoa dengan khusyuk kepada Tuhannya dan mengajukan permohonan yang disampaikannya dengan suara yang lembut dan penuh pengharapan.
  4. Dengan santun dan suara yang lembut dia berkata, “Ya Tuhanku Yang Maha Pengasih dan Maha Pemelihara, sungguh kini tulang belulangku telah menjadi lemah sehingga aku sering merasa letih, dan rambut kepalaku telah memutih seperti perak karena dipenuhi uban, pertanda bahwa aku telah berusia senja. Namun, aku tidak pernah putus asa dan aku belum pernah kecewa dalam berdoa kepada-Mu, ya Tuhanku. Engkau adalah Zat yang tidak pernah mengecewakan siapa pun.
  5. Dan sungguh, di masa tuaku ini aku selalu merasa khawatir terhadap kerabatku sepeninggalku kelak bila Engkau memanggilku, padahal istriku seorang yang mandul sejak masa mudanya, maka anugerahilah aku dengan rahmat dan kasih sayang-Mu seorang anak dari sisi-Mu yang akan melanjutkan keturunan dan menggantikanku menyebarkan hukum dan ajaran-Mu.
  6. Ya Tuhanku, aku berharap anak itu kelak menjadi penerusku yang akan mewarisi aku dalam tugas-tugasku sebagai penyeru umat dan mewarisi dari keluarga Yakub yang melanjutkan tradisi dan agama Nabi Ibrahim. Kabulkanlah doaku dan jadikanlah dia, ya Tuhanku, seorang yang selalu diridhoi dan dirahmati.”
  7. Allah mengabulkan doa Nabi Zakaria. Allah berfirman, “Wahai Zakaria, Kami memperkenankan doamu. Melalui perantaraan Jibril, Kami memberi kabar gembira kepadamu dengan menganugerahimu seorang anak laki-laki yang namanya Yahya. Nama ini merupakan sebutan yang Kami belum pernah memberikan nama seperti itu sebelumnya kepada siapa pun.”
  8. Mendengar berita gembira itu Nabi Zakaria heran dan bertanya pada diri sendiri tentang kemungkinannya. Dia berkata, “Ya Tuhanku Yang Maha Pemurah, bagaimana mungkin aku akan bisa mempunyai anak seperti yang Engkau beritakan, padahal istriku sejak masa mudanya dahulu adalah seorang yang mandul dan aku sendiri sesungguhnya sudah mencapai usia yang sangat tua yang pada lazimnya tidak mungkin memperoleh anak lagi?”
  9. Menjawab keheranan Zakaria, Allah berfirman, “Demikianlah. Benar bahwa engkau telah lanjut usia dan istrimu mandul.” Memastikan kehendak-Nya, Tuhanmu berfirman, “Wahai Zakaria, sungguh hal itu, yaitu memberimu anak dalam kondisimu yang seperti itu, adalah hal mudah bagi-Ku sebagaimana Aku menciptakan manusia dalam keadaan normalnya. Sungguh, engkau tidak perlu heran karena engkau telah Aku ciptakan sebelum itu, padahal pada waktu itu engkau sama sekali belum berwujud sebagai apa pun.”
  10. Berita itu menggembirakan sekaligus mengejutkan Nabi Zakaria. Untuk memastikannya, dia berkata, “Ya Tuhanku, berilah aku suatu tanda yang menambah keyakinanku pada berita itu. Bukan aku tidak percaya akan kekuasaan-Mu, namun ini adalah hal yang luar biasa bagiku.” Menjawab permohonan Nabi Zakaria, Allah berfirman, “Tanda yang Aku berikan kepadamu agar kau percaya sepenuhnya ialah bahwa engkau tidak akan dapat bercakap-cakap dengan manusia di sekelilingmu selama tiga hari tiga malam, kecuali dengan memberi isyarat, padahal sesungguhnya engkau sehat dan tidak menderita penyakit apa pun.”
  11. Mendengar janji dan anugerah Allah, maka dia keluar dari mihrab tempatnya berdoa menuju kaumnya yang sudah lama menunggu, lalu dia memberi isyarat kepada mereka tanpa berbicara sepatah kata pun karena Allah telah menahan kemampuannya untuk berbicara. Dengan isyarat itu dia memberi pesan kepada kaumnya, “Bertasbihlah kamu kepada Allah dengan ketundukan hati dan ketulusan niat pada waktu pagi dan petang.”
Baca Juga :  Pengertian Sabar, Contoh, dan Manfaatnya dalam Kehidupan

Demikian pembahasan tentang surat Maryam ayat 1-11 hingga tafsirnya. Semoga semua pembahasan di atas bermanfaat untuk kamu, ya.