“Intrauterine device (IUD) adalah alat keluarga berencana (KB) yang dinilai efektif untuk mencegah kehamilan jika dipasang dengan benar. Namun, karena beberapa hal, alat KB tersebut bisa bergeser dari rahim. Sebenarnya kamu dianjurkan untuk memeriksa posisi KB IUD secara teratur di rumah untuk mengetahui jika ada perubahan. Namun, ketika alat kontrasepsi tersebut sudah bergeser dari rahim, biasanya ada sejumlah tanda yang bisa dirasakan wanita”.
IUD adalah salah satu alat kontrasepsi KB yang umum digunakan oleh wanita. Alat kontrasepsi ini berbentuk T, berukuran kecil dan terbuat dari plastik yang dimasukkan ke dalam rahim untuk mencegah kehamilan dan tujuan lainnya.
Tergantung pada jenis dan merk IUD, alat kontrasepsi ini bisa bertahan selama 3–12 tahun. Jadi, selama waktu tersebut, kamu tidak perlu memikirkan alat kontrasepsi kamu. Meski begitu, pada kasus yang jarang terjadi, KB IUD juga bisa bergeser dari rahim, atau bahkan jatuh. Bila KB IUD sudah tidak berada di tempat yang tepat, kamu bisa hamil. Karena itu, penting untuk mengetahui tanda-tanda IUD bergeser dari rahim di sini.
Apa Penyebab IUD Bisa Bergeser?
KB IUD yang sudah dipasang dengan tepat sebenarnya jarang sekali bergeser atau bergerak. Namun, hal itu tetap bisa terjadi, terutama dalam beberapa bulan pertama setelah dimasukkan. Berikut ini beberapa hal yang bisa menyebabkan KB IUD bergeser:
- Kamu mengalami kontraksi rahim yang kuat selama periode menstruasi kamu.
- Kamu memiliki rongga rahim yang kecil.
- Rahim kamu miring.
- IUD dipasang oleh dokter yang tidak berpengalaman dalam melakukan prosedur ini.
Selain itu, ada beberapa faktor juga yang bisa membuat KB IUD kamu lebih mungkin untuk bergeser, antara lain:
- Berusia di bawah 20 tahun.
- Sedang menyusui.
- Pemasangan IUD dilakukan segera setelah melahirkan.
Pemeriksaan Posisi KB IUD Bisa Dilakukan Secara Mandiri
Tahukah kamu bahwa KB IUD memiliki tali yang menggantung di leher rahim yang seharusnya bisa kamu rasakan? Untuk memastikan KB IUD kamu tidak bergeser, beberapa ahli menganjurkan untuk memeriksa benang tersebut setiap bulan setelah kamu mendapatkan menstruasi. Hal ini karena alat kontrasepsi tersebut lebih mungkin bergeser selama periode kamu.
Berikut cara memeriksa apakah KB IUD kamu masih terpasang dengan baik atau tidak:
- Pertama-tama, cuci tangan terlebih dahulu.
- Lalu, duduklah atau berjongkok agar kamu bisa dengan mudah mengakses vagina kamu.
- Masukkan jari ke dalam vagina sampai kamu merasakan leher rahim.
- Rasakan ujung tali yang seharusnya keluar melewati leher rahim.
- Hindari menarik tali.
Bila kamu bisa merasakan talinya, kemungkinan KB IUD kamu masih terpasang. Bila kamu tidak bisa merasakan talinya, tali tersebut lebih panjang atau lebih pendek dari biasanya, atau kamu bisa merasakan plastik KB IUD kamu, kemungkinan alat tersebut sudah bergerak. Namun, tidak bisa merasakan tali bukan berarti IUD sudah bergeser. Kemungkinan besar tali melingkar di dalam leher rahim.
Tanda-Tanda KB IUD Sudah Bergeser dari Rahim
Berikut ini tanda-tanda KB IUD bergeser dari rahim:
- Kamu tidak bisa merasakan talinya. Saat kamu melakukan pemeriksaan dan tidak dapat menemukan tali KB IUD, ada kemungkinan tali melingkar di dalam rahim, tetapi ada juga kemungkinan alat kontrasepsi tersebut sudah bergeser. Bicarakanlah pada dokter untuk memastikannya.
- Tali IUD terasa lebih pendek atau lebih panjang dari biasanya. Bila panjang tali berbeda, ada kemungkinan KB IUD bergeser. Memeriksa tali secara teratur membuat kamu lebih mudah untuk menyadari perubahan ini.
