Pengertian Seni Kriya – Klasik, Rakyat, Perkembangan, Fungsi, Konsep, Unsur, Jenis, Teknik, Contoh

Pengertian Seni Kriya – Klasik, Rakyat, Perkembangan, Fungsi, Konsep, Unsur, Jenis, Teknik, Contoh : Seni Kriya adalah Bidang keilmuan yang mempelajari pengetahuan, keterampilan dan kreatifitas berkarya rupa, yang bertolak dari pendekatan medium, kepekaan estetik, kebutuhan keseharian

Pengertian Seni Kriya

Seni Kriya adalah Bidang keilmuan yang mempelajari pengetahuan, keterampilan dan kreatifitas berkarya rupa, yang bertolak dari pendekatan medium, kepekaan estetik, kebutuhan keseharian (utiliatrian) dan mengandalkan keterampilan manual. Seni kriya juga adalah merupakan salah satu dari karya senirupa terapan yang proses pembuatannya lebih mengutamakan fungsi dan kegunaan.


Seni kriya (seni kerajinan tangan, handycraft) dapat diartikan, suatu bentuk/karya yang dikerjakan secara manual atau dibantu dengan alat lain sebagai benda yang berguna bagi kepentingan manusia.


Hasil karya kriya diutamakan mengandung nilai keunikan konseptual, tema, imajinatif, emosional dan inderawi (visual, tactile, olfactory). Kriya juga merupakan metoda berkarya sekaligus mendesain produk yang mengutamakan nilai kualitas estetika, fungsional, keunikan, tema, makna dan pesan filosofis.


Penciptaan karya seni kriya tidak hanya didasarkan pada aspek fungsionalnya (kebutuhan fisik) saja, tetapi juga untuk pemenuhan kebutuhan terhadap keindahan (kebutuhan emosional). Dalam perkembangannya, karya seni kriya selalu identik dengan seni kerajinan. Hal ini disebabkan pembuatan karya seni kriya yang tidak lepas dari pengerjaan tangan (hand made) dan memiliki aspek fungsional.


Perkembangan Seni Kriya di Nusantara

Seni kriya Nusantara di indonesia dapat dikelompokkan kedalam 3 kelompok fase perkembangan :

  1. Seni Kriya Tradisional Klasik (Hindu-Budha)
  2. Seni Kriya Tradisional Rakyat (Daerah), dan
  3. Seni Kriya Indonesia Baru (Kolonial)

Seni Kriya Tradisional Klasik (Hindu-Budha) :

  • Kaidah seni dibakukan dalam pedoman seni oleh empu atau seniman.
  • Mutu seni, yang bersifat teknik maupun estetik dilandasi oleh pemikiran falsafah hidup dan pandangan agama Hindu, Budha, Islam.
  • Contoh karya seni kriya pada masa ini adalah batik, pandai emas dan perak, ukiran kayu, keris, wayang kulit dan wayang golek, dan kerajinan topeng

Seni Kriya Tradisional Rakyat (Daerah)

  • iri-ciri dari kebudayaan etnik menghasilkan corak kesenian tradisional sesuai dengan watak masyarakat, adab kehidupan, dan lingkungan alamnya
  • Pembuatan dan jenis seni kriya tradisional ditentukan oleh bahan yang tersedia di lingkungan tempat tinggal.
  • Karya seni kriya tradisional rakyat yaitu : anyaman, gerabah, logam, dan topeng yang masih bertahan

Seni Kriya Indonesia Baru (Kolonial)

  • Pada zaman kolonial pendidikan mementingkan nilai-nilai rasional dan kehidupan jasmaniah.
  • Kesadaran nilai-nilai luhur terhadap nilai-nilai tradisional seni kriya menjadi lemah, baik yang klasik maupun kriya rakyat
  • Beberapa karya kriya indonesia baru yang dipadukan dengan seni tradisi dan bahan industri

Fungsi Seni Kriya

Secara garis besar, fungsi seni kriya ini adalah sebagai berikut.


