Pada saat hendak perjalanan jauh, apa yang biasa Anda persiapkan? Mungkin Anda akan menyiapkan bekal pakaian, uang, makanan, kesehatan, serta menjaga diri saat dalam perjalanan supaya dapat selamat sampai pada tujuan. Dalam agama Islam, seorang yang melakukan perjalanan jauh atau disebut dengan istilah musafir tentu perlu untuk berdoa kepada Allah SWT.
Tujuan dari berdoa supaya perjalanan yang dilakukan diberikan keberkahan, keselamatan, serta bisa menjadi suatu amalan yang baik baginya, termasuk pada saat hendak mudik ke kampung halaman.
Allah telah berfirman Al-Qur’an surat Al Baqarah ayat 186 bahwa Ia menyukai hamba-hamba-Nya yang mau berdoa dan memohon kepada-Nya,
وَاِذَا سَاَلَكَ عِبَادِيْ عَنِّيْ فَاِنِّيْ قَرِيْبٌ ۗ اُجِيْبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ اِذَا دَعَانِۙ فَلْيَسْتَجِيْبُوْا لِيْ وَلْيُؤْمِنُوْا بِيْ لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُوْنَ
Artinya: “Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Aku, maka sesungguhnya Aku dekat. Aku Kabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepada-Ku. Hendaklah mereka itu memenuhi (perintah)-Ku dan beriman kepada-Ku, agar mereka memperoleh kebenaran.”
Bacaan Doa Perjalanan Jauh
Apabila hendak melakukan perjalanan jauh, sebaiknya berdoa kepada Allah SWT supaya diberikan keselamatan serta kelancaran dalam bepergian. Dikutip dari buku Doa & Zikir Mustajab untuk Muslimah oleh H. Muhammad Rahmatullah, Abdullah bin Sarjis berkata bahwa apabila Rasulullah SAW bersafar (melakukan perjalanan jauh), beliau berdoa,
اللَّهُمَّ أَنْتَ الصَّاحِبُ فِى السَّفَرِ وَالْخَلِيفَةُ فِى الأَهْلِ اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنْ وَعْثَاءِ السَّفَرِ وَكَآبَةِ الْمَنْظَرِ وَسُوءِ الْمُنْقَلَبِ فِى الْمَالِ وَالأَهْلِ
Allahumma antash shohibu fis safar, wal kholiifatu fil ahli. Allahumma inni a’udzubika min wa’tsaa-is safari wa ka-aabatil manzhori wa suu-il munqolabi fil maali wal ahli.
Artinya:
“Ya Allah, Engkau adalah Teman dalam perjalanan, dan Pengganti dalam keluarga. Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari beratnya perjalanan, dan kesedihan saat kembali, serta dari kekafiran setelah iman, dan dari doa orang yang dizalimi dari keburukan pemandangan dalam keluarga dan harta.” (HR Tirmidzi).
Doa Hendak Keluar Rumah
Selain doa di atas, terdapat pula doa keluar rumah yang dapat dipanjatkan setiap hendak keluar rumah.
Berikut adalah doanya:
بِسْمِ اللهِ تَوَكَّلْتُ عَلَى اللهِ، لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ
Bismillahi, tawakkaltu ’alallah, laa haula wa laa quwwata illaa billaah.
Artinya: “Dengan nama Allah, aku bertawakkal kepada Allah. Tiada daya dan kekuatan kecuali dengan Allah.”
Setelah membaca doa bepergian jauh, kamu bisa melafalkan surat Al-Ikhlas saat berada di perjalanan.
Inilah bacaan doa dalam perjalanan jauh yang wajib dihafal.
(قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ (١) اللَّهُ الصَّمَدُ (٢) لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ (٣) وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ (٤
Qul huwallahu ahad. Allahus shamad. Lam yalid, wa lam yulad, wa lam yakullahu kufuwan ahad
Artinya: “Katakanlah, Dia Allah yang Esa. Dia tempat bergantung. Dia tidak melahirkan dan tidak dilahirkan. Tiada satupun yang menyamai-Nya.”
Doa Agar Terhindar Dari Bahaya Ketika pergi
Supaya perjalanan Anda terhindar dari segala mara bahaya, maka dapat memanjatkan doa bepergian jauh ini.
