Abris Sous Roche: Pengertian, Sejarah, dan Fungsinya

Abris sous roche menjadi salah satu hasil kebudayaan manusia praaksara yang hidup pada zaman Mesolitikum. Abris sous ini berbentuk goa yang bentuknya hampir sama seperti ceruk pada batu karang. Namun, ada juga yang benar-benar berupa goa dengan lubang di satu sisi berfungsi sebagai pintu.

Umumnya, abris sous roche ini difungsikan sebagai tempat tinggal, yang jika dibandingkan dengan zaman ini mungkin setara dengan rumah atau rusun komunal.

Meskipun bentuknya sangat sederhana, tetapi abis sous sangat kokoh dan mampu melindungi manusia purba dari kondisi alam yang ekstrem serta serangan binatang buas.

Tak dapat dipungkiri jika pada zaman itu manusia purba harus hidup berdampingan dengan makhluk lain yang berpotensi menimbulkan bahaya. Dalam hal ini, tempat berlindung dari hewan buas tersebut sangatlah penting.

Pengertian Abris Sous Roche

Abris sous roche pada dasarnya adalah goa pada zaman purba yang dipakai oleh para manusia prasejarah sebagai tempat tinggal.

Abris sous ini ibaratnya rumah yang melindungi manusia purba dari panasnya matahari ketika siang, serta menahan agar tidak kehujanan jika sedang hujan.

Goa ini menjadi bukti kemajuan perkembangan hidup manusia purba yang sudah mulai melindungi diri dari bahaya lingkungan sekitarnya dengan lebih baik.

Bentuk abris sous lebih mirip seperti ceruk pada cekungan batu karang. Di masa itu banyak dijumpai goa-goa yang terbentuk secara alami. Ada yang disebabkan karena erosi, ada juga yang memang terbentuk dari struktur batuan padat membentuk satu goa utuh.

Umumnya, batuan karang atau batu kapur pada bentang alam karst memiliki gua-gua alami yang dapat digunakan oleh manusia untuk berlindung.

Manusia purba hanya membutuhkan satu lubang sebagai akses keluar masuk goa, jadi hanya itu saja relief yang dimiliki abris sous.

Sejarah Abris Sous Roche

Sejarah abris sous roche

Abris sous roche merupakan bukti bahwa manusia sejak zaman prasejarah sudah bisa menghasilkan kebudayaan yang menjadi cikal bakal kehidupan modern.

Salah satunya ditandai dengan konsep rumah yang sudah ada sejak zaman Mesolitikum ini. Pada bagian ini, kita akan membahas secara lebih dalam sejarah dari abris sous roche.

Awal Ditemukan

Abris sous roche ditemukan pertama kali pada tahun 1928 hingga tahun 1931. Orang yang menemukannya adalah seorang pakar prasejarah bernama van Stein Callenfels.

Callenfels telah meneliti banyak artefak peninggalan bersejarah, hingga kemudian menemukan goa alami bertempat di dekat daerah Sampung, Ponorogo.

Pada saat ditemukan, kondisi di dalam goa tidaklah kosong, melainkan diisi oleh artefak bersejarah lain. Terdapat beragam peralatan yang disinyalir dijadikan perkakas sehari-hari oleh manusia purba.

Ada alat terbuat dari tulang, ada juga yang menyerupai kapak Sumatera dan kapak pendek khas era Paleolitikum.

Selain ditemukan di Ponorogo, abris sous juga terdapat di wilayah Besuki, Jawa Timur. Lalu ada juga yang digali dari reruntuhan goa sekitar Pulau Rote.

Peneliti yang menemukannya bukan lagi Callenfels, tetapi Alfred Buhler. Teori yang dibuat oleh Buhler yakni goa tersebut merupakan peninggalan bangsa Papua Melanesoide.

Abris sous roche juga ditemukan di daerah Lamalancong, Sulawesi Selatan yang oleh masyarakat sekitar disebut dengan toala.

Hasil kebudayaan masyarakat prasejarah ini mempunyai inti berupa pebble dan flakes, khususnya dapat dijumpai pada Goa Leang Pattae yang artefak di dalamnya sudah dikaji dan dimuseumkan.

Jika dilihat dari struktur bangunan, sangat sulit untuk mengklasifikasikan apakah goa tersebut menjadi peninggalan suku tertentu atau sekadar goa biasa. Tidak ada karakteristik unik yang membedakan satu suku dengan suku lain.

Namun goa yang menjadi tempat tinggal suatu suku atau bangsa bisa dilihat dari artefak peralatan yang terdapat di dalamnya. Jika terdapat artefak peninggalan kebudayaan disitu, maka dapat dipastikan, goa tersebut pernah ditinggali oleh manusia prasejarah.

Pebble dan Flakes

Pada abris sous roche ada yang dinamakan pebble dan flakes. Pebble ialah istilah yang dipakai untuk menyebut peralatan dari tulang binatang, datangnya berasal dari jalur barat. Sementara itu, flakes adalah kebudayaan yang berasal dari jalan timur.

Lalu ada juga flakes yang berupa microlith, pecahan tembikar, serta benda dari perunggu lainnya.

Peninggalan-peninggalan ini penting untuk membantu para arkeolog mengidentifikasi siapa yang pernah tinggal di goa tersebut dan pada zaman apa goa tersebut ditinggali.

Penemuan Artefak pada Abris Sous Roche

Sebenarnya ada banyak temuan goa yang berhasil digali dan dikaji oleh van Koenigswald serta pakar sejarawan lain. Hampir seluruhnya mempunyai kesamaan garis besar yaitu terdapat artefak peralatan kehidupan sehari-hari di dalam goa.