1. Hiasan (Dekorasi).

Banyak hasil produk dari seni kriya digunakan untuk benda pajangan. Seni kriya tersebut lebih mengutamakan keindahan dari pada fungsinya yang sehingga seni kriya jenis ini mengalami berbagai pengembangan.

Contohnya : pada hiasan dinding, karya seni ukir, patung, cinderamata dan lain sebagainya.


2. Benda Terapan (Siap Pakai)

Jenis Seni kriya ini lebih mengutamakan fungsinya yang sebagai benda yang siap pakai, nyaman, tapi tidak menghilangkan unsur keindahannya.

Contohnya : senjata, furnitur, keramik dan lain lain.


3. Benda Mainan

Mungkin kita sering menjumpai seni kriya sebagai sebuah alat permainan yang biasanya dengan bentuk sederhana dan bahan yang mudah didapatkan dan dikerjakan, dengan harga yang relatif murah.

Contohnya yaitu boneka, kipas kertas, congklak dll.


Konsep Karya Seni Rupa Terapan

Bentuk kebudayaan yang paling sederhana muncul pada zamanbatu. Hal tersebut berkaitan dengan tingkat kecerdasan, perasaan danpengetahuan yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang dihadapipada zaman itu.


Untuk menunjang kelangsungan hidup, mereka membuatalat-alat dari bahan-bahan yang diperoleh di alam sekitar mereka.Sebagai contoh, kapak genggam dan alat-alat perburuan dibuat daritulang dan tanduk binatang.


Unsur Karya Seni Kriya

Seni kriya mengutamakan terapan atau fungsi maka sebaiknya terpenuhisyarat-syarat sebagai berikut:


  1. Utility atau aspek kegunaan

  • Security  yaitu jaminan tentang keamanan orang menggunakanbarang-barang itu.
  • Comfortable, yaitu enaknya digunakan. Barang yang enakdigunakan disebut barang terap. Barang-barang terapan adalahbarang yang memiliki nilai praktis yang tinggi.

  • Flexibility , yaitu keluwesan penggunaan. Barang-barang seni kriyaadalah barang terap yaitu barang yang wujudnya sesuai dengankegunaan atau terapannya. Barang terap dipersyaratkan memberikemudahan dan keluwesan penggunaan agar pemakai tidakmengalami kesulitan dalam penggunaannya.

  1. Estetikaatau syarat keindahan

Sebuah barang terapan betapapun enaknya dipakai jika tidak enakdipandang maka pemakai barang itu tidak merasa puas. Keindahandapat menambah rasa senang, nyaman dan puas bagi pemakainya.Dorongan orang memakai, memiliki, dan menyenangi menjadi lebihtinggi jika barang itu diperindah dan berwujud estetik.


Jenis-Jenis Seni Kriya

Pada bentuk karya seni kriya nusantara sangat beragam dan menggunakan bahan alam yang digunakan. Dari berbagai seni karya tersebut ada yang masih mempertahankan keanekaragaman hiasan tradisional dan ada juga yang sudah mengembangkannya karena tuntutan dari pasar.


1. Macam-Macam Seni Kriya Berdasarkan Bahan Yang Digunakan

a. Seni Kriya Kayu

Seni Kriya kayu adalah salah satu jenis kriya dalam pekerjaannya membuat benda selalu menggabungkan antara nilai fungsi dan hias dengan menggunakan sebuah bahan kayu. Dalam seni kriya kayu, terdapat suatu pekerjaan dengan tingkat dasar atau tingkat permulaan. Kayu sangat banyak dimanfaatkan dalam suatu pembuatan berbagai benda kerajinan

Contohnya :seperti patung, wayang golek, topeng, furnitur, dan hiasan ukir-ukiran.


b. Seni Kriya Tekstil

Seni kriya tekstil ialah salah satu jenis kriya dengan menggunakan bahan dasar kain. Istilah tekstil mempunyai lingkup yang luas dan mencakup dengan berbagai macam aneka jenis kain yang cara pembuatannya baik dengan cara diikat, ditenun dipres dan masih banyak cara teknik dalam pembuatan kain.


