Pengertian Keseimbangan Lingkungan

Lingkungan mencakup segala sesuatu disekitar kita terdiri atas faktor biotik dan faktor abiotik. Faktor biotik berupa hewan. manusia, dan mikroba. Faktor abiotik berupa lingkungan fisik, meliputi air, tanah, dan udara serta segala sesuatu yang terkait dengan ketiga faktor itu, misalnya cuaca, kelembapan, suhu, dan topografi. Lingkungan juga dipengaruhi oleh budaya manusia. Kemajuan ilmu pengetahuan manusia akan berpengaruh sedikit atau banyak dan akan berdampak terhadap perubahan lingkungan tersebut.Sebelum masuk ke bab Lingkungan ini, Anda harus sudah memahami materi tentang ekosistem dan ekologi

poster-lingkungan-hidup-copy2

Keseimbangan Lingkungan

Suatu lingkungan yang seimbang dicirikan dengan tidak terputusnya mata rantai dalam jaring-jaring makanan. Jika ada salah satu mata rantai yang terputus, keseimbangan lingkungan menjadi terganggu. Suatu ekosistem yang dapat menjaga keseimbangannya dinamakan ekosistem seimbang. Usaha suatu ekosistem untuk selalu seimbang dinamakan homeostasis. Suatu lingkungan atau ekosistem yang terjaga keseimbangannya tidak akan mengalami gangguan. Dalam suatu ekosistem, gangguan pada tingkat trofik tertentu akan berpengaruh pada tingkat trofik lainnya. Sebagai contoh, serangan hama tikus yang memakan tanaman padi (produsen) disebabkan banyak orang berburu ular (konsumen II) yang merupakan musuh alami tikus (konsumen I). Akibatnya, populasi tikus menjadi tidak terkendali dan akhimya menurunkan produksi tanaman padi.

Gangguan yang terjadi pada lingkungan atau ekosistem dapat bempa gangguan alami dan gangguan buatan. Gangguan buatan adalah gangguan yang disebabkan oleh perbuatan manusia. Aktivitas manusia dapat memengaruhi lingkungan, antara lain sebagai berikut.

  1. Pemupukan tanaman padi diharapkan dapat menyuburkan tanaman, tetapi temyata limbah pupuk yang berlebihan dapat mencemari sungai.
  2. Orang yang merokok menghasilkan asap yang mencemari saluran pemapasan dan paru-parunya. Asap rokok yang dihembuskan ke udara juga akan mencemari udara di sekitamya sehingga sangat berbahaya bagi orang lain yang tidak merokok karena asap rokok mengandung bahan-bahan beracun.
  3. Di masa sekarang, sarana transportasi sangat membantu manusia dalam beraktivitas. Sarana transportasi, dari kendaraan bermo- tor, mobil, bus, truk, hingga pesawat terbang semuanya meng- gunakan bahan bakar minyak. Temyata, asap hasil pembakaran bahan bakar minyak dapat mencemari lingkungan sekitar. Selain itu, adanya kandungan timbal (Pb) pada bensin berdampak buruk terhadap makhluk hidup.
  4. Lumpur yang keluar akibat pengeboran oleh PT Lapindo Brantas di Sidoarjo, Jawa Timur, merupakan salah satu bencana yang ditimbulkan oleh ulah manusia yang berakibat tenggelamnya beberapa desa di sekitar pabrik.
  5. Tindakan manusia membakar hutan dan melakukan penebangan liar pada daerah yang menjadi simpanan air (hutan) dapat meng- akibatkan kekeringan saat musim kemarau dan menyebabkan longsor atau banjir saat musim hujan.

Selain ulah manusia, gangguan secara alami juga ikut meme- ngaruhi lingkungan. Misalnya, aktivitas Gunung Merapi yang meletus pada bulan Oktober 2010. Gunung tersebut mengeluarkan asap tebal yang mengandung gas beracun (salah satunya gas belerang), disebut ”wedus gembel”. Selain itu, Gunung Merapi juga mengeluarkan batu dan lahar dari dalam perut bumi. Asap ”wedus gembel” tersebut menimbulkan awan panas yang dapat menghancurkan/membakar apa pun, termasuk makhluk hidup, yang dilaluinya.

Ternyata, tidak semua limbah yang dihasilkan dari aktivitas manusia maupun alam dapat mencemari lingkungan. Limbah yang mencemari disebut polutan dan dapat menimbulkan polusi. Limbah yang tidak mencemari antara lain serasah atau guguran daun tumbuhan yang ada di permukaan tanah. Serasah ini merupakan limbah tetapi tidak menimbulkan pencemaran, malah dapat dimanfaatkan sebagai pupuk hijau. Selain itu, tanah vulkanik dari gunung berapi yang merupakan limbah ternyata dapat dimanfaatkan sebagai pupuk vulkanik.

Sesuatu dapat dikatakan sebagai polutan (bahan pencemar) apabila memiliki sifat:

  1. berada pada tempat yang tidak tepat, misalnya bahan pewama kain digunakan sebagai bahan pewama makanan;
  2. jumlahnya melebihi batas, misalnya kadar CO dalam udara tidak melebihi 0,2 ppm (per partikel molekul);
  3. dapat merugikan organisme, misalnya boraks yang digunakan untuk mengawetkan daging dalam pembuatan bakso.

Demikian penjelasan yang bisa kami sampaikan tentang Pengertian Keseimbangan Lingkungan . Semoga postingan ini bermanfaat bagi pembaca dan bisa dijadikan sumber literatur untuk mengerjakan tugas. Sampai jumpa pada postingan selanjutnya.

Baca Juga :  4 Jenis Golongan Darah Pada Manusia Dan Penjelasan Terlengkap