Laut Ingresi, Transgresi, dan Regresi: Pengertian, Perbedaan, dan Cara Terbentuknya

Laut pada dasarnya adalah sebuah badan perairan yang relatif sempit jika dibandingkan dengan samudera namun lebih luas jika dibandingkan dengan danau. Terdapat banyak sekali laut di dunia ini, mulai dari laut hitam, laut mati, laut mediterania, hingga laut kaspia. Namun, jika kita pisahkan berdasarkan cara terbentuknya, kita mendapatkan tiga jenis laut yaitu laut ingresi, transgresi, dan laut regresi.

Laut Ingresi

Laut banda merupakan laut terdalam di Indonesia. Laut ini berjenis laut ingresi karena terjadi tektonisme dimana dasar samudera turun relatif terhadap lempeng benua
Laut banda merupakan laut terdalam di Indonesia. Laut ini berjenis laut ingresi karena terjadi tektonisme dimana dasar samudera turun relatif terhadap lempeng benua (freeworldmaps.com)

Laut ingresi merupakan istilah untuk laut yang terbentuk karena terjadi penurunan kerak samudera relatif dengan kerak benua. Hal ini menyebabkan laut menjadi semakin dalam sehingga secara visual akan berwarna biru tua. Oleh karena itu, laut-laut yang berjenis laut ingresi umumnya sangat dalam.

Umumnya penurunan kerak samudera ini disebabkan oleh dinamika tektonik lempeng yang akan menciptakan relief-relief bawah laut seperti palung, basin, lubuk laut, atau rekahan tengah samudera.

Karena tektonik lempeng yang sangat aktif, umumnya laut ingresi sering mengalami aktivitas vulkanisme bawah laut ataupun gempa bumi bawah laut.

Contoh laut ingresi yang paling mudah kita temukan adalah laut Banda di bagian selatan kepulauan Maluku. Laut ini merupakan laut terdalam di Indonesia, sesuai dengan predikat bahwa laut-laut ingresi umumnya sangat dalam dibandingkan laut berjenis lainnya.

Selain laut Banda yang memiliki kedalaman sekitar 7.400 meter, ada pula laut Flores, laut Sulawesi, laut Tengah, dan laut Jepang yang menjadi contoh dari laut Ingresi.

Laut Transgresi

Laut transgresi umumnya terbentuk karena terjadi pencairan dari gletser gletser besar di kutub utara maupun selatan
Laut transgresi umumnya terbentuk karena terjadi pencairan dari gletser gletser besar di kutub utara maupun selatan (Phys.org)

Laut transgresi merupakan laut yang terbentuk karena naiknya permukaan air laut. Air laut yang naik menyebabkan daerah yang tadinya kering dan berupa daratan menjadi tergenang, sehingga lama kelamaan berubah menjadi laut.

Naiknya air laut ini dapat disebabkan oleh berbagai macam alasan, namun, yang paling berdampak adalah mencairnya gletser-gletser besar pada akhir zaman es Pleistosen. Kalian pernah nonton film Ice Age? Ya, kurang lebih seperti itulah proses pencairan gletser-gletser dalam skala besar.

Pencairan gletser ini menyebabkan air yang tadinya terjebak dalam gletser es menjadi keluar ke samudera, sehingga permukaan air pun meningkat secara drastis.

Umumnya, laut-laut berjenis transgresi memiliki kedalaman yang relatif lebih dangkal jika dibandingkan dengan laut lainnya. Hal ini terjadi karena kenaikan air laut sepanjang sejarah kita tidak terlalu banyak, sehingga maksimal kedalaman laut-laut ini maksimal hanya beberapa ratus meter saja, berbeda dengan laut ingresi yang bisa mencapai ribuan meter.

Dangkalan sunda dan Dangkalan Sahul yang sekarang menjadi laut jawa dan laut arafuru
Ilustrasi dangkalan sunda dan Dangkalan Sahul yang sekarang menjadi laut jawa dan laut arafuru (wikipedia.org)

Contoh paling mudah dari laut transgresi adalah laut Arafuru dan laut Jawa. Kedua laut awalnya bukan berupa laut lho, kalian pernah dengar tentang dangkalan sunda dan dangkalan sahul? Yap, kedua laut ini awalnya merupakan daratan yang tenggelam karena peningkatan muka air laut.

Pada peta diatas, kita dapat melihat bahwa pada zaman es (ice ages) daerah Australia terhubung dengan Papua lewat dangkalan sahul, sedangkan pulau Jawa terhubung dengan Kalimantan, Sumatera, dan Semenanjung Malaya lewat dangkalan sunda.

Seiring dengan bertambahnya tinggi permukaan laut karena mencairnya es di kutub, kedua dangkalan ini pun tenggelam dan sekarang menjadi laut Jawa dan laut Arafuru.

