Pengertian Devaluasi, Tujuan, Penyebab, Dampak dan Contoh Kasus Devaluasi Di Indonesia Lengkap

Pengertian Devaluasi, Tujuan, Penyebab, Dampak dan Contoh Kasus Devaluasi Di Indonesia Lengkap – Devaluasi adalah menurunnya nilai mata uang dalam negeri terhadap mata uang luar negeri. Jika hal tersebut terjadi, biasanya pemerintah akan melakukan intervensi agar nilai mata uang dalam negeri tetap stabil. Istilah devaluasi lebih sering dikaitkan dengan menurunnya nilai uang satu negara terhadap nilai mata uang asing. Devaluasi juga merujuk kepada kebijakan pemerintah.

Atau lebih singkatnya, pengertian devaluasi adalah keadaan dimana mata uang lokal memiliki kurs atau harga yang semakin murah secara internasional. Devaluasi ini sangat mempengaruhi perekonomian suatu negara terutama dalam kegiatan perdagangan internasional.

Tujuan Devaluasi Mata Uang

Adapun tujuan dilakukan kebijakan devaluasi oleh pemerintah, yaitu:

  • Untuk meningkatkan ekspor dan menekan jumlah impor. Hal tersebut diharapkan akan memperbaiki Balance of Payment.
  • Untuk meningkatkan pemakaian produksi dalam negeri. Ini dapat dicapai jika barang impor harganya lebih mahal dari barang lokal.
  • Tercapainya kesetimbangan Balance of Payment, sehingga kurs mata uang asing menjadi relatif stabil.

Faktor Penyebab Devaluasi

Devaluasi sangat dipengaruhi oleh perilaku masyarakat dan faktor utama penyebab devaluasi yaitu kegiatan import. Volume impor yang tinggi terhadap barang dari luar negeri, terutama jika tidak diimbangi dengan kegiatan ekspor yang cukup akan mengakibatkan semakin meningkatnya permintaan konversi nilai mata uang lokal menjadi mata uang asing, misalnya dari rupiah ke dollar.

Apabila permintaan tersebut semakin tinggi, maka kurs beli dollar akan naik dan nilai rupiah semakin turun yang juga akan berdampak pada terjadinya inflasi. Untuk itu, kebijakan devaluasi dikeluarkan pemerintah sebagai salah satu bentuk cara mengatasi devaluasi dan menstabilkan perekonomian suatu negara.

Secara ringkas, penyebab devaluasi mata uang diantaranya yaitu:

  • Kegiatan impor yang tinggi (bahan pokok, elektronik, dan kebutuhan lainnya)
  • Kegiatan ekspor hanya pada bahan pangan dan biota laut
  • Tingginya tingkat pengangguran di suatu negara

Dampak Devaluasi

Adapun dampak devaluasi diantaranya yaitu:

Berkurangnya Volume Impor
Devaluasi menyebabkan harga barang luar negeri semakin mahal sehingga masyarakat akan semakin kesulitan dan terbebani untuk membelinya. Hal tersebut secara bertahap akan mengubah pola pikir masyarakat untuk membeli barang dalam negeri sehingga volume impor semakin berkurang. Di sisi lain, penggunaan barang lokal akan semakin meningkat yang nantinya bisa mempengaruhi pendapatan perkapita suatu negara.

Bertambahnya Volume Ekspor
Jika nilai mata uang lokal rendah di dunia internasional, maka harga barang lokal juga akan dirasa murah oleh warga asing. Hal tersebut akan mendorong permintaan barang dari masyarakat luar negeri sehingga volume ekpor bisa bertambah.

Peningkatan ekspor bisa meningkatkan jumlah peredaran mata uang asing seperti dollar dalam suatu negara sehingga bisa memperbaiki posisi BOP (balance of payment) dan BOT (balance of trade).

Barang Lokal Semakin Bersaing
Kondisi devaluasi bisa menjadi salah satu hal yang memicupengusaha lokal untuk bersaing di pasar internasional. Barang lokal yang ditawarkan kepada masyarakat luar negeri akan semakin beragam. Bahkan harga barang lokal yang dianggap murah di luar negeri mengubah pola pikir masyarakat asing sehingga mereka lebih memilih barang impor yang murah daripada barang lokal yang ada di negara mereka yang cenderung lebih mahal. Selain itu, hal tersebut juga akan menyebabkan pengusaha lokal di luar negeri menurunkan harganya.

Meningkatnya Devisa
Ketidakseimbangan antara kegiatan ekspor-impor dimana volume ekspor lebih tinggi dibandingkan volume impor akan memberi keuntungan dalam perdagangan internasional sehingga cadangan devisa meningkat.

Kemudian, cadangan devisa tersebut bisa dimanfaatkan untuk mengembangkan ataupun mendirikan suatu perusahaan yang bisa menyediakan lapangan kerja guna mengurangi pengangguran.

Contoh Kasus Devaluasi Di Indonesia

Adapun devaluasi yang pernah terjadi di Indonesia, diantaranya yaitu:

21 Agustus 1971
Pada masa pemerintahan Presiden Soeharto (Orde Baru) melalui Menkeu Ali Wardhana. Pada 15 Agustus 1971, Amerika Serikat harus menghentikan pertukaran dolar dengan emas. Presiden Richard Nixon cemas dengan terkurasnya cadangan emas AS jika dolar dibolehkan terus ditukar emas, sedang nilai waktu itu US$34,00 sudah bisa membeli 1 ons emas. Soeharto tidak dapat mengelak dari dampak gebrakan Nixon dan pada 21 Agustus 1971, Indonesia mendevaluasi Rupiah dari Rp378,00 menjadi Rp415,00 per 1 US$.

15 November 1978
Masa Pemerintahan Presiden Soeharto melalui Menkeu Ali Wardhana. Meski Indonesia mendapat rezeki kenaikan harga minyak akibat Perang Arab-Israel 1973, namun Pertamina justru nyaris bangkrut dengan hutang sebesar US$10 miliar dan Ibnu Sutowo mengundurkan diri sebagai dirut pada 1976. Kemudian pada 15 November 1978, dilakukan devaluasi rupiah dari Rp415,00 menjadi Rp625,00 per 1 US$.

30 Maret 1983
Masa Pemerintahan Presiden Soeharto melalui Menkeu Radius Prawiro. Saat itu, Menkeu Radius Prawiro mendevaluasi rupiah 48%, jadi hampir sama dengan menggunting nilai separuh. Kurs 1 dolar AS naik dari Rp702,50 menjadi Rp970,00.

12 September 1986
Masa Pemerintahan Presiden Soeharto melalui Menkeu Radius Prawiro. Pada 12 September 1986 Radius Prawiro kembali mendevaluasi rupiah sebesar 47%, dari Rp1.134,00 ke Rp1.664,00 per 1 dolar AS.

Baca Juga :  Apatis Adalah

Demikian artikel pembahasan tentang “Pengertian Devaluasi, Tujuan, Penyebab, Dampak dan Contoh Kasus Devaluasi Di Indonesia Lengkap“, semoga bermanfaat dan jangan lupa ikuti postingan kami berikutnya.