- Kamu bisa merasakan KB IUD. Ketika IUD berada di tempat yang tepat, kamu seharusnya hanya merasakan talinya. Namun, bila kamu bisa merasakan bagian plastik yang keras dari IUD menyembul keluar, artinya alat tersebut sudah bergeser.
- Pasangan bisa merasakan KB IUD. Saat IUD masih terpasang dengan baik, kamu dan pasangan seharusnya tidak merasakannya saat berhubungan intim. Pasangan mungkin merasakan talinya, tetapi bukan bagian plastiknya. Bila pasangan bisa merasakan bagian plastik yang keras, alat tersebut mungkin sudah bergerak.
- Rasa nyeri. Bila kamu merasakan sakit yang luar biasa, memburuk, atau tidak hilang 3–6 bulan setelah kamu mendapatkan KB IUD, kemungkinan alat tersebut tidak berada pada tempatnya.
- Perdarahan berat atau tidak normal. Bercak dan perdarahan biasa terjadi setelah kamu baru mendapatkan KB IUD, tetapi perdarahan berat atau tidak normal bisa menjadi pertanda alat tersebut berada di tempat yang salah.
- Kram parah, keputihan yang tidak normal, atau demam. Itu semua bisa menjadi pertanda alat konstrasepsimu sudah bergeser, tetapi mungkin juga merupakan tanda-tanda infeksi.
IUD juga bisa bergeser dari rahim tanpa menimbulkan tanda-tanda. Jadi, periksalah tali secara teratur untuk mengetahui apakah alat tersebut masih berada di tempat yang tepat atau sudah bergeser.
Tanda IUD Bermasalah yang Patut Diperhatikan
Tanda-tanda KB IUD bergeser dapat disebabkan oleh sejumlah faktor salah satunya karena KB spiral bergeser atau telah kadaluarsa. Jika kamu mengalami ciri-ciri KB spiral bermasalah seperti berikut, segera hubungi dokter:
1. Posisi IUD Bergeser
Jika tandanya posisi IUD hanya bergeser sedikit, kondisi ini kemungkinan tidak menyebabkan gejala atau keluhannya sangat ringan, sehingga tidak terasa. Namun bila pergeseran posisinya tergolong parah, akan menunjukkan ciri-ciri KB IUD bergeser dengan tanda-tandanya seperti berikut:
- Tali IUD tidak bisa dirasakan dengan jari.
- Pasangan merasa penisnya menyentuh IUD saat berhubungan seks.
- Perdarahan di luar siklus menstruasi.
- Vagina mengalami pendarahan yang parah.
- Kram perut yang parah dan melebihi kram menstruasi.
- Perut bagian bawah terasa sakit.
- Keputihan yang tidak biasa.
Adapun penyebab KB IUD bergeser dan memicu tanda IUD bermasalah meliputi:
- Kontraksi rahim yang kuat selama menstruasi.
- Rongga rahim yang kecil.
- Rahim dengan kemiringan tinggi.
- Pemasangan IUD yang tidak benar.
2. IUD Sudah Kedaluwarsa
Selain karena bergeser, menggunakan IUD yang sudah kadaluarsa juga akan menimbulkan komplikasi bagi penggunanya. Efek penggunaan IUD yang melewati batas waktu pemakaian akan menyebabkan peradangan atau perdarahan.
Tanda IUD bermasalah akibat kadaluarsa bisa menimbulkan gejala seperti berikut pada pengguna:
- Nyeri hebat.
- Muntah.
- Demam.
- Peradangan dan perdarahan.
Agar masalah tersebut tidak Anda alami, penting untuk mengetahui batas waktu kadaluarsa KB spiral IUD. Masa kadaluarsa IUD umumnya adalah 3 sampai 5 tahun. Namun, KB spiral IUD yang terbuat dari lapisan tembaga bisa bertahan lebih lama, yakni mencapai 10 tahun.
3. Terjadi Kehamilan
Meski jarang, tanda IUD bermasalah lainnya bisa berupa kehamilan. Setidaknya, sebuah penelitian menyebutkan bahwa 0,8 persen pemakai KB spiral masih bisa hamil. Salah satu sebab kehamilan tetap bisa muncul adalah pengguna KB spiral melakukan hubungan seksual dalam waktu tujuh hari setelah pemasangan, pelepasan, dan pergeseran IUD.
Mengalami kehamilan meski sudah memakai IUD biasanya akan memunculkan sederet gejala khas wanita hamil pada umumnya. Mulai dari mual, kelelahan, tidak menstruasi, payudara yang lebih sensitif saat disentuh, mengidam, serta perubahan mood.
