Prostat adalah kelenjar eksokrin sistem reproduksi sebagian besar mamalia jantan. Fungsi utamanya adalah untuk mengeluarkan dan menyimpan cairan yang menjadi dua pertiga bagian dari cairan semen. Prostat berbeda-beda dari satu spesies ke spesies lainnya dalam hal anatomi, kimia, dan fisiologi.
Pembesaran prostat adalah gejala umum yang diderita kaum lelaki di atas usia 50 tahun. Pembesaran terjadi di bagian sentral dari kelenjar prostat yang mengelilingi saluran kencing (uretra). Pembesaran kelenjar prostat di bagian perifer yang berkelanjutan dapat mengarah ke tahap yang lebih serius sampai ke kanker prostat.
Pengertian Kelenjar Prostat
Prostat adalah organ berukuran kecil dan bertekstur lunak yang hanya terdapat dalam sistem reproduksi laki-laki. Kelenjar ini merupakan salah satu organ dalam sistem reproduksi yang terletak di bawah kandung kemih dan memiliki fungsi memproduksi cairan semen.
Organ ini merupakan salah satu bagian dari anatomi seksual atau reproduksi laki-laki, bersama bagian lainnya, yaitu penis, skrotum, dan testis. Lokasinya berada di dalam panggul, di antara penis dan kandung kemih. Uretra, saluran yang membawa urine dan air mani keluar dari tubuh, melewati prostat. Sebab, organ kelenjar ini mengelilingi uretra dan masalah organ ini dapat memengaruhi aliran urine.
Organ ini memiliki ukuran sebesar kacang kenari dengan berat 20 sampai 30 gram dan bisa tumbuh membesar seiring dengan bertambahnya usia. Berdasarkan keterangan yang ada di dalam jurnal Informed Health, kelenjar prostat dikelilingi oleh jaringan ikat yang mengandung banyak serat otot polos dan jaringan ikat elastis. Hal tersebut membuat organ ini terasa sangat elastis saat disentuh.
Ada juga banyak sel otot polos di dalam organ kelenjar ini. Selama ejakulasi, sel-sel otot organ ini berkontraksi dan dengan kuat menekan cairan yang telah disimpan di prostat ke dalam uretra. Hal ini menyebabkan cairan dan sel sperma, bersama dengan cairan dari kelenjar lain, bergabung membentuk air mani, yang kemudian dilepaskan.
Struktur Jaringan Kelenjar Prostat
Jaringan kelenjar prostat dibagi menjadi tiga zona. Berikut ini urutan struktur jaringan tersebut dari yang paling dalam ke lapisan yang paling luar.
1. Zona Transisi
Zona ini merupakan bagian terdalam dan terkecil dari organ ini, beratnya hanya mengisi sekitar 10% dari keseluruhan organ ini. Zona transisi mengelilingi sepertiga bagian atas uretra. Zona transisi adalah satu-satunya bagian yang akan terus tumbuh seumur hidup.
Inilah yang menyebabkan zona transisi juga kerap menjadi tempat awal dari terjadinya penyakit benign prostatic hyperplasia (BPH) atau pembesaran prostat jinak.
2. Zona Sentral
Zona ini dikenal dengan nama lobus medianus, mengelilingi zona transisi dan menyumbang berat sekitar seperempat dari keseluruhan organ ini. Beberapa bagian yang terdiri atas saluran kelenjar organ ini, saluran mani, dan vesikula seminalis ditemukan di zona tersebut. Saluran ini juga disebut dengan saluran ejakulasi.
3. Zona Perifer
Zona perifer memenuhi sekitar 70% dari keseluruhan jaringan organ ini. Zona perifer adalah zona yang terluar yang bisa teraba saat melakukan digital rectal exam (DRE). Kebanyakan masalah seperti adenokarsinoma atau bakal kanker organ kelenjar ini ditemukan di zona perifer. Area ini juga merupakan lokasi yang paling sering terkena prostatitis kronis.
Fungsi Kelenjar Prostat dalam Sistem Reproduksi Laki-Laki
Sebagai salah satu organ reproduksi laki-laki yang utama, fungsi kelenjar prostat adalah memegang peranan penting terhadap kesuburan.