Dengan penemuan-penemuan artefak tersebut, semakin menguatkan pendapat bahwa abris sous merupakan konsep awal dari rumah.

Di dalam abris sous roche dijumpai beberapa model teknologi yang masih sangat sederhana. Pertama ada alat tulang, sebagian besar ditemukan di goa-goa Jawa seperti Goa Lawa.

Alat ini bentuknya lancip, seperti belatik yang terbuat dari tanduk, serta ada juga yang berupa mata kail untuk menangkap ikan di sungai.

Kedua, ada serpih bilah yang digunakan sebagai senjata berburu. Permukaannya kasar dan mempunyai bentuk yang geometris.

Biasanya bahan untuk membuat senjata ini berasal dari batuan andesit, kalsedon, serta batu gamping. Paling banyak dijumpai pada goa-goa di Sulawesi Selatan serta Nusa Tenggara.

Fungsi Abis Sous Roche Bagi Manusia Purba

Fungsi Abris Sous Roche

Secara umum, abris sous roche berperan sebagai tempat tinggal dan tempat berlindung manusia purba dari gangguan dan bahaya-bahaya alam terbuka.

Berikut ini adalah fungsi-fungsi dari abris sous roche yang dapat diidentifikasi oleh para ahli

  • Tempat menetap dan berlindung
  • Tempat menyimpan barang berharga

Agar kalian dapat dengan lebih mudah memahaminya, kita akan membahas satu per satu fungsi tersebut dibawah ini

Sebagai Tempat Menetap

Ketika memasuki zaman Mesolitikum, kehidupan manusia prasejarah sudah tidak lagi nomaden seperti sebelumnya. Bahkan mereka sudah mengalami kemajuan pesat dalam hal kehidupan bermasyarakat, karena telah menerapkan sistem aturan.

Oleh karena itu, mereka pun tinggal di suatu tempat secara berkelompok dengan mengenal pembagian tugas.

Abris sous roche pada masa ini berfungsi sebagai tempat untuk menetap dan berlindung bagi manusia-manusia tersebut. Hal ini tentu saja perlu karena terdapat banyak binatang berbahaya yang berkeliaran pada masa tersebut.

Selain itu, manusia juga harus berlindung dari hujan, badai, banjir, ataupun fenomena alam lainnya yang dapat mengganggu kesehatan badan manusia.

Manusia purba menjalankan aktivitas sehari-hari berpusat pada abris sous. Mereka tidak akan melakukan kegiatan yang terlalu jauh dari kediaman, karena mereka telah memahami konsep ‘pulang’, bukan lagi sistem hidup berpindah-pindah.

Manusia purba biasanya memilih gua yang di bagian atasnya terdapat karang. Hal ini dikarenakan karang mempunyai sifat sangat kokoh, sehingga lebih tahan dari pelapukan.

Karang juga memiliki struktur unik yang mudah dibentuk, jadi jika sewaktu-waktu manusia purba ingin merombak goa maka mudah saja melakukannya dengan peralatan yang ada.

Baca Juga :  Pengertian AFNEI, Sejarah, Tugas dan Tujuan AFNEI di Indonesia Lengkap

Karena merupakan pusat aktivitas dan kehidupan manusia purba, maka tidak jarang ditemukan pula Kjokkenmoddinger di dekat goa-goa ini, yaitu sampah peradaban manusia pada zaman tersebut.

Sebagai Tempat Menyimpan Barang Berharga

Ketika di masa ini para sejarawan banyak menemukan artefak peralatan hidup di dalam abris sous roche, hal tersebut tidaklah mengherankan.

Sebagaimana fungsi rumah pada kehidupan manusia modern yang dapat menyimpan banyak perabot penting dan berharga, maka abris sous pun berfungsi demikian.

Pada masa itu kehidupan manusia masih berfokus pada bagaimana mempertahankan hidup dengan menggunakan peralatan tersedia dan berbekal kekayaan alam.

Maka manusia purba pun menciptakan alat-alat sederhana yang dapat mereka manfaatkan untuk menangkap buruan, mengurus pertanian, dan lain-lain.

Ketika peralatan tersebut sudah tidak digunakan, tidak mungkin langsung dibuang begitu saja. Maka manusia purba pun menyimpannya di dalam abris sous roche.

Konsep ini pada dasarnya sama seperti manusia modern yang menyimpan peralatan rumah tangga di dalam dapur. Hanya saja sistem penyimpanan perabot pada manusia purba belum serapi sekarang.

Menariknya lagi, ada temuan lukisan yang terdapat di dalam goa. Lukisan tersebut masih sangat sederhananya, hanya ada gambar goresan cat merah, putih, dan hitam pada dinding yang menceritakan kehidupan sehari-hari manusia purba.

Dengan ini dapat dibuktikan bahwa sebenarnya manusia sudah dekat dengan seni sejak masa prasejarah dulu.

Itulah hal-hal seputar abris sous roche yang penting diketahui. Dengan deskripsi yang telah digambarkan oleh para ahli, manusia di zaman sekarang bisa membayangkan bagaimana rumah para manusia prasejarah dulu.

Bukan dengan desain yang beraneka ragam seperti sekarang, melainkan berwujud bangunan monoton tetapi sangat kokoh dan memiliki konsep fungsionalitas yang sangat tinggi, untuk berlindung dan menyimpan barang-barang.