Risiko Kehamilan Ektopik saat Memakai IUD
Kehamilan ketika masih memakai KB spiral juga lebih berisiko berupa gangguan medis yang disebut kehamilan ektopik. Kondisi ini terjadi saat embrio bukan tumbuh dalam dalam lahir, tapi di luar rahim. Umumnya, lokasi pertumbuhan tersebut adalah di tuba palofi alias indung telur. Kondisi ini bisa ditandai dengan:
- Nyeri ringan atau parah di perut atau panggul.
- Nyeri punggung bagian bawah.
- Perdarahan vagina yang di luar kebiasaan.
- Kram di salah satu sisi panggul.
- Lemah.
- Pusing.
- Pingsan.
Risiko IUD Bermasalah pada Wanita Hamil
Beberapa perempuan mungkin akan lebih berisiko mengalami masalah terkait pemasangan IUD, seperti KB spiral yang lepas atau bergeser. Siapa sajakah mereka?
1. Wanita Berusia Muda
Sebuah riset menunjukkan bahwa wanita muda dan remaja lebih berisiko mengalami KB spiral yang lepas. Adapun usia mereka berkisar antara 14 hingga 19 tahun. Risiko lepasnya KB spiral ini akan menurun pada perempuan yang berusia di atas 19 tahun.
2. Baru Menjalani Aborsi Medis
Kelompok perempuan lain yang berisiko mengalami copot IUD adalah mereka yang menjalani prosedur aborsi (kuret) dengan alasan medis. Studi tertentu mengemukakan bahwa jika pemasangan IUD pada dua minggu setelah aborsi lebih berisiko untuk lepas. Risiko ini akan sedikit berkurang jika pemasangan dilakukan setidaknya tiga minggu sesudah kuret.
Jika pasang IUD dilakukan lebih awal, 6,7 persen perempuan kemungkinan mengalami tanda IUD bermasalah akibat lepas dalam waktu enam bulan. Sedangkan bila dilakukan setelah tiga minggu, persentasenya turun menjadi 3,3 persen.
Artikel Paling Populer :
- Siapakah yang menciptakan gagasan baru dengan… Siapakah yang menciptakan gagasan baru dengan menambahkan alat alat tertentu ke dalam senam irama... A. Vitaly Venediktovich B. Hinrich Medau C. Akinori Nakayama D. McKayla Maroney Jawaban : B. Hinrich…
- Ini 3 Cara Mengatasi Anosmia Menurut Saran Dokter Seperti yang diketahui, anosmia merupakan ketidakmampuan atau terjadi penurunan kemampuan untuk mencium. Hal ini bisa saja terjadi secara permanen maupun sementara. Sebab, faktanya ada beberapa orang yang memang memiliki anosmia…
- Pendarahan Implantasi dan Panduan Menjalani… Pendarahan implantasi merupakan bercak darah yang umum terjadi sebagai pertanda hamil. Lalu apakah pendarahan tersebut berbahaya? Bagaimana cara membedakan pendarahan implantasi dengan haid? Mari, simak penjelasan selengkapnya berikut ini! Apa…
- Apa Itu Lipoma: Pengertian, Gejala, dan Diagnosis Penyakit yang bisa datang ke tubuh kita sangat beragam, ada yang bisa membahayakan kesehatan tubuh dan ada juga yang tidak memiliki efek apa-apa. Meski begitu, ketika ada suatu hal yang…
- Kenali Gejala Awal Kanker Testis dan Langkah Pencegahannya Testis sendiri adalah bagian sistem reproduksi laki-laki yang terdiri atas dua pasang organ yang memiliki ukuran seperti bola golf. Organ itu dilapisi oleh kantong kulit yang disebut dengan skrotum dan…
- Posisi Tidur yang Baik Untuk Ibu Hamil Trimester 1 – 3 Di tengah masa kehamilan, menemukan posisi tidur yang baik untuk ibu hamil kadang tidak mudah khususnya jika sudah memasuki trimester ketiga. Hamil merupakan salah satu momen yang paling membahagiakan bagi…
- Pengertian Tuba Fallopi (Oviduk), Struktur, Bagian,… Pengertian Tuba Fallopi (Oviduk), Struktur, Bagian, Fungsi Dan Penyebab Tuba Fallopi Tersumbat Lengkap – Tuba Fallopi atau oviduk atau buluh rahim adalah saluran yang menghubungkan ovarium (indung telur) dan uterus…