Umumnya kain terbuat dari serat yang dipintar atau dipin untuk menghasilkan sebuah benang yang panjang dan selanjutnya ditenun atau dirajut supaya menghasilkan kain berupa barang jadi. Jenis seni kriya tektil nusantara ini dikelompokkan menjadi dua macam yakni karya batik dan karya tenun.


c. Seni Kriya Keramik

Seni kriya keramik ialah salah satu jenis seni kriya bendanya yang terbuat dari tanah liat yang dibakar. Pembuatan pada seni kriya keramik ialah dengan teknik slab/lempeng, putar/throwing, pilin/pinching, dan cetak tuang. Daerah-daerah penghasil seni kriya keramik ini yaitu daerah bandung, jepara, cirebon, banjarnegara, malang, purwerejo, jogyakarta, banjar negara, dan sulawesi selatan, dan lain sebagainya.


d. Seni Kriya Logam

Seni kriya logam ialah salah satu jenis seni kriya yang mengolah suatu logam menjadi berbagai macam benda kerajinan. Tekhnik dalam pembuatan seni kriya logam ini terdiri dari dua macam teknik yakni a cire perdue/cetak lilin, dan teknik bivalve.


e. Seni Kriya Kulit

Seni kriya kulit ialah salah satu jenis karya seni yang memakai kulit sebagai bahan bakunya. Kulit yang pada umumnya digunakan dalam sebuah seni kriya kulit ialah kulit kambing, sapi, buaya, kerbau dan ular.


Kulit tersebut menjalani suatu serangkaian proses pengolahan yang panjang, yang dimana dimulai dari pemisahan dari daging hewan, pencucian menggunakan sebuah cairan tertentu, pembersihan, perendaman dengan memakai zat kimia tertentu (penyamakan), perwarnaan, perentangan kulit agar tidak mengkerut, pengeringan dan penghalusan. Sesudah itu barulah dipotong-potong supaya sesuai dengan ukuran dari benda yang akan dibuat.

Contohnya : hasil dari seni kriya kulit yaitu tas, sepatu, ikat pinggang, wayang kulit, dompet, pakaian (jaket), alat musik rebana, dan tempat HP. Daerah-daerah penghasil seni kriya kulit ini yaitu yogyakarta, garut, dan bali.


f. Seni Kriya Batu

Seni kriya batu ialah salah satu jenis seni kriya dengan bahan dasar batu yang dibentuk sedemikian rupa supaya terlihat indah. Batu dengan tektur keras, dan kaku ternyata bisa diolah. misalnya di daerah sukami dan sukaraja. Daerah tersebut sering ditemukan pada hiasan-hiasan dan dekorasi rumah dari batu.

Contohnya : batu akik, fosil, jesper, dan batu permata seta masih banyak lagi.


2. Macam-Macam Seni Kriya Berdasarkan Teknik Pembuatannya

a. Seni Kriya Pahat atau Seni Kriya Ukir

Dari Jenis, bahan, bentuk dan teknik dalam seni pahat sangatlah beragam, mulai dari jenis patung, ukiran dan berbagai aneka kerajinan lainnya. Selain memakai kayu, seni pahat juga bisa memakai aneka logam, batu, serta tulang dan kulit hewan sebagai bahan dasarnya.


Bali adalah salah satu daerah yang paling banyak menghasilkan sebuah seni pahat yang berupa patung, ukiran sampai berbagai macam barang kerajinan lainnya, salah satu hasil pahat dari bali ialah patung arca dengan menggunakan bahan baku batu andesit.


b. Seni Kriya Batik

Jenis seni yang satu ini dalam proses pembuatan kain batik bisa dilakukan dengan macam macam tekhnik diantaranya yaitu dengan menggunakan teknik cap, tulis dan teknik lukis. Teknik batik tulis ialah salah satu teknik membantik yang paling banyak digunakan di Indonesia.


