Pengertian dan Contoh Sunnah Muakkad

Agama Islam merupakan agama yang komplit. Dalam Islam, diwajibkan untuk melaksanakan shalat lima waktu. Selain itu, terdapat ibadah lainnya yang bisa dilakukan, mengaji, sedekah, shalat sunnah, dan masih banyak lagi.

Shalat sunnah yaitu berbagai jenis shalat yang dianjurkan untuk dikerjakan, akan tetapi kita tidak diwajibkan. Bagi seorang muslim tentunya tidak berdosa apabila tidak melaksanakan shalat sunnah. Tetapi, apabila ingin melaksanakannya akan mendapatkan pahala.

Selain Al-Quran, Rasulullah shalallahu alaihi wassalam meninggalkan sebuah petunjuk berupa sunnah, seperti halnya sunnah muakkad. Hal ini dilakukan supaya umat Islam dapat mengikuti perintah Allah serta menjauhi setiap larangannya.

Shalat sunnah yang terbagi menjadi dua, yaitu shalat sunnah muakkad dan shalat sunnah ghairu muakkad. Shalat sunnah muakkad merupakan shalat sunnah yang dianjurkan dengan penekanan yang kuat atau hampir mendekati wajib. Sedangkan beda halnya dengan shalat sunnah ghairu muakkad yang merupakan shalat sunnah dianjurkan tanpa harus ada anjuran dengan penekanan kuat.

Sunnah muakkad secara sederhana bisa diartikan sebagai suatu amalan yang apabila dikerjakan sebagai penyempurna dalam suatu ibadah serta diwajibkan untuk melakukan sebab tingkatannya yang hampir mendekati ibadah wajib.

Lalu, apa yang dimaksud dengan sunnah muakkad? Dan apa saja contoh sunnah muakkad? Yuk mari kita cari tahu bersama-sama pada artikel ini.

Sunnah Muakkad

Sunnah muakkad menurut para ulama Hanafiyah yaitu semakna dengan shalat yang wajib. Tetapi, memiliki tingkatan yang sedikit dibawah fardhu, yaitu segala sesuatu yang ditetapkan oleh dalil akan tetapi masih memiliki kesamaran.

Sunnah Muakkad juga dikenal dengan istilah fardhu amali. Artinya, segala perbuatan yang diposisikan sebagai fardhu dalam pengalaman, sehingga mengharuskan adanya tertib dan qadha (bila ditinggalkan).

Dalam ilmu fiqih, sunnah muakkad dimaknai sebagai amalan sunnah yang dilaksanakan untuk menyempurnakan ibadah wajib dan dianjurkan untuk dikerjakan, tingkatannya sedikit di bawah ibadah fardhu atau wajib.

Akan tetapi, tidak harus diyakini sunnah muakkad adalah fardhu. Dalam ilmu ushul fiqih dijelaskan,

وهو الذي يكون فعله مكملا ومتمما للواجبات الدينية كالأذان والإقامة والصلاة المفروضة في جماعة

Artinya: “Yaitu adalah Sunnah yang dilakukan untuk melengkapi dan menyempurnakan kewajiban agama seperti adzan, iqamah dan shalat fardhu berjamaah.”

Ibadah sunnah muakkad juga dikerjakan oleh Nabi SAW secara rutin dan berkesinambungan serta diiringi dengan adanya motivasi penuh untuk beribadah kepada Allah SWT.

Contoh Sunnah Muakkad

  • Shalat Dhuha

Shalat sunnah dhuha merupakan salah satu shalat penarik rezeki yang disunnahkan untuk tidak mengerjakannya dengan berjamaah, melainkan shalat sendiri. Shalat sunnah dhuha dapat dikerjakan 2 sampai 12 rakaat sekali dalam melakukannya. Pada umumnya, shalat ini dilakukan setelah matahari terbit sampai menjelang waktu shalat dzuhur.

Ibadah sunnah ini dapat dilaksanakan setelah matahari terbit sampai menjelang waktu shalat dzuhur. Estimasi waktu yab terbaik dalam menunaikan ibadah shalat dhuha di Indonesia, yaitu sekitar pukul 08.00-11.00. Terdapat manfaat yang didapatkan dari mengerjakan shalat sunnah ini. Bagi siapa saja yang mengerjakan shalat dhuha, Allah SWT akan membangunkan rumah indah terbuat dari emas kelak di surga.

Ada pula yang menyebutkan bahwa, setiap muslim maupun muslimah yang telah menunaikan shalat dhuha akan memperoleh pahala seperti halnya mengerjakan ibadah umrah.

Manfaat yang paling terkenal dari menunaikan ibadah shalat dhuha yaitu akan mendapatkan kemudahan rezeki. Hal ini karena, umat Islam yang mengerjakan shalat dhuha akan mendapatkan harta ghanimah atau harta rampasan perang dengan cara yang cepat.

