Memuliakan tamu merupakn ciri akhlak yang mulia. Sementara bersikap tidak ramah atau tidak peduli dengan tamu tergolong akhlak yang hina. Bahkan Rasulullah saw. menghubungkan sikap memuliakan tamu sebagai salah satu ciri iman/ Beliau bersabda:”Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir janganlah mnyakiti tetangganya, dan barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah ia memuliakan tamunya, dan barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah berbicara yang baik atau (kalau tidak dapat) hendaknya dia diam”( HR Bukhari dan Muslim). Berikut ini akan dijlaskan bagaiman adab yang baik ketika kita bertamu dan menerima tamu.
Bertamu
Pada saat kita kedatangan tamu yang penuh sopan santun dan beradab tentu kita merasa senang. Lain halnya bila tamu yang datang berperilaku buruk, kita tentu akan merasa risih. Seperti itulah perasaan setiap tuan rumah yang akan kita datangi. Sikap kurang bersahabat dari tuan rumah jterhadap tamunya adakalanya disebabkan tamu itu sendiri yang berlaku tidak sopan.
Bertamu merupakan sunah rasul agar mendapat rahmat dan berkah. Dalam bertamu hendaknya memenuhi adab-adab sebagai berkut.
- Niat bertamu dengan ikhlas. Bila ada keperluan, maka hendaknya keperluan itu bukan dalam hal maksiat. Sebaik-baik tamu adalah yang membawa kabar gembira. Seba- gaimana tamu Nabi Ibrahim yang dijelaskan Al Quran, “Dan kabarkanlah kepada mereka tentang tamu-tamu Ibrahim. Ketika mereka masuk ke tempatnya, lalu mereka mengucapkan “Salam” (salam sejahtera). Berkata Ibrahim, “Sesungguhnya kami merasa takut kepadamu.” Mereka berkata, “Janganlah kamu merasa takut, sesungguhnya kami memberi kabar gembira kepadamu dengan (kelahiran seorang) anak laki-laki (yang akan menjadi) orang yang alim.” (Al Hijr: 51-53). Sebaik-baik kun- jungan adalah untuk meningkatkan ukhuwah Islamiyah dan hubungan kekerabatan.
- Mengetahui waktu yang tepat untuk melakukan kunjungan. Jangan berkunjung di saat-saat yang merepotkan tuan rumah, misalnya waktu tengah malam, subuh, atau saat-saat beristirahat. Sebaiknya buat janji terlebih dahulu dengan tuan rumah sebelum bertamu.
- Mengetuk pintu tiga kali dan meminta izin. Firman Allah, “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah yang bukan rumahmu sebelum meminta izin dan memberi salam kepada penghuninya. Yang demikian itu lebih balk bagi kamu agar kamu (selalu) ingat.” (An Nur: 27).
Bila tidak diberi izin sebaiknya kembali saja karena hal itu lebih utama. Rasulullah menjelaskan, “Apabila seorang bertamu lalu minta izin (mengetuk pintu atau mengucapkan salam) sampai tiga kali dan tidak ditemui (tidak dibukakan pintu), maka hendaklah dia pulang.” (HR Bukhari). - Berjabat tangan dengan tuan rumah sesama pria, adapun dengan wanita cukup menunjukkan sikap hormat. Sabda Nabi,”Apabila kamu saling jumpa, maka saling mengucapkan salam dan bersalam- salaman, bila saling berpisah, maka berpisahlah dengan ucapan istigfar”. (HR At Tahawi).
- Tidak masuk ke dalam rumah seorang wanita yang suaminya tidak ada di rumah, kecuali bila ada orang dewasa lain di rumah itu dan sekadar keperluan karena berduaan dengan wanita ini haram hukumnya.
- Berbicara dengan bahasa yang sopan dan santun serta menyenangkan tuan rumah. Sangat baik bila membawa oleh-oleh, kenangan, atau buah tangan. Namun yang lebih utama adalah sikap yang baik karena apa pun yang diberikan tidak ada nilainya bila kita bersikap buruk atau berkata-kata yang menyakitkan hati.
- Menghormati aturan-aturan yang ditentukan oleh tuan rumah dan mematuhinya. Misalnya duduk di tempat yang diperkenankan oleh tuan rumah.
- Tidak berlama-lama dalam bertamu dan jangan sampai membuat tuan rumah menjadi jemu atau jenuh. Mengingat sabda Rasulullah saw.: “Masa bertamu adalah tiga hari dan sesudah itu sedekah Tidak halal bagi si Tamu tinggal lebih lama sehingga menyakiti hati tuan rumah”. (HR Baihaqi).
Menerima Tamu
Menerima tamu atau menghormati tamu dalam bahasa Arab disebut “akrimud duyuf”. Bagi kaum muslim hendaknya bertindak sebaik-baiknya dalam menyambut (menerima) tamu, baik dari segi sikap, penampilan, percakapan, maupun pelayanan yang diberikan.
Islam mengenal adab dalam menyambut dan berinteraksi dengan tamu, yaitu antara lain sebagai berikut.
- Menyambut tamu dengan ikhlas dan wajah penuh keramahan.
- Tidak membeda-bedakan sikap terhadap tamu yang hadir ke rumah kita, kecuali dalam tingkat ketakwaan dan tingkat kekerabatannya.
- Jangan membeda-bedakan terhadap tamu, seperti yang kaya atau pejabat dengan sikap berlebih-lebihan atau menelantarkan tamu karena dia tergolong orang yang miskin.
Menghormati tamu hendaknya ditunjukkan dalam sikap, penampilan, percakapan, maupun pelayanan - Memberikan jamuan terhadap tamu sesuai dengan kemampuan, terutama bila tamu itu sengaja kita undang untuk datang dari tempat yang jauh.
Kewajiban menjamu tamu adalah sehari semalam, sedangkan selebihnya merupakan sedekah. - Berusaha sekuat tenaga memenuhi keperluan tamu yang hadir itu. Bila tidak fnampu, maka sampaikanlah kepada tamu tersebut secara bijaksana sehingga tidak menimbulkan rasa tersinggung yang mengakibatkan sakit hati tamu tersebut.
- Menemui tamu dengan wajah ceria, sikap antusias, serta sopan dan santun terhadap tamu terutama ungkapan rasa terima kasih atas kehadirannya di rumah kita.
- Usahakan agar tamu senantiasa gembira dan senang berada di rumah kita. Bila perlu berikanlah cinderamata sebagai kenang-kenangan dan rasa syukur.
- Bila tamu yang datang itu tidak kita inginkan, janganlah sekali-kali menunjukkan sikap yang membuatnya tersinggung. Jika ingin menolaknya, tolaklah dengan cara yang bijaksana.
- Jika tamu telah berpamitan akan pulang, antarlah atau iringilah tamu sampai ke pintu rumah (pagar) karena hal ini termasuk sunah.
Demikian penjelasan yang bisa kami sampaikan tentang Adab Bertamu Dan Menerima Tamu Dalam Pandangan Islam. Semoga postingan ini bermanfaat bagi pembaca dan bisa dijadikan sumber literatur untuk mengerjakan tugas. Sampai jumpa pada postingan selanjutnya.