Pengertian Teks Editorial dan Stukturnya, Fungsi, Tujuan, Manfaat dan Ciri-Ciri Serta Contoh Teks Editorial Terlengkap

Pengertian Teks Editorial dan Stukturnya, Fungsi, Tujuan, Manfaat, Kaidah Kebahasaan dan Ciri-Ciri Serta Contoh Teks Editorial Terlengkap – Jika kamu membaca sebuah teks dan terdapat pendapat pribadi dari seseorang terhadap suatu masalah maka secara tidak langsung kamu sudah membaca teks editorial atau teks opini atau juga sering disebut dengan tajuk rencana.

Kali ini kita akan membahas tentang pengertian teks editorial dan strukturnya, tujuan, manfaat, fungsi, ciri-ciri kaidah dan contoh teks editorial.

Pengertian Teks Editorial

Teks Editorial (Opini) adalah teks yang berisi tentang pendapat pribadi seseorang pada suatu isu atau masalah aktual. Isu tersebut meliputi masalah sosial, politik atau ekonomi yang memiliki hubungan signifikan dengan masalah politik.

Teks editorial atau teks opini ini biasanya rutin ada di surat kabar, dimana pengungkapan ini harus dilengkapi dengan bukti, fakta, atau alasan yang logis agar pembaca ataupun pendengar dapat menerimanya.

Tujuan dan Manfaat Teks Editorial

Berikut ini adalah tujuan dan manfaat teks editoral/Opini:
Tujuan
Mengajak pembaca/pendengar untuk ikut berpikir dalam isu yang sedang banyak dibicarakan di kehidupan sekitar.
Memberi pandangan pada pembaca/pendengar pada isu yang sedang berkembang di masyarakat.
Manfaat
Memberi informasi pada masyarakat
Untuk merangsang pemikiran
Dapat menggerakan penbaca untuk mengambil tindakan

Fungsi Teks Editorial

Berikut ini adalah fungsi teks editorial diantaranya:

  • Menjelaskan berita dan akibatnya kepada masyarakat
  • Mempersiapkan masyarakat akan kemungkinan yang terjadi
  • Mengisi latar belakang dari isu dengan kenyataan sosial dan faktor yang mempengaruhinya.
  • Meneruskan penilaian moral tentang isu tersebut.

Ciri-Ciri Teks Editorial

  • Tema tulisan selalu hanyat(sedang banyak dibicarakan), aktual dan faktual
  • Bersifat sistematis dan logis
  • Kalimat yang digunkan singkat, padat dan jelas.

Struktur Teks Editorial

Struktur pada teks editorial sama dengan struktur teks eksposisi yakni pernyataan pendapat atau tesis, argumentasi, dan pernyataan ulang pendapat atau reitaration.

Pernyataan pendapat
Pernyataan pendapat atau tesis adalah bagian yang berisi tentang pandangan atau sudut pandang penulis pada permasalahan yang dibahas. Biasanya ini mengacu pada bentuk pernyataan atau teori yang diperkuat dengan argumen.

Argumentasi
Argumentasi adalah bentuk bukti atau alasan yang dapat digunakan untuk memperkuat pernyataan dalam sebuah tesis, walaupun begitu argumentasi juga dapat digunakan untuk menolak sebuah pendapat. Argumentasi dapat berupa generalisasi atau pernyataan umum, data hasil pernyataan, pernyataan para ahli ataupun fakta yang didasari oleh referensi yang terpercaya.

Pernyataan Ulang Pendapat
Pernyataan/penegasan ulang pendapat atau Reiteration adalah bagian teks editorial yang berisi tentang penguatan kembali pendapat yang sudah di tunjang oleh fakta dalam argumentasi. Pernyataan ulang pendapat terdapat pada bagian akhir teks.

Kaidah Kebahasaan Teks Editorial

Kaidah kebahasaan yang digunakan dalam tek editorial tidak berbeda jauh dengan teks prosedur kompleks yaitu menggunakan verba material.

