Stalaktit dan Stalagmit: Pengertian dan Perbedaannya

Stalaktit dan stalagmit adalah salah satu bentang alam yang dapat kalian temukan ketika berkunjung ke goa. Tentu saja, kalian sudah pernah masuk ke dalam gua bukan?

Jika belum, yuk baca artikel dibawah ini untuk mengenal lebih dekat kedua ornamen gua yang sangat terkenal ini!

Pengertian Stalaktit dan Stalagmit

Gua merupakan tempat wisata yang lain dari pada yang lain. Dengan mendatangi tempat wisata unik tersebut pengunjung dapat melihat berbagai macam ornamen unik yang memanjakan mata.

Salah satu ornamen gua yang paling terkenal adalah stalaktit dan juga stalagmit.

Namun, kebanyakan pengunjung yang datang kerap keliru dan belum paham mengenai itu. Padahal antara kedua fenomena batuan yang menempel pada sebuah gua jelas memiliki perbedaan.

Untuk itu Anda harus dapat membedakannya agar tidak keliru. Sekarang, kita akan membahas pengertian dari stalaktit dan juga stalagmit.

Pengertian Stalaktit

Stalaktit

Stalaktit adalah batuan runcing yang ada di bagian atas ataupun langit-langit gua dan menghadap kebawah. Stalaktit sendiri berasal dari bahasa yunani Stalasso yang artinya menetes.

Stalaktit umumnya ditemukan pada gua kapur ataupun pada daerah-daerah karst. Hal ini terjadi karena batuan kapur merupakan salah satu batuan yang mudah larut oleh air dan asam karbonat.

Batuan tersebut akan di larutkan sehingga membentuk kalsium karbonat yang terlarut dalam air dan menetes kebawah sehingga membentuk stalaktit.

Pengertian Stalagmit

Stalagmit

Stalagmit adalah batuan runcing di gua yang terbentuk dari bawah ke atas secara vertikal. Batuan ini hanya dapat kalian temukan di bagian bawah atau lantai-lantai gua.

Namanya berasal dari bahasa yunani stalagmias atau stalagmites yang artinya menetes dan jatuh.

Sama seperti stalaktit, stalagmit ini umumnya ditemukan di daerah gua kapur ataupun daerah karst. Hal ini terjadi karena stalagmit adalah kumpulan zat kapur di bagian lantai gua yang merupakan hasil dari tetesan air atap gua.

Oleh karena itu, stalaktit dan stalagmit umumnya berada pada tempat yang sama. Stalaktit ada di bagian atas dan stalagmit ada di bagian bawahnya.

Proses Pembentukan

Proses pembentukan stalaktit dan stalagmit

Setelah membahas apa itu stalaktit dan stalagmit, kita juga harus memahami bagaimana kedua batuan ini terbentuk. Proses pembentukan kedua batuan ini berbeda-beda karena lokasinya pun berbeda.

Proses Pembentukan Stalaktit

Stalaktit terbentuk ketika endapan kalsium karbonat dan mineral lainnya yang terkandung dalam air menguap sebelum menetes ke dasar goa. Secara umum, berikut ini adalah proses pembentukan stalaktit

  • Kalsium karbonat dan mineral lainnya larut dalam air
  • Air menguap sebelum menetes ke dasar gua
  • Kalsium karbonat dan mineral lainnya terdeposisi di atap gua
  • Berulang selama ribuan tahun

Seperti yang kita ketahui, batuan kapur pada daerah karst mudah terlarutkan oleh air. Larutan ini kemudian akan mengandung kalsium karbonat dan mineral lainnya.

Proses ini dapat dilihat pada reaksi kimia dibawah ini

CaCO(s)3 + H2O(l) + CO(aq)2 → Ca(HCO3)(aq)2

Mineral tersebut kemudian akan dibawa oleh cairan hingga akhirnya hendak menetes ke dasar gua.

Saat hendak menetes, air ini akan bereaksi dengan udara sehingga terjadi proses mendeposisikan kalsium karbonat. Hal ini menyebabkan kalsium karbonat ini melekat di atap gua.

Reaksi ini dapat dilihat pada rumus kimiawi dibawah ini

Ca(HCO3)(aq)2 → CaCO(s)3 + H2O(l) + CO(aq)2

Proses ini diulang selama ribuan hingga jutaan tahun hingga akhirnya penumpukan kalsium karbonat di atap gua ini menjadi batuan stalaktit yang kita kenal.

Umumnya, laju pertumbuhan stalaktit adalah sekitar 0,13 mm per tahun. Laju pertumbuhan ini dipengaruhi oleh kecepatan air mengalir, kandungan kalsium karbonat, serta karbondioksida di daerah tersebut.

Proses pembentukan yang lambat inilah yang menyebabkan stalaktit butuh ribuan hingga jutaan tahun untuk tumbuh.

Proses Pembentukan Stalagmit

Stalagmit sendiri terbentuk akibat tetesan air gua yang mengandung kalsium karbonat jatuh ke lantai-lantai gua.

Proses penetesan ini akan menyebabkan kalsium karbonat tersebut menjadi mengendap dan perlahan-lahan menciptakan gundukan kalsium karbonat yang tumbuh secara vertikal.

Oleh karena itu, secara umum proses pembentukan stalaktit dan stalagmit ini relatif mirip. Yang membedakan hanya lokasinya apakah diatas atau dibawah gua.

Stalagmit sendiri memiliki bentuk yang bermacam-macam, ada yang lebar, tipis, pendek, dan tinggi. Semuanya tergantung oleh faktor-faktor pembentuk stalagmit.

Faktor pembentuk stalagmit antara lain adalah kecepatan tetesan air, ketinggian langit-langit gua, kondisi atmosfer gua, dan juga kandungan kalsium karbonat dalam air yang menetes.

Sama seperti stalaktit, stalagmit membutuhkan waktu ribuan hingga jutaan tahun untuk tumbuh menjadi pilar-pilar besar yang kita kenali.

Baca Juga :  Gerak Semu Harian Matahari: Pengertian, Penyebab, dan Dampaknya