Adapun fungsi utama kelenjar prostat yang paling penting adalah menghasilkan cairan yang nantinya akan bercampur dengan sel sperma dari testis untuk membentuk semen. Cairan ini disimpan dalam kelenjar berbentuk tabung bernama vesikula seminalis yang terletak di zona sentral.
Saat ejakulasi, sel-sel otot yang membungkus prostat akan berkontraksi dan menekan cairan yang tersimpan. Proses ini menyebabkan cairan tersebut, sel sperma, dan cairan dari kelenjar lain bercampur. Campuran tersebut membentuk semen yang nantinya akan keluar melalui penis atau disebut juga dengan air mani.
Cairan tersebut sangat menentukan kualitas semen yang dihasilkan. Pasalnya, cairan ini terdiri atas gula, enzim, dan bahan kimia alkali yang berperan penting dalam proses pembuahan. Gula yang dikeluarkan memberi nutrisi sel sperma agar bisa membuahi sel telur ketika masuk ke tubuh wanita.
Prostat juga menghasilkan enzim bernama prostate specific antigen (PSA) yang membantu mencairkan semen setelah ejakulasi agar sel sperma bisa berenang lebih cepat menuju sel telur. Sementara itu, zat kimia alkali akan menetralkan sekresi asam vagina untuk mempertahankan kelangsungan hidup sperma dalam tubuh wanita.
Cairan semen juga mengandung komponen antibodi yang bisa melindungi saluran urinasi dan sel sperma dari bakteri serta patogen penyebab berbagai penyakit. Selain itu, adanya prostat akan mencegah terjadinya ejakulasi mundur, sebuah kondisi di mana semen tertarik mundur ke kandung kemih. Otot prostat akan bantu menutup leher kandung kemih ketika seseorang sedang mengalami klimaks seksual.
Berikut rincian fungsi kelenjar prostat, antara lain:
- Memproduksi cairan yang dapat menjaga sperma untuk tetap hidup;
- Melindungi kode genetik yang dibawa sperma;
- Menghasilkan cairan yang menjaga pergerakan sperma;
- Mengencerkan semen yang mengental, sehingga sperma dapat lebih mudah bergerak dan meningkatkan keberhasilan pembuahan.
Saat proses ejakulasi, cairan yang dikeluarkan kelenjar ini akan menuju ke saluran kemih dan akan dikeluarkan bersamaan dengan sperma. Gabungan dari kedua komponen tersebut dinamakan semen. Selain kedua komponen tersebut, semen juga terdiri atas cairan yang diproduksi oleh vesikula seminalis.
Sekitar 30 persen dari total cairan yang keluar saat seorang pria ejakulasi merupakan cairan yang dikeluarkan prostat. Untuk dapat berfungsi dengan baik, kelenjar prostat membutuhkan androgen (hormon pada laki-laki), seperti testosteron dan dihidrotestosteron.
Memahami Anatomi Kelenjar Prostat
Prostat dikelilingi oleh jaringan ikat yang terdiri dari banyak serat-serat otot. Serat ini mengelilingi organ tersebut layaknya kapsul. Itulah alasannya prostat terasa elastis saat disentuh. Kelenjar prostat dapat dibagi menjadi empat area dan tersusun mengelilingi uretra secara berlapis-lapis.
Penyakit Kelenjar Prostat
Sama seperti bagian tubuh lainnya, ada sejumlah penyakit prostat yang berisiko menyerang, yaitu:
1. Pembesaran Prostat Jinak
Pembesaran prostat jinak adalah gangguan prostat yang biasanya dialami pria berusia 50 tahun ke atas. Kondisi ini membuat prostat membesar hingga memicu gejala seperti kesulitan buang air kecil dan sering buang air kecil pada malam hari.
2. Prostatitis
Prostatitis adalah peradangan yang terjadi di kelenjar prostat akibat infeksi bakteri. Penyakit ini ditandai dengan ukuran prostat yang membesar dan mengalami nyeri. Prostatitis bisa dialami oleh pria di segala usia.
