Manusia diciptakan sebagai makhluk paling sempurna oleh Allah swt. Dia tiupkan ruh ke dalam tubuh manusia tatkala masih berupa janin. Ruh manusia itu adalah ruh ciptaan Allah swt, bukan ruh yang terjadi secara alamiah seperti teori dalam filsafat materialisme.
Dengan ruh itu, manusia mampu berpikir dan memahami serta memiliki ikatan yang kuat dengan Allah. Ikatan itu tidak mungkin diputuskan karena pengikat itu merupakan perwujudan sifat pengasih Allah kepada manusia.
Manusia diciptakan Allah melalui perantara kedua ibu bapak yang diawali sejak dalam kandungan. Setelah lahir, manusia tumbuh menjadi anak-anak, remaja, dewasa, dan tua hingga datang ajal kematian. Setelah proses kematian, manusia akan dihisab (diadili) di hadapan Allah swt. untuk mempertanggungjawabkan amal perbuatannya seperti akhlak mulut, tangan, kaki, pendengaran, penglihatan, pemikiran, dan hatinya ketika hidup di dunia. (Keterangan lebih lanjut lihat QS Yasin: 65, QS A1 Isra: 36, QS An Nahl: 93, QS A1 A’raf: 180, dan QS A1 Jasiyah: 26). Setelah proses pengadilan akhirat manusia akan menerima ganjaran atau pembalasan sesuai dengan amal perbuatannya masing-masing. (Keterangan lebih lanjut lihat QS Maryam: 33, QS An Nahl: 38, QS A1 Baqarah: 28, dan QS A1 Jasiyah: 26).
Surah Al Mukmin Ayat 67 tentang Proses Kejadian Manusia
Bacaan Surah Al-Mukmin Ayat 67
Artinya: “Dialah yang menciptakan kamu dari tanah, kemudian dari setetes air mani sesudah itu dari segumpal darah, kemudian dilahirkannya kamu sebagai seoranganak, kemudian (kamu dibiarkan hidup) supaya kamu sampai kepada masa (dewasa) kemudian (dibiarkan kamu hidup lagi) sampai tua, di antara kamu ada yang diwafatkan sebelum itu (kami perbuat demikian) supaya kamu sampai kepada ajal yang ditentukan dan supaya kamu memahami (nya).” (QS Al Mukmin : 67).
Isi Kandungan
Isi kandungan Surah Al Mukmin Ayat 67 di antaranya adalah sebagai berikut.
a. Manusia diciptakan dari tanah yang kemudian berproses dalam masa kehamilan.
b. Manusia berproses dari anak-anak, menjadi remaja, dewasa, tua, dan mati.
c. Sebagian dari manusia ada yang diwafatkan sebelum waktu- waktu tersebut agar manusia memahami tujuan hidupnya.
Surah Al Baqarah Ayat 30 tentang Peranan Manusia sebagai Khalifah di Bumi
Manusia diciptakan Allah SWT. didunia ini mempunyai 2 fungsi, yaitu sebagai hamba dan sebagai khalifah. Khalifah merupakan orang yang diberi kepercayaan untuk mengeloladan merwat bumi serta mengatur kehidupan dimuka bumi dengan mengacu kepada rambu-rambu Allah (Al-Quran) agar segala kiprahnya snantiasa mempunyai nilai ibadah kepada Allah SWT. dan bermanfaat bagi umat manusia.
Bacaan Surah Al-Baqarah Ayat 30
Isi Kandungan
a. manusia berfungsi sebagai khalifah dibumi Allah
b. Fungsi khalifah dibumi sebagai berikut:
- menjadi pemimpin
- menyejahterakan dan memakmurkan bumi
c. Upaya antisipasi terhadap rintangan pada umat manusia karena di dalam menjalankan fungsi atau tugas manusia, iblis dan setan tidak akan henti- hentinya menggoda manusia agar tersesat.
d. Manusia yang mukhlis tidak akan mudah tergoda iblis atau setan
Surah Az Zariyat Ayat 56 tentang Tugas Manusia sebagai Makhluk Hidup
Menurut AL Quran, manusia diciptakan di dunia ini adalah untuk menyembah atau mengabdi kepada Allah swt. Menyembah kepada Allah pada intinya adalah berhubungan dengan Allah, memuja kebesaran Allah, dan berdoa kepada Allah agar manusia dekat kepada-Nya. Upaya untuk mendekatkan diri yang utama adalah melalui komitmen melaksanakan rukun Islam sesuai dengan tuntunan atau syariat Islam.