Laut Regresi

Laut regresi terbentuk ketika permukaan air menurun relatif terhadap tinggi daratan. Pada ilustrasi ini, teradi sedimentasi sehingga permukaan daratan semakin menjorok ke laut
Laut regresi terbentuk ketika permukaan air menurun relatif terhadap tinggi daratan. Pada ilustrasi ini, teradi sedimentasi sehingga permukaan daratan semakin menjorok ke laut (Geocaching.com)

Laut regresi merupakan laut yang mengecil dan mendangkal seiring dengan berjalannya waktu. Lama kelamaan, laut ini akan semakin mengecil hingga mengekspos dasar laut yang ada dibawah permukaan lautnya.

Pendangkalan laut ini dapat disebabkan oleh dua hal yaitu sedimentasi yang besar pada suatu laut atau penurunan muka air laut relatif terhadap lempeng benua yang ada. Dua duanya merupakan alasan yang valid bagi terbentuknya laut regresi, namun, keduanya memiliki proses yang jauh berbeda.

Sedimentasi yang besar pada laut umumnya disebabkan oleh proses erosi yang tinggi pula pada daratan disekitarnya. Endapan sedimen yang tererosi dari daratan akan dibawa oleh sungai-sungai ke laut, hingga akhirnya mereka mendekam di laut.

Lama kelamaan, sedimen ini dapat menyebabkan bibir pantai bertumbuh semakin jauh ke laut, sehingga mengurangi luas laut dan membuat laut menjadi dangkal. Ini adalah salah satu contoh regresi laut yang mungkin terjadi.

Ilustrasi dangkalan bering (beringia). Pada saat zaman es, daerah yang berwarna biru agak tua tersingkap diatas laut menjadi dangkalan
Ilustrasi dangkalan bering (beringia). Pada saat zaman es, daerah yang berwarna biru agak tua tersingkap diatas laut menjadi dangkalan (StackExchange.com)

Regresi laut yang lebih ekstrim dan sering dijadikan contoh adalah regresi paksa dimana muka air laut menurun secara drastis karena airnya terkunci dalam gletser-gletser besar di daerah kutub. Hal ini umumnya terjadi ketika ada pendinginan global yang ekstrim dan terjadi secara masif.

Contoh laut yang mengalami regresi karena peristiwa ini adalah laut bering yang terletak di perbatasan Rusia dan Amerika. Saat permukaan laut menurun, tereksposlah bering land bridge yang sekarang sudah berada dibawah laut. Dangkalan ini memungkinkan terjadinya migrasi hewan dan manusia dari benua Eropa-Asia-Afrika ke benua Amerika.

Contoh lain dari laut regresi yang disebabkan oleh penurunan muka air laut adalah laut jawa dan laut arafuru. Saat permukaan laut turun, tersingkaplah dangkalan berupa dangkalan sahul dan dangkalan sunda. Kedua dangkalan ini memungkinkan terjadinya penyebaran flora dan fauna di Indonesia seperti yang sekarang kita ketahui ini, terdapat 3 jenis yaitu asiatis, australis, dan peralihan.

Perbedaan Laut Ingresi, Transgresi, dan Regresi

Sebenarnya, perbedaan utama dari ketiga jenis laut ini adalah cara terbentuknya. Namun, cara terbentuk yang berbeda-beda ini akan menghasilkan karakteristik badan air yang berbeda pula. Berikut ini tabel yang merangkum perbedaan antara ketiga jenis laut yang sudah kita bahas diatas.

Baca Juga :  Batu Bara: Pengertian, Jenis, dan Proses Terbentuknya
Laut Ingresi Laut Transgresi Laut Regresi
Proses
Terbentuk
Menurunnya ketinggian dasar samudera relatif terhadap lempeng benua Meningkatnya ketinggian muka air laut relatif terhadap lempeng benua Menurunnya ketinggian air laut relatif terhadap daratan
Gaya
pembentuk
dominan
Gaya endogen bumi berupa tektonik lempeng Gaya eksogen berupa pencairan gletser dan pemanasan global Gaya eksogen berupa pendinginan global dan erosi sedimentasi
Kedalaman Sangat dalam, bisa mencapai ribuan meter Relatif dangkal, puluhan hingga ratusan meter Umumnya dangkal seperti laut transgresi
Relief bawah laut Palung laut, rekahan tengah samudera, basin Bermacam macam Bermacam macam
Tabel perbandingan laut ingresi dan laut regresi

Dapat ditarik kesimpulan bahwa pada dasarnya laut regresi dan laut transgresi merupakan bagian dari sebuah proses. Ketika permukaan laut naik dan daratan tergenang, maka akan terbentuk laut transgresi, namun, ketika permukaan laut turun dan daratan kembali menjadi daratan, akan terbentuk laut regresi.