Selain di pulau jawa, batik juga terdapat di pulau Kalimantan, Sulawesi, Sumatra dan Bali. Corak kain batik dari setiap daerah juga beraneka ragam. Corak pada batik jawa umumnya bergaya naturalis dengan suatu sentuhan warna yang beragam.


c. Seni Kriya Tenun

Indonesia adalah salah satu negara penghasil kain tenun terbesar di dunia terutama dalam hal keragaman sebuah corak hiasannya. Tenun terdiri dari dua jenis yakni tenun songket, dan tenun ikat. Perbedaannya dari keduanya terlihat pada teknik pembuatan dan bahan yang digunakan. Tenun songket menggunakan benang perak, emas atau benang sutra.


Pada Daerah-daerah di Indonesia terkenal dengan penghasil tenun ikat yaitu didaerah aceh, sulawesi tengah, bali, sumatra utara, toraja (sulawesi selatan), NTT, kalimantan timur, flores, dan kalimantan bvarat. Sedangkan pada daerah penghasil tenun songket yaitu didarerah sumatra barat, aceh, riau, sumatra utara, lombok, palembang, sumatra barat, nusa tenggara dan maluku.

Baca Juga :  Pengertian Pembangunan Ekonomi

d. Seni Kriya Anyaman

Seni kriya anyaman ialah suatu tekhnik membuat dengan mengatur bahan-bahan dasarnya dalam bentuk yang tindih- menindih, silang-menyilang, dan lipat-melipat pakat dan lungsen dengan sebuah pola tertentu.


Bahan-bahan yang digunakan dalam sebuah seni kriya anyaman ialah rotan, bambu, pandan, lontar, mendong, enceng gondok, kertas, plastik, dan tali. Pusat kerajinan anyaman yakni di bali, sulawesi, tasikmala, kalimantan dan papua.


e. Seni Kriya Bordir

Seni kriya bordir/sulam ialah salah satu jenis seni kriya yang menempatkan hiasan dari sebuah benang yang dijaitkan pada kain yang mempunyai fungsi untuk menghias dan mempercantik tampilan kain. Aplikasi kriya bordir ini digunakan pada baju, tas, kerudung, taplak, dan mukena. Daerah penghasil bordir/sulam ini yaitu di jawa barat tepatnya di tasikmalaya.


Di Indonesia mempunyai berbagai macam seni kriya, oleh karena itu marilah lestarikan karya anak bangsa dengan menggunakan hasil-hasil dari seni kriya.


seni karia

Teknik dan Bahan Karya Seni Kriya

Ada beberapa teknik pembuatan benda-benda kriya yang disesuaikandengan bahan. Alat dan cara yang digunakan antara lain cor atau tuang,mengukir, membatik, menganyam, menenun, dan membentuk.


  1. Teknik cor (cetak tuang)

Ketika kebudayaan perunggu mulai masuk ke Indonesia, maka mulaidikenal teknik pengolahan perunggu. Terdapat beberapa benda kriyadari bahan perunggu seperti gendering perunggu, kapak, bejana, danperhiasan.


Teknik cetak pada waktu itu ada dua macam:

  • Teknik Tuang Berulang (Bivalve)

Teknik bivalve disebut juga teknik menuang berulang kali karenamenggunakan dua keeping cetakan terbuat dari batu dan dapatdipakai berulang kali sesuai dengan kebutuhan (bi berarti dua dan valve berarti kepingan). Teknik ini digunakan untuk mencetakbenda-benda yang sederhana baik bentuk maupun hiasannya.


