Coba Anda perhatikan sebuah akuarium, baik akuarium air tawar maupun akuarium air laut. Bagaimana keadaan airnya, substrat pada dasar akuarium, jenis ikannya, tumbuhannya, atau batu-batuan yang ada di dalamnya? Adakah keterkaitan antarkomponen penyusun akuarium? Apa fungsi tumbuhan dalam akuarium? Apabila salah satu komponen penyusun dalam akuarium (misalnya, tumbuhannya) kita ambil, bagaimanakah kelangsungan akuarium tersebut? Dapatkah Anda memperkirakan dampak yang akan terjadi? Akuarium merupakan contoh suatu ekosistem. Apakah ekosistem itu? Apa sajakah komponen penyusun ekosistem? Ada berapa macam ekosistem di dunia? Untuk memahaminya, marilah kita bahas bab ekosistem ini.
Untuk mempelajari bab ini, ada baiknya Anda memahami bagaimana ciri-ciri makhluk hidup dan keanekaragaman makhluk hidup.
Ekologi
Semua makhluk hidup, termasuk manusia, merupakan bagian dari suatu ekosistem. Ekosistem dibentuk oleh komunitas organisme hidup dengan lingkungan fisik di sekitarnya. Ekosistem merupakan suatu sistem kesatuan antara faktor biotik dan lingkungan hidupnya. Di dalam suatu ekosistem terjadi interaksi antarkomponen penyusunnya. Hubungan tersebut dipelajari dalam ekologi.
Ekologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu oikos dan logos. Oikos adalah rumah atau tempat untuk hidup dan logos artinya ilmu. Jadi, ekologi merupakan suatu ilmu yang mempelajari pola hubungan organisme dengan lingkungannya. Ekologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara faktor biotik dan faktor abiotik. Faktor biotik meliputi semua makhluk hidup. Adapun faktor abiotik menyangkut semua yang tidak hidup. Untuk itu, marilah kita bahas ruang lingkup ekologi. Ruang lingkup ekologi yang kita bahas pada kesempatan ini adalah Lingkungan Abiotik.
Lingkungan Abiotik
Lingkungan abiotik adalah lingkungan hidup yang tersusun atas benda-benda tidak hidup. Benda-benda tak hidup sangat menunjang kehidupan faktor biotik di dalamnya. Lingkungan abiotik yang baik, akan mendukung kehidupan makhluk hidup agar tetap tumbuh dengan baik dan dapat berkembang biak. Sebaliknya, lingkungan abiotik yang jelek tidak mendukung makhluk hidup yang ada di dalamnya. Selanjutnya, hal itu akan mengakibatkan kepunahan bagi makhluk hidup tersebut.
Adapun yang termasuk dalam lingkungan abiotik adalah udara, air, tanah, topografi, dan cahaya. Udara meliputi suhu, kelembapan, dan angin. Air meliputi suhu dalam air. adanya gerakan air, kadar garam dalam air, dan pH air.
Udara
Udara mencakup suhu udara untuk kenyamanan hidup. Setiap makhluk hidup akan nyaman pada suhu yang optimal (sesuai). Kebutuhan suhu optimal antara organisme satu dan yang lain tidak sama. Sebagai contoh, suhu optimal yang dibutuhkan dalam tubuh manusia adalah sekitar 37 °C, sedangkan pada bakteri sekitar 0 – 10 °C.
Faktor udara yang berupa kelembapan juga memengaruhi kehidupan organisme. Kelembapan merupakan kadar air yang terkandung di udara. Kelembapan memengaruhi kecepatan penguapan air dari permukaan tubuh makhluk hidup dan kemampuan bertahan hidup terhadap lingkungan fisik yang kering. Jamur dan bakteri sangat suka hidup di lingkungan yang memiliki kelembapan tinggi.
Angin juga dapat memengaruhi organisme di sekitarnya. Angin adalah udara yang bergerak. Angin membantu penyer- bukan. misalnya pada tumbuhan padi dan jagung. Angin dapat membantu penyebaran biji/spora. Meskipun demikian. angin yang terlalu besar akan mengakibatkan kehancuran. Angin dapat menghancurkan ekosistem, misalnya angin tornado.
Air
Lingkungan abiotik yang kedua adalah air. Air merupakan faktor abiotik yang sangat dibutuhkan oleh setiap makhluk hidup. Air ini mutlak harus ada untuk kelangsungan hidup organisme. Suhu air berperan penting untuk pertahanan hidup makhluk hidup air. Hewan yang hidup di air akan hidup nyaman dan dapat berkembang biak dengan baik apabila suhu air sesuai dengan kebutuhannya. Pada musim-musim tertentu, ikan akan melakukan perkembangbiakan secaramassal. Hal ini disebabkan suhu dalam air pada musim-musim tersebut merupakan suhu optimal bagi kehidupannya. Misalnya, ikan salmon pada musim tertentu akan berbondong-bondong menuju ke sungai untuk melakukan perkawinan.
Selain suhu air, gerakan air (arus dan ombak) juga meme-ngaruhi makhluk hidup di dalamnya. Misalnya, ikan yang hidup di sungai berarus deras akan memiliki tubuh lebih kuat dibandingkan ikan yang hidup di kolam atau danau. Contohnya. ikan salmon yang berenang melawan arus memiliki otot tubuh yang kuat karena ototnya terlatih untuk melakukan perjalanan jauh dan melawan arus, yaitu dari laut menuju ke sungai.
