Kesehatan Mental: Diagnosis Penyakit hingga Cara Menjaga

Peristiwa dalam kehidupan seseorang bisa mempengaruhi kepribadian dan kesehatan mental. Berbagai peristiwa itu bisa berupa pelecehan  saat masih anak-anak, kekerasan dalam rumah tangga, atau stres berat jangka panjang. Gangguan atau penyakit mental akan muncul bisa kesehatan mental terganggu. Gangguan itu bisa berupa cara seseorang berhubungan dengan orang lain, menangani stres, membuat pilihan, dan memicu hasrat untuk menyakiti diri sendiri.

Apa Itu Kesehatan Mental?

Mengutip Wikipedia, kesehatan mental atau kesehatan jiwa adalah tingkatan kesejahteraan psikologis atau ketiadaan gangguan jiwa. Secara umum, kesehatan jiwa memiliki beberapa jenis kondisi yakni ‘kondisi sehat’, ‘gangguan kecemasan’, ‘stres’, dan ‘depresi’.

Lebih lanjut, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menyebut bahwa kesehatan jiwa yang baik adalah kondisi ketika batin saat berada dalam keadaan tentram dan tenang. Jadi memungkinkan kita untuk menikmati kehidupan sehari-hari dan menghargai orang lain di sekitar.

Data Gangguan Kesehatan Mental di Indonesia

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), 79 persen kasus bunuh diri terjadi di negara berpenghasilan rendah dan menengah pada 2016. Untuk kasus di Indonesia, dr Fidiansyah, Sp.Kj, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Masalah Kesehatan Jiwa dan Napza Kementerian Kesehatan RI, menyebut setiap hari setidaknya ada lima orang yang bunuh diri. Orang-orang yang berada pada usia produktif rentan mengalami depresi yang berujung pada bunuh diri.

Soal pencegahan maupun penanganannya gangguan jiwa, Indonesia menjadi salah satu negara yang terburuk. Dari hasil Survei Global Health Data Exchange tahun 2017, terdapat 27,3 juta orang di Indonesia mengalami masalah kejiwaan. Artinya, satu dari sepuluh orang mengidap gangguan kesehatan jiwa.

Jumlah penderita gangguan kesehatan mental di Indonesia tertinggi dibanding di Asia Tenggara. Penderita gangguan jiwa tertinggi yakni kecemasan (anxiety disorder) yang jumlah pengidapnya 8,4 juta jiwa, lalu ada gangguan depresi yang jumlah pengidapnya 6,6 juta, dan gangguan perilaku yakni sebanyak 2,1 juta orang.

Pada 2013, Data Riset Kesehatan Dasar Kementerian Kesehatan menyebut prevalensi gangguan jiwa berat seperti skizofrenia mencapai 1,2 per seribu orang penduduk. Maksudnya, terdapat 1-2 orang yang menderita skizofrenia setiap 1.000 penduduk. Sedangkan gangguan mental emosional tercatat 6 persen. Walau begitu, enggak ada penjelasan klasifikasi gangguan mental emosional. Tentunya hal itu amat diperlukan karena spektrum gangguan kesehatan mental sangat beragam dan luas.

Sudah tahu kan apa itu kesehatan mental beserta gangguannya?

Alasan Pentingnya Kesehatan Mental

Kesehatan mental remaja maupun orang dewasa yang terjaga tidak hanya mencegah gangguan mental, melainkan juga membuat kamu sejahtera dan bisa berfungsi dengan baik dalam lingkungan. World Health Organization (WHO) mencatat setidaknya ada empat kriteria yang jadi pertanda terjaganya kesehatan mental yaitu:

  • Bisa bekerja secara produktif
  • Mampu mengatasi berbagai stres dan masalah kehidupan
  • Bisa menggali potensi diri
  • Berkontribusi terhadap masyarakat sekitar

Tidak hanya itu, terdapat pula beberapa kondisi yang menandakan kesehatan mental terjaga yakni diselimuti percaya diri saat bertemu orang baru, rasa optimis, tidak menyalahkan diri sendiri sampai merasa bangga akan sesuatu yang dimiliki.

Menurut para ahli WHO, kesehatan dideskripsikan sebagai suatu kesatuan yang mencakupi fisik, mental, dan kesejahteraan. Itu sebabnya kita tidak boleh menyepelekan pentingnya kesehatan mental. Terdapat berbagai alasan pentingnya menjaga kesehatan mental yang patut kamu ketahui yakni:

1. Menurunkan risiko gangguan kecemasan

Mendeteksi gangguan kesehatan mental sejak dini membantu kita menghindari dari berbagai masalah mental. Salah satunya adalah gangguan kecemasan yang dialami oleh banyak orang. Sejatinya gangguan cemas merupakan respons alami tubuh dalam menghadapi stres.

Tidak hanya berdampak buruk pada kesehatan mental, gangguan ini juga berdampak pada masalah kesehatan fisik. Orang yang mengalami gangguan ini bisa mengalami detak jantung dan napas cepat, menyebabkan sakit kepala, ketegangan otot, sampai keringat berlebih.