اللهمَّ الطفْ بي في تيسيرِ كلِّ عسيرٍ فإن تيسيرَ كلِّ عسيرٍ عليك يسيرُ وأسألُك اليسرَ والمعافاةَ في الدنيا والآخرةِ
Allahummalthuf bi fi taisiri kulli ‘asir fa inna taisira kulli ‘asirin ‘alaika yasir, wa as alukal yusra wal mu’afata fid dunya wal akhirati.
Artinya: “Ya Allah, lunakkanlah kepadaku dalam memudahkan setiap sesuatu yang sulit karena memudahkan setiap sesuatu yang sulit bagi-Mu sangat mudah, dan aku memohon kepada-Mu kemudahan dan kesehatan di dunia dan akhirat.”
Doa Naik Kendaraan
Saat akan naik kendaraan untuk bepergian, ada doa naik kendaraan yang mesti dipanjatkan. Tak lupa juga, kita mesti mengucapkan doa bepergian naik kendaraan agar selamat sampai tujuan.
Inilah doa dalam perjalanan:
اَلْحَمْدُ للهِ، سُبْحَانَ الَّذِي سَخَّرَ لَنَا هَذَا وَمَا كُنَّا لَهُ مُقْرِنِينَ وَإنَّا إِلَى رَبِّنَا لَمُنْقَلبُونَ
Alhamdulillah subhanalladzi sakhkhoro lana hadza wa ma kunna lahu muqrinina wa inna ila rabbina lamunqalibun.
Artinya: “Segala puji bagi Allah, Maha Suci Allah yang telah menundukkan semua (kendaraan) ini bagi kami, padahal sebelumnya kami tidak mampu menguasainya, dan sesungguhnya hanya kepada Tuhan kamilah kami akan kembali.”
Doa Selamat di Perjalanan
Agar selamat sampai tujuan, tak lupa untuk memanjatkan doa selamat di perjalanan. Kita juga bisa membaca doa agar hati tenang selama bepergian jauh.
Berikut doa selamat di perjalanan.
سُبْحَانَ الَّذِى سَخَّرَ لَنَا هَذَا وَمَا كُنَّا لَهُ مُقْرِنِينَ وَإِنَّا إِلَى رَبِّنَا لَمُنْقَلِبُونَ اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ فِى سَفَرِنَا هَذَا الْبِرَّ وَالتَّقْوَى وَمِنَ الْعَمَلِ مَا تَرْضَى اللَّهُمَّ هَوِّنْ عَلَيْنَا سَفَرَنَا هَذَا وَاطْوِ عَنَّا بُعْدَهُ اللَّهُمَّ أَنْتَ الصَّاحِبُ فِى السَّفَرِ وَالْخَلِيفَةُ فِى الأَهْلِ اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنْ وَعْثَاءِ السَّفَرِ وَكَآبَةِ الْمَنْظَرِ وَسُوءِ الْمُنْقَلَبِ فِى الْمَالِ وَالأَهْلِ
Subhanal ladzi sakhora lana hadza wa ma kunna lahu muqrinina wa inna ila ila rabbana la munqalibun. Allahumma inna nas aluka fi safarna hadzal birra wat taqwa wa minal ‘amali ma tardla. Allahumma hawwin ‘alaina safarana hadza wa’thu ‘anna bu’dahu. Allahumma antash shokhibu fis safari wal kholifatu fil ahli. Allahumma inni a’udzubika min wa’tsais safari wa kabatil mundhori wa suil munqolabi fil mali wal ahli.
Artinya:
“Mahasuci Allah yang telah menundukkan (kendaraan) ini untuk kami, padahal kami sebelumnya tidak mempunyai kemampuan untuk melakukannya, dan sesungguhnya hanya kepada Rabb kami, kami akan kembali. Ya Allah, sesungguhnya kami memohon kepada-Mu kebaikan, takwa dan amal yang Engkau ridai dalam perjalanan kami ini. Ya Allah mudahkanlah perjalanan kami ini, dekatkanlah bagi kami jarak yang jauh. Ya Allah, Engkau adalah rekan dalam perjalanan dan pengganti di tengah keluarga. Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari kesukaran perjalanan, tempat kembali yang menyedihkan, dan pemandangan yang buruk pada harta dan keluarga.”
Doa Selamat Perjalanan
Selama bepergian, tentunya Anda beristirahat untuk memulihkan kondisi. Di saat seperti ini, jangan hanya mengembalikan kondisi dengan makan dan tidur. Baca juga doa keselamatan perjalanan jauh saat beristirahat ini agar dihindarkan dari kejahatan.