  • Teknik Tuang Sekali Pakai

 (A Cire Perdue)Teknik a cire perdue dibuat untuk membuat benda perunggu yangbentuk dan hiasannya lebih rumit, seperti arca dan patungperunggu. Teknik ini diawali dengan membuat model dari tanah liat,selanjutnya dilapisi lilin, lalu ditutup lagi dengan tanah liat,kemudian dibakar untuk mengeluarkan lilin sehingga terjadilahrongga, sehingga perunggu dapat dituang ke dalamnya.


Setelahdingin cetakan tanah liat dapat dipecah sehingga diperoleh bendaperunggu yang diinginkan.Disamping teknik cor ada juga teknik menempa yang bahan-bahannyaberasal dari perunggu, tembaga, kuningan, perak, dan emas. Bahantersebut dapat dibuat menjadi benda-benda seni kerajinan, sepertikeris, piring, teko, dan tempat lilin.


Saat ini banyak terdapat sentra-sentra kerajinan cor logam seperti kerajinan perak. Tempat-tempatterkenal itu antara lain kerajinan perak di Kota Gede Yogyakarta dankerajinan kuningan yang terdapat di Juwana dan Mojokerto.


  1. Teknik Ukir

 Alam Nusantara dengan hutan tropisnya yang kaya menjadi penghasilkayu yang bisa dipakai sebagai bahan dasar seni ukir kayu. Mengukir adalah kegiatan menggores, memahat, dan menoreh pola padapermukaan benda yang diukir.


Di Indonesia, karya ukir sudah dikenal sejak zaman batu muda. Padamasa itu banyak peralatan yang dibuat dari batu seperti perkakasrumah tangga dan benda-benda dari gerabah atau kayu. Benda-benda itu diberi ukiran bermotif geometris, seperti tumpal, lingkaran,garis, swastika, zig zag, dan segitiga. Umumnya ukiran tersebut selainsebagai hiasan juga mengandung makna simbolis dan religius.


Dilihat dari jenisnya, ada beberapa jenis ukiran antara lain ukirantembus (krawangan), ukiran rendah, Ukiran tinggi (timbul), dan ukiranutuh. Karya seni ukir memiliki macam-macam fungsi antara lain:


  1. Fungsi hias, yaitu ukiran yang dibuat semata-mata sebagai hiasandan tidak memiliki makna tertentu.
  2. Fungsi magis, yaitu ukiran yang mengandung simbol-simbol tertentudan berfungsi sebagai benda magis berkaitan dengan kepercayaandan spiritual.
  3. Fungsi simbolik, yaitu ukiran tradisional yang selain sebagai hiasanjuga berfungsi menyimbolkan hal tertentu yang berhubungandengan spiritual.

  4. Fungsi konstruksi, yaitu ukiran yang selain sebagai hiasan jugaberfungsi sebagai pendukung sebuah bangunan.
  5. Fungsi ekonomis, yaitu ukiran yang berfungsi untuk menambah nilai jual suatu benda.

  • Teknik Membatik

Kerajinan batik telah dikenal lama di Nusantara. Akan tetapikemunculannya belum diketahui secara pasti. Batik merupakan karyaseni rupa yang umumnya berupa gambar pada kain.


Prosespembuatannya adalah dengan cara menambahkan lapisan malam dankemudian diproses dengan cara tertentu atau melalui beberapatahapan pewarnaan dan tahap nglorod yaitu penghilangan malam. Alat dan bahan yang dipakai untuk membatik pada umumnya sebagaiberikut:


  1. Kain polos, sebagai bahan yang akan diberi motif (gambar). Bahankain tersebut umumnya berupa kain mori, primissima, prima, blaco,dan baju kaos.
  2. Malam, sebagai bahan untuk membuat motif sekaligus sebagaiperintang masuknya warna ke serat kain (benang).

  3. Bahan pewarna, untuk mewarnai kain yaitu naptol dan garam diasol.
  4. Canting dan kuas untuk menorehkan lilin pada kain.
  5. Kuas untuk nembokiyaitu menutup malam pada permukaan kainyang lebar.