Itu sebabnya kita perlu memahami pentingnya kesehatan mental supaya berbagai gangguan mental bisa dihindari atau diatasi.

2. Menjaga suasana hati tetap ceria

Alasan pentingnya kesehatan mental berikutnya yakni mampu menjaga suasana hati tetap ceria. Pasalnya gangguan kesehatan jiwa bisa membuat suasana hati tidak menentu. Misalnya orang yang mengidap gangguan gangguan depresi mayor, distimia (jenis lain dari depresi), bipolar, sampai gangguan kepribadian.

Berbagai macam gangguan mental di atas bisa dicegah apabila kesehatan mental senantiasa terjaga. Walau suasana hati kerap naik-turun, tentunya masih dalam batas wajar.

3. Meningkatkan kesejahteraan

Kesehatan mental yang baik dan terjaga dapat memengaruhi kesejahteraan dalam berbagai aspek, dalam berbagai penelitian. Mulai dari kesehatan fisik, kesejahteraan ekonomi, pekerjaan, pendidikan, dan sebagainya. Berbagai penelitian juga menyebut kondisi sebaliknya yakni gangguan kesehatan mental yang buruk bisa mempengaruhi keadaan ekonomi dan sosial seseorang.

4. Mencegah datangnya penyakit

Menurut berbagai riset, orang-orang yang mengalami tekanan mental memiliki 32 persen risiko lebih tinggi meninggal akibat kanker. Sementara gangguan mental seperti depresi sering dikaitkan dengan penyakit jantung koroner.

Gangguan skizofrenia juga bisa meningkatkan angka kematian akibat penyakit jantung dan dianggap bisa meningkatkan risiko kematian akibat masalah pernapasan hingga tiga kali lipat.

Menurut para ahli, orang yang memiliki kesehatan mental buruk cenderung sulit menghentikan kebiasaan tidak sehat seperti mengonsumsi makanan tak sehat, merokok, minum alkohol, dan sebagainya. Hal ini yang meningkatkan risiko penyakit mematikan seperti penyakit jantung dan kanker.

Sudah tahu kan apa itu kesehatan mental beserta manfaatnya untuk kita?

Kesehatan Mental Diagnosis Penyakit hingga Cara Menjaga Ilustrasi

Gejala Gangguan Kesehatan Mental

Sejatinya ada banyak jenis gangguan kesehatan mental. Berbagai contoh gangguan mental yang umum ditemukan yakni kecemasan, gangguan stres pasca trauma (PTSD), depresi, gangguan bipolar, gangguan obsesif kompulsif (OCD), dan psikosis. Terdapat juga beberapa penyakit mental yang hanya terjadi pada jenis pengidap tertentu, misalnya postpartum depression hanya menyerang ibu setelah melahirkan.

Walau memiliki banyak jenis, terdapat beberapa gejala umum yang dialami seseorang yang mengalami gangguan kesehatan mental. Gangguan ini juga bisa memengaruhi kesehatan fisik.  Hal ini yang membuat penderita gangguan kesehatan mental sering mengeluhkan gejala yang mengganggu pekerjaan dan kehidupan mereka. Gejala itu bisa berupa perubahan suasana hati, kebiasaan, dan penarikan diri dari lingkungan sosial, sampai kepribadian.

Berikut ini ciri-ciri seseorang mengalami gangguan kesehatan mental secara umum:

  • Sering merasa khawatir, takut, dan bingung
  • Punya pengalaman buruk yang tidak bisa dilupakan
  • Mengalami halusinasi, delusi, paranoia
  • Sulit berkonsentrasi
  • Merasa sedih berkepanjangan, terkadang tanpa sebab yang jelas
  • Tidak peduli dengan lingkungan sekitar atau mati rasa
  • Mengalami masalah tidur, merasa lelah yang signifikan, dan tidak berenergi
  • Suka marah berlebihan dan sangat sensitif
  • Merasa tak berdaya dan putus asa
  • Dihantui perasaan bersalah atau merasa takut atau khawatir berlebihan
  • Perubahan suasana hati yang drastis
  • Cenderung menarik diri dari lingkungan sosial
  • Tidak mampu mengatasi masalah sehari-hari atau stres
  • Punya pikiran untuk bunuh diri
Baca Juga :  Cara Mengobati Ambeien Secara Alami Dengan Obat Herbal dan Pijat Tradisional

Seseorang yang mengalami salah satu tanda di atas belum tentu langsung menjadi diagnosis mengalami gangguan jiwa. Namun bila gejala yang dirasakan cukup berat sampai menimbulkan masalah dalam pekerjaan atau sekolah, mengganggu kedekatan hubungan dengan orang lain, dan membuat sulit beraktivitas, maka diperlukan konsultasi dengan psikolog atau psikiater.

Dokter atau psikolog dapat melakukan pemeriksaan medis kejiwaan untuk mendeteksi apakah seseorang mengalami gangguan jiwa. Hasil  pemeriksan itu nantinya akan diketahui jenis gangguan jiwa yang diderita sehingga dokter atau psikolog bisa memberikan penanganan yang tepat.  Contohnya melakukan psikoterapi atau pemberian obat-obatan.