أَعُوْذُ بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّاتِ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ
A’udzu bi kalimaatillahit taammaati min syarri maa khalaq
Artinya: “Aku berlindung dengan kalimat Allah yang sempurna dari kejahatan ciptaan-Nya.”
Doa Sampai Tujuan
Pada saat sampai di tujuan, maka dapat membaca doa setelah sampai di tujuan. Hal ini dilakukan sebagai bentuk rasa syukur kita karena diberikan keselamatan dalam perjalanan.
Berikut ini adalah doa yang harus dipanjatkan.
اَللّٰهُمَّ إِنِّىْ أَسْأَلُكَ خَيْرَهَا وَخَيْرَ أَهْلِهَا وَخَيْرَ مَافِيْهَا وَأَعُوْذُبِكَ مِنْ شَرِّهَا وَشَرِّ أَهْلِهَا وَشَرِّ مَافِيْهَا
Allaahumma innii as aluka lhairohaa wakhairo ahlihaa wakhairo maa fiihaa wa a’uudzubika min syarrihaa wa syaarri ahlihaa wa syarri maa fiihaa
Artinya: “Ya Allah, saya mohon kepada-Mu kebaikan negeri ini dan kebaikan penduduknya serta kebaikan yang ada di dalamnya. Saya berlindung kepada-Mu dari kejahatan negeri ini dan kejahatan penduduknya serta kejahatan yang ada di dalamnya”
Pengertian Musafir
Musafir diambil dari bahasa Arab, arti kata musafir adalah melakukan perjalanan. Dalam Bahasa Arab, kata musafir adalah isim Fa’il atau kata yang memiliki posisi sebagai subyek atau pelaku. Sedangkan secara pengertian bahasa, musafir adalah orang yang melakukan perjalanan.
Karena musafir adalah orang yang sedang melakukan perjalanan jauh, maka Islam memberikan keringanan bagi mereka dalam menjalankan ibadah. Akan tetapi, bukan berarti setiap orang yang melakukan perjalanan akan mendapat keringanan tersebut. Karena ada kriteria tertentu yang menjadikan musafir mendapat keringanan
Sedangkan menurut madzhab Syafi’i dan Maliki, jarak yang ditempuh yaitu sekurang-kurangnya 77 kilometer, sedangkan menurut Abu Hanifah 115 meter.
Adapun batasan waktunya, menurut Imam Ahmad, Imam Syafi’i, dan Imam Malik adalah empat hari, sedangkan menurut Abu Hanifah 15 hari. Namun, banyak juga yang berpendapat bahwa musafir adalah orang yang sedang bepergian untuk tujuan tertentu dengan jarak sejauh 2 marhalah atau perjalanan kurang lebih 70 km, dan orang tersebut tidak berencana untuk menetap di daerah tertentu lebih dari 3 hari.
Dengan demikian, dalam pandangan para ulama, apabila seseorang memang telah berniat tinggal lebih dari waktu itu sejak semula, maka dia bukan musafir lagi. Jadi, dia tidak diberikan izin untuk menjamak atau menggabung shalat Dzuhur dan Ashar atau Maghrib dan Isya. Apalagi jika ingin meng-qashar atau melaksanakan shalat yang empat rakaat menjadi dua rakaat saja.
Seandainya sang musafir terpaksa menunda kepulangannya sehari karena satu dan lain hal, maka statusnya sebagai musafir dapat diperpanjang sehari. Kemudian, jika kepulangannya ternyata masih harus tertunda lagi sehari esok harinya, maka statusnya masih dapat diperpanjang lagi hari demi hari.
Imam Syâfi‘î membatasi perpanjangan ini hanya sampai tujuh belas atau delapan belas hari. Sementara itu, imam mazhab lainnya tidak membatasinya.
Tetapi, Anda harus ingat bahwa izin ini berlaku bagi mereka yang berstatus musafir dalam pengertian di atas, yakni yang sejak semula hanya bermaksud tinggal empat atau lima hari dan bukan seperti Anda yang berstatus mahasiswa yang sudah tentu sejak semula bermaksud tinggal selama berbulan-bulan.
Imam Abu Hanifah mewajibkan musafir melakukan shalat qashar, yaitu dzuhur, ashar, dan isya yang masing-masing shalat ialah dua rakaat.