Selain bisa mendapatkan keberkahan dan kemudahan dalam mencari rezeki, ibadah shalat dhuha juga bisa membantu dalam mempermudah melakukan pekerjaan sehari-hari.

Merujuk salah satu hadis yang diriwayatkan Hakim dan Thabrani, Rasulullah Saw bersabda, “Wahai anak Adam, jangan sekali-kali engkau malas mengerjakan empat rakaat pada waktu permulaan siang (sholat dhuha) niscaya pasti akan aku cukupkan kebutuhanmu pada akhir harinya.”

  • Sholat Tahajud

Sholat tahajud juga menjadi salah satu shalat sunnah paling terkenal untuk membantu dalam menyelesaikan urusan dunia. Shalat sunnah ini dapat dikerjakan saat manusia telah bangun dari tidurnya pada malam hari meskipun hanya singkat.

Sangat dianjurkan apabila hendak dalam melaksanakan shalat sunnah ini, maka bisa dilaksanakan pada waktu sepertiga malam yang terakhir karena pada saat itulah waktu akan dikabulkannya setiap do’a.

Sholat tahajud merupakan shalat sunnah paling utama. Disebutkan dalam sebuah riwayat, Rasulullah SAW bersabda:

أَفْضَلُ الصَّلاَةِ بَعْدَ صَلاَةِ الْمَفْرُوْضَةِ، صَلاَةُ اللَّيْلِ

Artinya: “Shalat yang paling utama setelah shalat wajib adalah shalat yang dilakukan di malam hari.” (HR. Muslim).

Di antara waktu-waktu yang mustajab untuk berdoa yakni sepertiga malam. Sholat tahajud adalah satu di antara waktu tersebut. Sholat tahajud merupakan salah satu bentuk pendekatan diri dari hamba kepada Allah SWT.

Rasulullah SAW bersabda:

“Seorang hamba berada paling dekat dengan Rabbnya adalah ketika ia sedang bersujud. Maka perbanyaklah berdoa ketika itu.” (HR. Muslim).

Berikut pembagian waktu sholat tahajud:

Sepertiga pertama, yaitu kira-kira dari jam 20:30 sampai dengan jam 23:00.

Sepertiga kedua, yaitu kira kira dari jam 23:00 sampai dengan jam 1:30 dini hari.

Sepertiga ketiga, yaitu kira-kira dari jam 1.30 dini hari sampai dengan masuknya waktu subuh. Waktu ini adalah saat yang paling utama untuk mengerjakan sholat tahajud.

Disebutkan dalam sebuah riwayat, Rasulullah SAW bersabda:

أَفْضَلُ الصَّلاَةِ بَعْدَ صَلاَةِ الْمَفْرُوْضَةِ، صَلاَةُ اللَّيْلِ

Artinya: “Shalat yang paling utama setelah shalat wajib adalah shalat yang dilakukan di malam hari.” (HR. Muslim).

Doa yang dipanjatkan dalam shalat tahajud adalah doa yang paling didengarkan oleh Allah SWT. Sebagaimana disebutkan dalam sebuah riwayat, yaitu:

Dari Abu Umamah, ia berkata: Rasulullah ditanya, “Wahai Rasulullah, doa apakah yang paling didengar?” Beliau berkata: “Doa di tengah malam terakhir, serta setelah shalat-shalat wajib.” (HR. Tirmidzi).

Baca Juga :  Bacaan Doa Sujud Syukur dan Perbedaan Dengan Sujud Tilawah

Perintah dalam melaksanakan shalat tahajud sebagaimana Allah SWT berfirman dalam Al-Quran Surat Al-Isra ayat 79 sebagai berikut:

“Waminallaili fatahajjad bihi naafilatan laka ‘asaa ayyab’atsaka rabbuka maqomam mahmuuda”

Artinya: “Dan pada sebagian malam hari, sholat tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; mudah-mudahan Tuhanmu mengangkatmu ke tempat yang terpuji.” (QS. Al-Isra: 79).

Jumlah rakaat sholat tahajud paling sedikit dua rakaat dan paling banyak tidak terbatas. Sholat ini juga dapat dikerjakan satu malam suntuk. Bacaan dalam Sholat Tahajud adalah surat pendek.

Rasulullah SAW mengerjakan sholat tahajud dengan membaca surat pendek. Sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits, dari Aisyah ra. ia berkata, “Apabila bangun pada malam hari, Rasulullah SAW memulai shalat malamnya dengan mengerjakan sholat yang ringan, yaitu dengan bacaan surat yang pendek.” (HR. Muslim dan At-Tirmidzi).