Pengertian Pusat Pertumbuhan : Fungsi, Teori, Faktor dan Contoh Pusat Pertumbuhan di Indonesia

Pusat Pertumbuhan Di Indonesia – Apa yang dimaksud dengan pusat pertumbuhan? Apa saja faktor yang mempengaruhi pusat pertumbuhan? Agar lebih memahaminya, kali ini kita akan membahas tentang pengertian pusat pertumbuhan, fungsi, teori, faktor, pengaruh dan pusat pertumbuhan di Indonesia secara lengkap.

Pengertian Pusat Pertumbuhan

Pengertian pusat pertumbuhan adalah suatu wilayah yang perkembangannya sangat pesat sehingga dapat dijadikan pusat pembangunan berkembangnya wilayah daerah disekitarnya.

Definisi pusat pertumbuhan (growth pole) adalah suatu wilayah atau kawasan yang pertumbuhan pembangunannya sangat pesat jika dibandingkan dengan wilayah lainnya sehingga dapat dijadikan sebagai pusat pembangunan yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan wilayah lain di sekitarnya.

Fungsi dan Tujuan Pusat Pertumbuhan

Bagian dari wilayah di permukaan bumi tidak tumbuh secara bersama dan teratur, namun disengaja atau tidak disengaja ada bagian yang tumbuh dan maju atau berkembang lebih cepat dibandingkan bagian lainnya. Cepatnya pertumbuhan bagian wilayah tersebut menjadi pendorong bagian lain yang memiliki tingkat pertumbuhan kurang cepat. Secara umum, fungsi dan tujuan pusat pertumbuhan diantaranya yaitu:

  • Memudahkan koordinasi dan pembinaan.
  • Melihat perkembangan wilayah maju dan muncur.
  • Meratakan pembangunan di seluruh wilayah.

Teori Pusat Pertumbuhan

Berikut ini beberapa teori dasar pusat pertumbuhan diantaranya yaitu:

Teori Polarisasi Ekonomi

Teori ini dikemukankan oleh Gunnar Myrdal dan Aschman. Teori ini menyatakan bahwa setiap daerah memiliki pusat pertumbuhan yang dijadikan sebagai daya tarik bagi tenaga buruh daerah pinggir dan teori ini disebut dengan teori polarisasi ekonomi. Selain menjadi daya tarik bagi para tenaga terampil, modal dan barang dagangan yang bisa menunjang pertumbuhan suatu lokasi. Dari waktu ke waktu, wilayah tersebut akan terbentuk pertumbuhan yang semakin pesat atau disebut dengan polarisasi pertumbuhan ekonomi.

Teori ini menggunakan konsep pusat-pinggiran (core periphery). Akan tetapi, konsep ini merugikan daerah pinggiran. Hal ini harus diatasi dengan cara membatasi migrasi, mencegah keluarnya modal dari daerah pinggiran, dan melakukan pembangunan di daerah pinggiran.

Teori Kutub Pertumbuhan

Teori kutub pertumbuhan dikemukakan oleh seorang ahli ekonomi asal Prancis yang bernama Perroux. Dalam teori ini, Perroux menegaskan bahwa pembangunan suatu wilayah merupakan proses yang tidak terjadi secara bersamaan, namun terjadi di beberapa tempat tertentu dengan kecepatan dan intensitas yang berbeda satu dengan lainnya.

Kutub pertumbuhan adalah tempat atau kawasan yang terjadi pembangunan. Proses pembangunan akan menyebar menuju wilayah sekitarnya. Kutub pertumbuhan bukan kota atau wilayah, tapi suatu kegiatan ekonomi yang dinamis. Hubungan kekuatan ekonomi yang dinamis tercipta di dalam dan di antara sektor ekonomi.

Terbentuknya pusat pertumbuhan bisa memengaruhi kehidupan terutama dalam meningkatkan kesejahteraan hidup penduduk. Selain itu, dengan adanya pusat pertumbuhan dapat memengaruhi berbagai bidang, seperti bidang sosial, ekonomi, dan budaya masyarakat.

Teori Pusat Pertumbuhan

Teori pusat pertumbuhan dikemukakan oleh seorang alhi ekonomi Prancis bernama Boudeville. Menurut Boudeville, pusat pertumbuhan adalah sekumpulan fenomena geografis dari semua kegiatan yang ada di permukaan bumi. Suatu kota atau wilayah kota yang memiliki industri populasi yang kompleks, bisa dikatakan sebagai pusat pertumbuhan. Industri populasi adalah industri yang memiliki pengaruh yang besar (baik langsung maupun tidak langsung) terhadap kegiatan lainnya.

