Kelembapan udara adalah istilah yang menunjukkan kandungan air yang terdapat dalam atmosfir. Kalian-kalian yang mempelajari ilmu geografi, meteorologi, atau ilmu sosial, tentu sudah tidak asing dengan istilah ini.
Jika diterapkan dengan benar, istilah tersebut bisa digunakan untuk kebutuhan dan menunjang hidup manusia. Misalnya untuk membantu aktivitas budidaya pada tanaman, meramal cuaca yang nanti akan terjadi, serta memprediksi kebutuhan pendinginan ruangan.
Berikut merupakan penjelasan lengkap mengenai kelembapan udara, jenis-jenisnya, serta bagaimana cara mengukurnya.
Pengertian Kelembapan Udara
Kelembapan udara pada dasarnya adalah ukuran kadar uap air yang berada dalam bentuk gas di udara. Udara disini dapat dimaknai sebagai udara dalam ruangan ataupun udara pada lapisan atmosfer.
Jumlah uap air yang berada di atmosfir sekitar 2 persen saja dari jumlah massa keseluruhan dari atmosfir. Jumlah yang relatif sedikit jika dibandingkan dengan gas lain.
Akan tetapi jumlah tersebut juga tidak selalu konstan dan tetap, sebab kadang ditemui kelembapan pada udara berada di sekitaran angka nol sampai lima persen untuk suatu wilayah tertentu.
Terdapat alat yang digunakan untuk mengukur kelembapan pada udara, yakni psikrometer. Alat ini bisa mengetahui jumlah uap air yang berada di atmosfir, walaupun ukurannya sangat kecil.
Jika suatu atmosfir memilik kadar uap air yang tinggi, besar kemungkinan ia akan menghasilkan hujan. Sebab adanya uap air di dalam atmosfir bisa menjadi tanda bahwa hujan akan turun di wilayah tertentu.
Kapasitas Udara
Kapasitas udara pada dasarnya adalah jumlah uap air yang dapat terkandung dalam suatu parsel udara pada suhu tertentu. Kapasitas ini akan berubah-ubah sesuai dengan kandungan uap air yang sudah ada dan juga suhu udara tersebut.
Semakin tinggi suhu udara, maka semakin besar kapasitas yang dimiliki oleh udara tersebut untuk menampung uap air.
Ketika kapasitas udara dicapai, maka udara tersebut akan menjadi jenuh terhadap uap air dan menyebabkan terjadinya hujan. Kejenuhan itu sendiri dapat dicapai melalui 2 cara yaitu
- Menambah kadar uap air yang ada di udara melalui evapotranspirasi
- Menurunkan suhu udara di wilayah tersebut
Seperti yang sudah kita ketahui, semakin rendah suhu, maka semakin rendah pula uap air yang mampu ditampung oleh udara tersebut. Oleh karena itu, agar menjadi jenuh, kalian dapat menurunkan suhu udara.
Selain itu, cara paling mudah untuk mencapai kejenuhan adalah dengan menambah kadar uap air di suatu wilayah melalui proses evaporasi dan transpirasi (evapotranspirasi) yang merupakan bagian dari daur air.
Jenis Kelembapan Udara
Terdapat beberapa jenis kelembapan udara yang terbagi dalam tiga bentuk umum, bentuk-bentuk tersebut antara lain adalah
- Kelembapan spesifik
- Kelembapan absolut
- Kelembapan nisbi/relatif
Ketiga jenis kelembapan udara ini memiliki pengertian dan juga pemaknaan yang berbeda-beda. Agar kalian lebih paham, kita akan bahas secara lebih mendalam dibawah ini.
Kelembapan Spesifik
Kelembapan spesifik adalah berat uap air pada udara yang dihitung dalam satuan gram per kilogram udara. Artinya disini akan dihitung rasio uap air terhadap berat udara total.
Umumnya, kelembaban udara ini akan berbanding lurus dengan tekanan udara yang ada pada suatu lokasi. Ketika tekanan udara tinggi, maka kelembaban spesifik juga akan tinggi.