Salinitas adalah kadar garam yang terkandung dalam air. Salinitas akan memengaruhi makhluk hidup yang ada di dalamnya. Salinitas yang berbeda menimbulkan perbedaan hsiologi pada jenis ikan yang hidup di dalam suatu perairan
Adaptasi ikan laut terhadap kadar garam air yang tinggi adalah dengan cara terus-menerus minum air. Kelebihan garam yang masuk diekskresikan melalui insang secara aktif dan air dikeluarkan secara osmosis sehingga urine yang dihasilkan sedikit. Air masuk melalui mulut dan insang. Tekanan osmosis dalam sel sama dengan tekanan air di luar sel.
Adaptasi ikan air tawar terhadap kadar garam yang rendah adalah dengan cara minum sedikit air dan mengambil air terus- menerus secara osmosis. Garam diabsorpsi melalui insang secara aktif sehingga banyak mengeluarkan urine. Tekanan osmosis dalam sel lebih kecil daripada di luar sel.
Kondisi asam-basa atau pH dalam air akan memengaruhi penyebaran makhluk hidup di dalamnya. Jenis ikan tertentu mampu hidup dalam air yang memiliki pH asam, tetapi ada juga yang mampu bertahan dalam pH basa. Kebanyakan makhluk hidup dalam pH netral.
Tanah
Tanah merupakan tempat hidup bagi semua makhluk hidup, secara langsung maupun tidak langsung. Secara langsung, tanah merupakan sumber kehidupan sebagian besar tumbuhan. Secara tidak langsung, tanah juga merupakan sumber kehidupan bagi hewan dan manusia. Tanah merupakan sumber makanan bagi makhluk hidup yang ada di atasnya.
Hampir semua tumbuhan yang tumbuh di darat sangat bergantung pada zat hara dalam tanah. Tumbuhan memperoleh pasokan sumber nutrisi secara alamiah dari tanah. Di dalam tanah juga terkandung bahan-bahan yang dapat dimanfaatkan oleh manusia untuk kesejahteraannya, misalnya bahan tambang.
Tanah dijadikan tempat berlindung bagi sebagian hewan seperti semut, kelinci, dan ular yang membuat rumah di dalam tanah. Tanah atau pasir digunakan oleh buaya dan penyu untuk mengerami telurnya.
Topografi
Topografi merupakan keadaan muka bumi suatu daerah yang akan memengaruhi distribusi makhluk hidup. Topografi meliputi keadaan daratan dan lautan. Keadaan daratan yang berbeda- beda berupa gunung, pegunungan, lembah, atau dataran rendah menyebabkan organisme yang menghuninya juga berlainan. Kondisi topografi suatu daerah dapat menyebabkan adanya organisme endemis. Artinya, organisme yang hanya ada dalam wilayah tertentu secara alamiah. Sebagai contoh, komodo hanya ada di Pulau Komodo dan Pulau Rinca, Nusa Tenggara Timur.
Kondisi topografi yang berbeda akan memengaruhi makhluk hidup di dalamnya untuk beradaptasi dengan cara tertentu. Misalnya, tumbuhan yang ada di daerah pegunungan itu cenderung sedikit menghasilkan oksigen dibandingkan di dataran rendah. Hal ini disebabkan daerah pegunungan memiliki suhu yang lebih dingin dan intensitas cahaya juga sangat kurang karena lebih sering berawan. Oleh karena itu, tumbuhan tidak dapat optimal melakukan fotosintesis dan oksigen yang dihasilkan juga sedikit.
Cahaya
Cahaya yang dibutuhkan makhluk hidup terutama berasal dari matahari. Cahaya atau sinar matahari merupakan sumber energi terbesar di dunia. Sinar matahari ini tidak akan pernah habis meskipun setiap makhluk hidup memanfaatkan secara maksimal dengan cara apa pun.
Cahaya juga diperlukan oleh manusia untuk membantu pembentukan vitamin D dari provitamin D. Sebagai satu bahan kajian; mengapa orang yang hidup di daerah yang memiliki intensitas sinar matahari tinggi, memiliki postur tubuh yang tinggi dan kuat? Intensitas cahaya yang tinggi bermanfaat untuk memacu pembentukan tulang. Selain faktor genetik dan intensitas cahaya, olahraga dan makanan yang sehat, akan memengaruhi pembentukan tubuh yang kuat dan sehat.
Cahaya sangat penting bagi semua makhluk hidup, khususnya bagi tumbuhan. Cahaya (sinar) matahari akan membantu proses fotosintesis. Cahaya matahari sebagai sumber energi, akan diubah menjadi energi kimia melalui proses fotosintesis. Hasil fotosintesis dapat dimanfaatkan oleh organisme herbivor atau langsung dipakai untuk keperluan hidup tumbuhan sendiri.
Demikian penjelasan yang bisa kami sampaikan tentang Pengertian Dan Ruang Lingkup Ekologi . Semoga postingan ini bermanfaat bagi pembaca dan bisa dijadikan sumber literatur untuk mengerjakan tugas. Sampai jumpa pada postingan selanjutnya.