3. Kanker Prostat
Kelenjar prostat juga bisa mengalami kanker, bahkan kanker prostat adalah jenis kanker yang paling banyak dialami pria. Penyakit ini juga ditandai oleh pembesaran prostat, urine berdarah, nyeri saat buang air kecil ataupun ejakulasi, hingga disfungsi ereksi.
Cara Menjaga Kesehatan Prostat
Untuk menjaga kesehatan prostat, kalian perlu melakukan pemeriksaan prostat secara rutin ke dokter. Laman Prostate Cancer Foundation menjelaskan jika pemeriksaan kelenjar prostat merupakan prosedur yang umum dilakukan dan direkomendasikan untuk para laki-laki, terutama yang telah berusia di atas 50 tahun dan laki-laki dengan risiko kanker prostat.
Prosedur pemeriksaan kelenjar prostat disebut dengan DRE atau colok dubur. Pada prosedur ini, dokter akan memasukkan satu jari ke dalam rektum melalui anus untuk memeriksa langsung kelenjar prostat. Pemeriksaan tersebut bertujuan untuk mencari kemungkinan pembesaran atau perubahan bentuk pada kelenjar tersebut yang dapat menandakan adanya gangguan. Pemeriksaan ini juga perlu dilakukan apabila kalian mengalami permasalahan saat buang air kecil, seperti kesulitan buang air kecil, atau justru urine keluar tanpa bisa dikontrol (inkontinensia urine).
Selain itu, sebagaimana dilansir dari Harvard Medical School, kalian diharapkan dapat menerapkan pola hidup sehat untuk menjaga prostat tetap sehat dan berfungsi dengan baik, antara lain:
1. Makan Makanan Bergizi
Pola makan sehari-hari menjadi salah satu faktor terpenting yang menentukan risiko kalian terhadap suatu penyakit. Mulailah atur menu makan sehat dengan gizi yang seimbang agar terhindar dari penyakit prostat.
Beberapa makanan yang bisa bantu kalian mencegah penyakit di antaranya adalah makanan dengan lemak sehat seperti alpukat, kacang-kacangan, minyak zaitun, dan ikan yang mengandung omega-3. Sayuran hijau juga bisa menjadi langkah pertama yang baik untuk memulai kebiasaan makan makanan sehat. Sayuran penuh dengan vitamin dan antioksidan yang akan melindungi kalian dari patogen penyebab penyakit.
2. Berjemur di Bawah Sinar Matahari
Vitamin D ternyata dapat membantu kalian untuk mengurangi risiko terkena salah satu penyakit di organ prostat, yaitu kanker prostat. Selain itu, vitamin D juga dikenal baik untuk kesehatan jantung, ginjal, dan pankreas. Salah satu asupan vitamin D bisa didapatkan dari sinar matahari. Oleh karena itu, sisakan waktu selama beberapa menit untuk berjemur. Jangan lupa gunakan tabir surya agar kulit tetap terlindungi.
3. Olahraga
Banyak penelitian yang menunjukkan bahwa obesitas, apalagi dengan jumlah lemak perut yang tinggi, bisa menjadi salah satu pemicu penyakit BPH.
Cobalah untuk lebih aktif bergerak dan melakukan olahraga rutin agar hal ini tak terjadi. Olahraga akan membantu kalian yang memiliki berat badan berlebih. Olahraga juga bisa membantu mencegah masalah kesehatan seksual lainnya seperti disfungsi ereksi.
4. Lakukan Pemeriksaan Rutin
Semakin tua usia kalian, risiko terhadap penyakit prostat pun akan meningkat. Selain itu, adanya riwayat keluarga yang pernah terkena penyakit prostat juga dapat membuat risiko kalian semakin tinggi. Jika kalian merasa termasuk dalam kelompok tersebut, kalian harus mempertimbangkan skrining.
Skrining biasanya mencakup pemeriksaan DRE dan tes kadar PSA. Nantinya, bila sudah menjalani keduanya dan PSA Anda menunjukkan hasil di atas normal, kalian mungkin harus melakukan pemeriksaan lebih lanjut. Hal ini sangat penting dilakukan agar penyakit bisa dideteksi lebih awal.