Adverbia, ditujukan agar pembaca meyakini teks yang dibahas dengan menggunakan kata keterangan seperti selalu, sering, biasanya, kadang-kadang, jarang dan lain sebagainya.
Konjungsi yaitu kata penghubung pada teks, seperti bahkan dan lain sebagainya.
Verba material yaitu verba yang menunjukan perbuatan fisik atau peristiwa.
Verba rasional yaitu verba yang menunjukan hubungan intensitas(Pengertian B adalah C) dan milik (Mengandung pengertian B memiliki C)
Verba mental yaitu verba yang menunjukan persepsi (melihat, dan lainnya), afeksi (khawatir dan lainnya), dan kognisi (mengerti dan lainnya). Pada verba mental ada partisi[am pengindra dan fenomena.

Contoh Teks Editorial

Pernyataan pendapat:
Sebagai konsekuensi dari pembatasan penyaluran bahan bakar minyak bersubsidi, kelangkaan solar, dan premium mulai dirasakan di sejumlah daerah. Belum jelas tindakan apa yang akan ditempuh pemerintah agar kelangkaan yang kian meluas ini tak sampai memunculkan keresahan dan gejolak di masyarakat. Yng pasti, tidak bisa dengan dalih kuota tak boleh di langgar, barang yang begitu vital bagi masyarakat dibiarkan menghilang dari pasaran.

Argumentasi:
Tanggung jawab pemerintah untuk menjamin BBM tetap ada di pasar. Kita juga mempertanyakan pernyataan pihak Pertamina yang menyebutkan, karena pembatasan dilakukan dalam rangka mengendalikan konsumsi BBM bersubsidi agar tak melebihi kuota, ada kemungkinan kondisi ini diperkirakan berlangsung hingga akhir tahun. Kita memahami Pertamina dihadapkan pada dilema pelik menjaga BBM bersubdi agar cukup hingga Desember 2014. Sebagai bagian upaya dari menekan defisit APBN, kuota BBM bersubsidi dipangkas dari 48 juta kl menjadi 46 juta kl pada APBN Perubahan 2014. Untuk penyaluran BBM bersubsidi di atas angka itu, pemerintah tak akan membayarkan subsudinya kepada Pertamina. Maka yang coba dilakukan Pertamina adalah membatasi penyaluran BBM bersubsidi secara prorata dengan menetapkan kuota harian dan mengurangi jatah SPBU.

Persoalannya, dampak yang diakibatkan oleh pembatasan ini dirasakan bukan hanya oleh pihak pemilik kendaraan pribadi. Warga kesulitan mendapatkan BBM. Aktivitas ekonomi, termasuk distribusi logistik, juga lumpuh atau terganggu. Petani dan nelayan kecil yang perlu solar serta premium untuk irigasi dan melaut juga terkena imbasnya. Di sejumlah daerah, kelangkaan bahkan bukan hanya terjadi pada BBM bersubsidi, melainkan juga nonsubsidi. Artinya, langkah pembatasan kembali membebani secara tak adil pada masyarakat kecil yang bukan hanya dihadapkan pada kenaikan BBM, melainkan juga kelangkaan. Aktifitas ekonomi, temasuk distribusi logistik, juga lumpuh atau terganggu, Petani dan nelayan kecil yang perlu solar serta premium untuk irigasi dan melaut juga terkena imbasnya.

Pernyataan Ulang Pendapat:
Pengalaman selama ini, pembatasan yang mekanismenya tak disiapkan dengan baik hanya memunculkan persoalan baru. Akrobat pemerintah dengan subsidi energi mencapai Rp300 triliun lebih tahun 2014 dan diperkirakan Rp500 triliun tahun 2015 tak semestinya terjadi seandanya pemerintah dari awal tak menunda menempuh langkah berani untuk memangkas ke depanm opsi pembatasan saja tak cukup. Bangsa kita harus disadarkan, era minyak murah telah lama berlalu dan kita tak mau terus tersandera subsidi.

Baca Juga :  Seloka Adalah

Demikian penjelasan yang bisa kami sampaikan tentang Pengertian Tek Editorial dan Stukturnya, Fungsi, Tujuan, Manfaat dan Ciri-Ciri Serta Contoh Teks Editorial Terlengkap . Semoga  bermanfaat