Pengertian Resesi, Akibat, Penyebab, Dampak dan Cara Mengatasi Resesi Ekonomi Di Indonesia Lengkap

Pengertian Resesi, Akibat, Penyebab, Dampak dan Cara Mengatasi Resesi Ekonomi Di Indonesia Lengkap – Dalam ekonomi makro, Resesi atau Kemerosotan adalah kondisi dimana produk domestik bruto (GDP) menurun atau ketika pertumbuhan ekonomi riil bernilai negatif selama dua kuartal atau lebih dalam satu tahun. Resesi bisa mengakibatkan penurunan secara simultan pada seluruh aktivitas ekonomi seperti lapangan kerja, investasi, dan keuntungan perusahaan. Resesi sering diasosiasikan dengan turunnya harga (deflasi), atau kebalikannya, meningkatnya harga secara tajam (inflasi) dalam proses yang dikenal sebagai stagflasi. Resesi ekonomi yang berlangsung lama disebut dengan depresi ekonomi. Penurunan drastis tingkat ekonomi (biasanya akibat depresi parah, atau akibat hiperinflasi) disebut kebangkrutan ekonomi (economy collapse).

Akibat Resesi

Gejala kongjuntur terutama dirasakan di negara industri yang menganut sistem ekonomi bebas atau mixed. Ini disebabkan karena reaksi dunia bisnis lebih cepat dan sensitif, sedangkan permintaan masyarakat lebih elastis. Namun, Indonesia juga merasakan akibatnya, jika di luar negeri terjadi resesi. Misalnya, pada tahun 1979-1980 perekonomian dunia mengalami resesi melalui kegiatan impor ekspor, tentu saja ini mempengaruhi situasi ekonomi dalam negeri.

Berikut ini akibat resesi internasional pada perekonomian Indonesia, diantaranya:

  • Harga minyak bumi tidak dapat naik tapi cenderung turun.
  • Banyak komiditi ekspor mulai mengalami harga turun dan volume ekspor terkena dan juga, komiditi lainnya seperti lada, kopi, tapioka, rotan, bijih nikel, bauksit, dsb. Agak melemah dalam harganya. Nilai hasil ekspor nonmigas dalam ukuran riil dapat dikatakan akan menurun sedikit dan cenderungan masih berjalan terus.
  • Hasil ekspor barang industri seperti tekstil juga mengalami hambatan karena proteksionisme di luar negeri.
  • Resesi dunia masih berkelanjutan, baik di Amerika maupun Eropa dan Jepang. Akibat permintaan akan barang ekspor Indonesia tidak meningkat, bahkan merosot.
  • Tingkat bunga di Amerika tinggi. Akibatnya dolar lari ke Amerika; kedudukan $ meningkat dibandingkan dengan rupiah (Rp). Disamping menimbulkan spekulasi terhadap kemungkinan devaluasi rupiah, ekspor Indonesia menjadi lebih berat bersaing di pasar luar negeri.
  • Merosotnya harga minyak merupakan pukulan berat bagi perekonomian Indonesia, dana untuk pembangunan, yang dulu diabil dari penerimaan migas, sangat merosot.
  • Ekspor nonmigas juga terpukul, tidak meningkat seperti di harapkan belum bisa untuk mengimbangi kerugian dari kemerosotan harga minyak.
  • Cabang industri dalam negeri yang terpukul antara lain tekstil, otomotif, elektronika, bangunan/konstruksi.

Penyebab Resesi Ekonomi di Indonesia

Indonesia sebenarnya hanya korban dari resesi yang mengguncang Amerika sebagai raksasa dunia. Pengaruh resesi Amerika masuk ke Indonesia melalui bursa efek dan sektor riil. Melalui sektor riil, Amerika merupakan negara yang menyerap hampir 10% ekspor Indonesia atau terbesar kedua setelah Jepang, ini tentunya akan mengganggu volume ekspor Indonesia serta meruntuhkan perusahaan di Indonesia yang bergantung pada ekspor ke Amerika. Lemahnya ekspor akan menekan produksi di sektor riil, yang kemudian bisa menekan sektor keuangan.

Dampak Resesi Ekonomi bagi Indonesia

Secara umum, ada 3 dampak atau pengaruh krisis keuangan global terhadap Indonesia, diantaranya yaitu:

Pertama, ketidakstabilan kurs dolar akan langsung memukul sehingga kurs dolar akan mengakibatkan rupiah melemah dan akan memukul ekspor impor Indonesia.

Kedua, dari sisi tingkat suku bunga. Dengan ketidakstabilan dolar ini, suku bunga juga akan naik karena Bank Indonesia akan menarik rupiah ke dalam. Akibatnya akan terjadi inflasi akan meningkat. Dampak terhadap bank syariah adalah menjadi kurang kompetitif.

Ketiga, gabungan kurs dolar tinggi dan suku bunga baik berdampak dua hal. Investasi di sektor riil dalam akan ada yang batal. Dampak lainnya, investasi di saham. Banyak orang yang keluar dari bisnis saham pasar modal.

Pada awal krisis yang terimbas adalah bursa efek Indonesia yang rontok. Saat bursa di Amerika dan Eropa turun hingga 4 (empat) persen, Indonesia terpangkas dua kali lipatnya bahkan hingga 10 persen.

Transmisi dampaknya ke sektor riil mungkin lebih parah saat rupiah melemah terhadap dolar AS. Para pengusaha akan kesulitan likuiditas. Akibat yang mungkin terjadi juga Indonesia dijadikan sasaran dumping barang ekspor dari negara lain. Jika barang yang semula akan diekspor ke AS lalu batal karena terjadi resesi, maka yang harus dikhawatirkan yaitu jika masuknya barang tersebut ke Indonesia dilakukan secara ilegal.

Cara Mengatasi Resesi Ekonomi

Dampak resesi ekonomi dapat berimbas pada neraca pembayaran dari sisi ekspor maupun impor, serta pengaruh pada pasar saham dan pasar uang. Akan tetapi, dari beberapa dampak yang sudah bisa diidentifikasi, pemerintah sudah melakukan berbagai kebijakan fiskal. Kebijakan tersebut diantaranya yaitu penurunan bea masuk, pemberian subsidi dan menciptakan insentif agar perusahaan atau sektor usahanya tidak terbebani terlalu besar. Sedangkan di bidang moneter keputusan yang diambil Bank Indonesia (BI) yaitu mempertahankan suku bunga acuan BI rate di level 9,5.

Hal tersebut dilakukan BI agar dapat mencapai keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dengan upaya menjaga stabilitas moneter. Di Indonesia, tekanan inflasi mulai mereda, walaupun laju inflasi masih cukup tinggi mencapai 11,77% year on year. BI tidak mengubah BI rate dengan memprioritaskan menahan ekspektasi inflasi serta menjaga kurs rupiah agar tidak melemah makin dalam.

Baca Juga :  Pengertian Demokrasi Terpimpin, Latar Belakang, Ciri-Ciri dan Dampak Demokrasi Terpimpin Di Indonesia

Demikian artikel pembahasan tentang “Pengertian Resesi, Akibat, Penyebab, Dampak dan Cara Mengatasi Resesi Ekonomi Di Indonesia Lengkap“, semoga bermanfaat dan jangan lupa ikuti postingan kami berikutnya.