Selain makhluk nyata yang meliputi manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, bakteri, vi-rus, tanah, air, udara, bulan, matahari, dan lain sebagainya, Allah swt. juga menciptakar makhluk gaib seperti malaikat, jin, roh, surga, neraka, dan lain-lain.
Mempercayai makhluk gaib yang disebut malaikat termasuk dalam rukun iman dan kita wajib mengimaninya. Hadis Nabi Muhammad saw. yang mewajibkan iman kepada malaikat adalah sebagai berikut yang Artinya: “Iman itu ialah engkau percaya kepada Allah swt. malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari kemudian, dan percaya kepada qadar yang baik dan yang buruk.” (HR Muslim)
Iman kepada malaikat berarti yakin dan membenarkan dengan sepenuh hati bahwa sesungguhnya Allah swt. telah menciptakan malaikat dan makhluk gaib lainnya. Firman Allah, swt. yang menunjukkan adanya malaikat di dalam Al Quran di antaranya terdapat dalam Surah Al Anbiya Ayat 19-20.
Artinya: 19″Dan kepunyaan-Nyalah segala yang di langit dan di bumi. Dan malaikat-malaikat yang di sisi-Nya mereka tiada mempunyai rasa angkuh untuk menyembah-Nya dan tiada (pula) merasa letih.” 20 “Mereka selalu bertasbih malam dan siang tiada henti-hentinya.” (QS Al Anbiya: 19-20).
Pengertian Iman kepada Malaikat
Malaikat sebagai makhluk gaib tidak memasuki alam nyata atau alam materiil, tetapi alam rohani. Dia bertugas dan berfungsi sebagai perantara dan pelaksana kehendak Allah swt. terutama yang berhubungan dengan alam rohani manusia. Asal kata malaikat ialah malak, jamaknya malaikat, akar katanya ialah a’lak atau a’luuka yang berarti risalah atau menyampaikan pesan.
Setiap orang yang berakal sehat wajib memanfaatkan akal pikirannya untuk memikirkan alam semesta ciptaan Allah swt. Benda-benda angkasa yang ada di galaksi, makhluk-makhluk, baik di darat maupun di samudera dan banyak hal lain yang diberikan Allah swt. merupakan kenyataan agar dapat meyakini adanya makhluk gaib (makhluk yang tidak dapat dikenali dengan panca indra) seperti malaikat. Akal dapat menerima keberadaan malaikat walaupun kita tidak dapat melihatnya.
Banyak bukti yang menunjukkan adanya malaikat misalnya malaikat penyampai wahyu yang diterima oleh para nabi dan rasul. Sejak Nabi Adam a.s. sampai pada Rasulullah saw., alaikat yang menyampaikan wahyu itu adalah Malaikat Jibril.
Firman Allah swt. Surah Hud Ayat 69 – 70.
Artinya: 69. “Dan sesungguhnya utusan-utusan Kami (malaikat-malaikat) telah datang kepada Ibrahim dengan membawa kabar gembira. Mereka mengucapkan, “Salaman” (selamat). Ibrahim menjawab “Salamun” (selamatlah), maka tidak lama kemudian Ibrahim menyuguhkan daging sapi yang dipanggang.” 70 “Maka tatkala dilihatnya tangan mereka tidak menjamahnya, Ibrahim memandang aneh perbuatan mereka dan merasa takut kepada mereka. Malaikat itu berkata, “Jangan kamu takut, sesungguhnya kami adalah (malaikat) yang diutus kepada kaum Luth.” (QS Hud: 69-70).
Terdapat pula dalam hadis riwayat Bukhari yang memberitakan Jibril dalam bentuk manusia sempurna mendatangi Nabi Muhammad saw. ketika beliau sedang bersama-sama dengan para sahabat. Jibril turun untuk mengajari mereka mengenai iman, Islam, dan ihsan.
Malaikat itu disucikan dari naluri-naluri hewani dan terhindar sama sekali dari keinginan-keinginan atau hawa nafsu serta dijauhkan dari perbuatan-perbuatan dosa dan salah. Malaikat tidak seperti manusia yang membutuhkan makan, minum, tidur, dun berjenis kelamin. Malaikat memang mempunyai alam tersendiri dan mempunyai tugas masing- masing yang telah ditetapkan oleh Allah swt.
Kejadian Malaikat
Al Quran menyatakan bahwa manusia berasal dari tanah dan jin berasal dari api. Menurut hadis yang bersumber dari Siti Aisyah r.a. yang diriwayatkan oleh Muslim bahwa malaikat diciptakan dari cahaya. Jika manusia berasal dari zat (materi) padat dan wujudnya nyata, maka malaikat tidak berasal dari zat padat dan wujudnya tidak kelihatan, tidak nyata, atau gaib.
Firman Allah swt. Surah Al Ahzab Ayat 9.
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, ingatlah akan nikmat Allah (yang telah dikaruniakan)
kepadamu ketika datang kepadamu tentara-tentara, lalu Kami kirimkan kepada mereka angin topan dan tentara yang tidak dapat kamu melihatnya. Dan adalah Allah Maha Melihat akan apa yang kamu kerjakan.” (QS Al- Ahzab: 9).
Malaikat tidak pernah membantah atas segala perintah Allah swt. dan selalu taat atau patuh kepada Allah swt. Firman Allah swt. Surah An Nahl Ayat 50.
Artinya: “Mereka takut kepada Tuhan mereka yang di atas mereka dan melaksanakan apa yang diperintahkan (kepada mereka).” (QS. An Nahl: 50).
Firman Allah SWT. Surah Al-Kahfi ayat 50 juga menjelaskan sebagai berikut:
Artinya: “Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat, “Sujudlah kamu kepada Adam”, maka sujudlah mereka kecuali iblis. Dia adalah dari golongan jin, maka ia mendurhakai perintah Tuhannya. Patutkah kamu mengambil dia dan turunan-turunannya sebagai pemimpin selain dari pada-Ku, sedang mereka adalah musuhmu? Amat buruklah iblis itu sebagai pengganti (Allah) bagi orang-orang yang zalim.” (QS A1 Kahfi: 50)
Dalam Surah Al Ma’arij Ayat 4, para malaikat dikatakan memiliki kecepatan gerak yang luar biasa. Maksudnya, para malaikat jika menghadap Allah swt. hanya membutuhkan waktu relatif singkat yakni satu hari yang kadamya lima puluh ribu tahun.
Demikian penjelasan yang bisa kami sampaikan tentang Pengertian Iman Kepada Malaikat Dan Proses Kejadian Malaikat Semoga postingan ini bermanfaat bagi pembaca dan bisa dijadikan sumber literatur untuk mengerjakan tugas. Sampai jumpa pada postingan selanjutnya.