- Pengertian Plasenta, Fungsi, Struktur, Bagian dan… Pengertian Plasenta, Fungsi, Struktur, Bagian dan Proses Terbentuknya Plasenta Lengkap – Plasenta atau tembuni atau ari-ari adalah suatu organ dalam kandungan pada masa kehamilan. Pertumbuhan dan perkembangan plasenta penting bagi pertumbuhan…
- Pengertian Kapasitor, Fungsi dan Jenis-Jenis… Pengertian Kapasitor, Satuan, Fungsi dan Jenis-Jenis Kapasitor Beserta Penjelasannya Lengkap – Kondensator atau Kapasitor (Capasitor= C) adalah suatu alat yang dapat menyimpan energi dalam medan listrik dengan cara mengumpulkan ketidakseimbangan internal dari muatan listrik. Kapasitor memiliki…
- Pengertian Kelenjar Pituitari, Fungsi dan Struktur… Pengertian Kelenjar Pituitari, Fungsi dan Struktur Bagian Kelenjar Pituitari (Hipofisis) Lengkap – Kelenjar pituitari atau kelenjar hipofisis merupakan kelenjar endokrin yang terletak di dasar otak dan menghasilkan banyak hormon yang…
- Cara Menjaga Kesehatan Reproduksi Wanita, Penting! Pentingnya menjaga kesehatan reproduksi wanita adalah hal yang baik terutama bagi wanita yang tengah merencanakan kehamilan. Sebab, gangguan pada sistem reproduksi bisa berakibat fatal, salah satunya memicu gangguan seksual hingga…
- Kata Seru (Interjeksi) pakah kamu tahu apa yang dimaksud dengan Kata Seru ( Interjeksi ) ??? Jika anda belum mengetahui apa itu Kata Seru ( Interjeksi ) anda tepat sekali mengunjunginya, karna pada…
- Memahami Siklus Menstruasi yang Dialami Oleh Para Wanita Siklus menstruasi dialami wanita yang telah melalui masa pubertas. Fase menstruasi tersebut melewati beberapa tahap dalam organ reproduksi wanita, yang diawali dari penciptaan sel telur sampai dengan keluarnya dari dalam…
- Jadwal Pemeriksaan Kehamilan Trimester 1, 2, dan 3… Mendapatkan kesempatan untuk bisa mengandung dan melahirkan adalah anugerah yang begitu besar bagi setiap perempuan setelah menikah. Meski demikian, setiap wanita memiliki waktu masing-masing. Ada yang langsung hamil tanpa harus…
- Pengertian Catatan Kaki, Unsur, Jenis, Aturan… Pengertian Catatan Kaki, Tujuan Penulisan Catatan Kaki, Unsur Catatan Kaki, Jenis Catatan Kaki, Aturan Penulisan Catatan Kaki dan Contoh Catatan Kaki Terlengkap – Catatan kaki (Footnote) adalah daftar keterangan khusus yang ditulis pada…
- Biaya Operasi Gigi Bungsu di Rumah Sakit dan Klinik,… Biaya kesehatan terkait operasi gigi bungsu di rumah sakit terhitung mahal mulai dari kisaran Rp220 ribuan hingga di atas Rp5 juta. Hal tersebut karena tindakan medis satu ini dilakukan oleh dokter…
- Rumus Taksiran Berat Janin (TBJ) dan Cara Menghitungnya Taksiran berat janin (TBJ) perlu dihitung sesuai dengan usia kehamilan. Bobot janin akan memperlihatkan tanda-tanda kandungan yang baik. Mayoritas dari ibu hamil (bumil) mungkin akan melakukannya melalui pemeriksaan ultrasonografi atau…
- Aransemen Adalah Ada yang sudah mengenal atau pernah mendengar mengenai istilah Aransemen? Simak penjelasan terlengkapnnya di bawah ini. Pengertian Aransemen Aransemen berasal dari bahasa Belanda yakni “Arrangement” yang artinya penyesuaian komposisi musik…
- Lebih Sehat! Ini Manfaat Susu Jahe Untuk Tubuh Jahe dan susu merupakan dua minuman yang berbeda. Namun siapa sangka jika kedua jenis minuman tersebut dapat dikombinasikan menjadi minuman susu jahe yang lezat. Ya, susu jahe merupakan salah satu…
- Pengertian Rubella, Penyebab, Gejala, Cara… Pengertian Rubella, Penyebab, Gejala, Cara Penanganan dan Pencegahan Rubella Lengkap – Campak Jerman atau lebih dikenal dengan nama Rubella adalah penyakit yang disebabkan oleh virus. Bagi penderita akan muncul ruam merah…