Teori Tempat yang Sentral

Teori ini diantaranya yaitu:

  • Range (Jangkauan), yaitu jarak yang perlu ditempuh orang untuk mendapatkan barang kebutuhan yang hanya kadang-kadang saja.
  • Threshold (ambang), yaitu jumlah minimal penduduk yang diperlukan untuk kelancaran dan kesinambungan suplai barang.
  • Isi Teori, yaitu suatu lokasi pusat aktifitas yang senantiasa melayani berbagai kebutuhan penduduk harus terletak pada suatu tempat yang sentral.

Faktor yang Mempengaruhi Pusat Pertumbuhan

Berikut beberapa faktor yang mempengaruhi pusat pertumbuhan diantaranya yaitu:

  • Faktor alam, seperti pegunungan, dataran tinggi, dataran rendah, cuaca, iklim, rawa dan kesuburan tanah.
  • Faktor ekonomi, seperti perbedaan kebutuhan antara tempat yang satu dengan yang lain.
  • Faktor industri, seperti kebutuhan tenaga kerja, tempat tinggal, dan peralatan rumah.
  • Faktor sosial, seperti pendidikan, pendapatan, dan kesehatan.
  • Faktor lalu lintas, seperti jenis transport, kondisi jalan, dan fasilitas lalu lintas.

Pengaruh Pusat Pertumbuhan

Berikut ini beberapa pengaruh pusat pertumbuhan diantaranya yaitu:

Pengaruh pusat pertumbuhan terhadap perkembangan ekonomi diantaranya yaitu:

  • Industri berkembang pesat.
  • Berkembangnya pusat pertokoan.
  • Terciptanya lapangan kerja baru.
  • Pendapatan masyarakat meningkat.
  • Munculnya lembaga perbankan.
  • Berkembangnya badan usaha swasta dan pemerintah.

Pengaruh sosial masyarakat pusat pertumbuhan diantaranya yaitu:

  • Terbukanya wawasan masyarakat.
  • Perubahan sistem mata pencaharian.
  • Informasi lebih terbuka.
  • Pendapatan masyarakat bervariasi.
  • Munculnya kelompok masyarakat tertentu.

Pusat Pertumbuhan Di Indonesia

Sistem pembangunan Indonesia telah dicanangkan pada REPELITA II Tahun 1974-1978. Pembangunan nasional dilaksanakan melalui sistem pegionalisasi atau pewilayahan dengan kota-kota utama sebagai kutub atau pusat pertumbuhan.

Kota-kota sebagai pusat pertumbuhan nasional diantaranya yaitu Medan, Jakarta, Surabaya dan Makassar. Bersamaan dengan pengembangan kota pusat pertumbuhan nasional, wilayah pembangunan utama di Indonesia dibagi menjadi empat region utama. Perhatikan peta pusat pertumbuhan di Indonesia berikut ini:

Wilayah Pembangunan Utama A, dengan pusat pertumbuhan utama kota medan. Wilayah ini meliputi:

  • Wilayah pembangunan I, meliputi daerah-daerah Aceh dan Sumatera Utara
  • Wilayah pembangunan II, meliputi daerah-daerah di sumatera barat dan Riau, dengan pusatnya di Pekan Baru.

Wilayah pembangunan utama B, dengan pusat pertumbuhan utama Jakarta. Wilayah ini meliputi:

  • Wilayah pembangunan III, meliputi daerah-daerah jambi, Sumsel dan Bengkulu, dengan pusatnya di Palembang.
  • Wilayah pembangunan IV, meliputi daerah-daerah Lampung, Jakarta, Jawa barat, Jawa tengah, dan DI Yogyakarta yang pusatnya di Jakarta.
  • Wilayah pembangunan VI, meliputi daerah-daerah di Kalimantan Barat, yang pusatnya di Pontianak.

Wilayah pembangunan utama C, dengan pusat pertumbuhan utama Surabaya. Wilayah ini meliputi:

  • Wilayah pembangunan V, meliputi daerah-daerah di Jawa timur, dan Bali yang pusatnya di Surabaya.
  • Wilayah pembangunan VII, meliputi daerah-daerah di Kalimantan tengah, Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan yang pusatnya di Balikpapan dan Samarinda.
Baca Juga :  Evapotranspirasi: Pengertian, Faktor, dan Cara Menghitung

Wilayah pembangunan utama D, dengan pusat pertumbuhan utama Ujung Pandang atau Makasar. Wilayah ini meliputi:

  • Wilayah pembangunan VIII, meliputi daerah-daerah di Nusa Tenggara Barat, Nusa tenggara Timur, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, yang pusatnya di Makassar.
  • Wilayah Pembangunan IX, meliputi daerah-daerah Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, yang pusatnya di Menado.
  • Wilayah pembangunan X, meliputi daerah-daerah di Maluku (Termasuk Maluku Utara dan Irian Jaya (Papua) yang pusatnya di kota Sorong.

Demikian artikel pembahasan tentang pengertian pusat pertumbuhan, fungsi, teori, faktor, pengaruh dan pusat pertumbuhan di Indonesia secara lengkap. Semoga bermanfaat dan jangan lupa ikuti postingan lainnya.