Misalnya di daerah yang memiliki kadar air besar seperti lautan. Pada daerah lautan, kadar tekanan udara yng tinggi akan membuat kelembapan spesifik juga tinggi.
Sedangkan, di daerah daratan terjadi dua kali maksimum dan minimum kelembapan pada udara dalam satu hari. peristiwa tersebut terbagi dalam empat bagian, yakni
- Kelembapan minimum pada tekanan minimum
- Kelembapan maksimum pada tengah hari
- Kelembapan minimum pada senja hari
- Kelembapan maksimum pada tekanan maksimum
Kelembapan udara jenis spesifik, biasanya berubah-ubah di berbagai musim, terutama pada iklim yang memiliki 4 musim.
Misalnya untuk musim panas, ia merupakan waktu dengan kelembapan yang tinggi, sedangkan untuk musim dingin ia memiliki kelembapan yang lebih rendah.
Di daerah dengan dua musim, kelembapan pada atmosfir lebih tinggi terjadi di musim hujan ketimbang pada musim kemarau.
Pada daerah tropis yang dipengaruhi oleh angin muson, kawasan yang mengalami muson juga bisa memiliki kelembapan spesifik yang bervariasi, tergantung sistem muson yang sedang berlangsung di wilayah tersebut.
Kelembapan Absolut
Kelembapan absolut langsung menghitung berat uap air yang ada pada parsel udara tertentu. Disini hitungan uap air tidak mempertimbangkan temperatur ataupun tekanan udaranya.
Pada kelembapan absolut, yang dihitung adalah berat uap air per satuan volume parsel udara. Berbeda dengan kelembapan spesifik yang menghitung berat uap air per satuan berat udara total.
AH = Kelembapan Absolut
mH2O = Berat uap air dalam udara
Vnet = Volume udara
Kelembapan absolut dihitung dengan menggunakan rumus diatas dimana AH adalah perbandingan antara berat uap air dalam udara dengan volume udara total.
Kelembapan Nisbi atau Relatif
Kelembapan jenis ini merupakan perbandingan antara uap air yang berada di udara atau atmosfir, dibandingkan dengan jumlah uap air yang benar-benar ada di udara tersebut.
Jika temperatur suatu atmosfir dan tekanannya sama, maka udara yang terkumpul di amosfir tersebut jenuh dengan uap air yang ada.
Kalau kalian masih bingung, maka ini adalah definisi dari kelembapan nisbi yang asli dalam bahasa Inggris
Ratio of the partial pressure of water vapor in the mixture to the equilibrium vapor pressure of water over a flat surface of pure water at a given temperature
Artinya secara harfiah adalah, kelembapan ini mencoba untuk mendapatkan rasio antara tekanan parsial dari uap air di suatu udara dengan tekanan uap ekuilibrium dari air.
Kelembapan ini dapat dihitung dengan menggunakan rumus dibawah ini
Pada kesehariannya, kelembapan jenis ini berlawanan dengan suhu maksimum yang ada di pagi hari, ataupun dengan suhu minimum yang terjadi di sore hari.
Selain itu, terdapat variasi pada kelembapan udara jenis ini, yakni dengan perbedaan wilayah yang didasarkan pada posisi lintang.
Pada daerah yang terletak di lintang kecil antara 30 LU – LS, tekanan nisbi akan besar pada musim panas dan kecil pada musim dingin. Sedangkan, di daerah lintang besar, berlaku sebaliknya.
Faktor yang Mempengaruhi Kelembapan Udara
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kelembapan udara di suatu wilayah. Faktor-faktor tersebut antara lain adalah
- Suhu udara
- Tekanan udara
- Pergerakan angin
- Sinar matahari
- Vegetasi
- Ketersediaan air
Agar kalian dapat memahami faktor-faktor yang sudah disebutkan diatas, kita akan membahas secara lebih mendalam dibawah ini