Bacaan Surah Az Zariyat Ayat 56
Artinya: ” Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku “. (QS Az Zariyat: 56).
Isi Kandungan
a. Allah swt. menciptakan jin dan manusia untuk menyembah dan mengabdi kepada Allah.
b. Menyembah kepada Allah adalah ibadah, baik berupa ibadah khusus (mahdah) dan ibadah umum (gairu mahdah)
c. Komitmen kepada syariat atau tuntunan (tatanan) Islam dalam kehidupan sebagai satu-satunya agama yang diridai Allah diwujudkan melalui ritual Islam yakni rukun Islam.
d. Mencari rida Allah. Pengertiannya adalah bahwa setiap perbuatan, pengabdian, penyembahan harus diawali dengan basmalah dan niat memohon rida Allah swt.
Surah Al An’am ayat 162-163 tentang keikhlasan dalam beribadah
Bacaan Surah Al An’am Ayat 162 -163
Artinya: 162: “Katakanlah: “Sesungguhnya salatku, ibadahku, hidupku, dan niatiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam.”
163 : “Tiada sekutu bagi-Nya dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama menyerahkan diri (kepada Allah).” (QS Al An’am: 162-163).
Isi kandungan
- Terdapat sebagian dari doa iftitah yang dibaca dalam salat rada rakaat pertama. Ucapan itu adalah penyerahan diri dengan penuh kerendahan serta kepasrahan dalam upaya rrsendapatkan keridaan Allah atau mengabdi kepada-Nya tanpa pamrih (ria).
- Menyadari dan bersumpah tidak menyekutukan Allah .m menjadi orang yang pertama serta mengutamakan Islam sebagai tatanan kehidupannya demi mencapai ratan hidup yakni selamat di dunia dan di akhirat.
Senantiasa melaksanakan perintah-perintah Allah - Sepanjang hidup dan meninggalkan larangan-larangan Allah. Di antaranya menjalankan perintah Allah dalammembaca, memahami, dan melaksanakan isi kandungan Al-Quran dalam kehidupan sehari-hari serta menyiarkannya.
Surah Al Bayyinah Ayat 5 tentang Hal-Hal yang Berkaitan dengan Keikhlasan Beribadah
Allah memerintahkan supaya manusia menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dan menjalankan agama dengan lurus yaitu jauh dari perbuatan syirik atau menyekutukan Allah. Kesesatan merupakan satu bentuk ketidakikhlasan dalam beribadah.
Ciri-ciri manusia yang tidak ikhlas dalam beribadah antara lain adalah sebagai berikut.
1. Tidak beriman kepada Taurat, Injil, dan Al Quran (QS Al Maidah: 68).
2. Tidak mau mendengarkan ayat-ayat Allah serta berpaling dari-Nya.
3. Tidak melaksanakan atau mendustakan ayat-ayat Allah (QS Ar Ra’d: 1).
4. Tidak mengetahui agama yang lurus (QS Ar Rum: 30).
5. Menyekutukan Allah dan tidak berbuat baik kepada ibu bapak, kerabat, anak-anak yatim, orang- orang miskin, tetangga, baik yang dekat maupun yang jauh, ibnu sabil, dan hamba sahaya (QS AnNisa: 36).
6. Tidak berpuasa, tidak menunaikan zakat, dan tidak pergi haji, padahal ia mampu untuk melaksanakannya.
Bacaan Surah Al Bayyinah Ayat 5
Artinya: Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya kamu menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-NYA dalam(menjalankan) agama dengan lurus dan supaya mereka mendirikan solat dan menunaikan dan yang demikian itulah agama yang lurus”. (QS Al-Bayyinah:5)
isi kandungan
Pada intinya, makhluk Allah, khususnya manusia tidak disuruh, kecuali supaya menyembah Allah, yaitu senantiasa ingat Allah baik di waktu berdiri, duduk, maupun berbaring (QS 190 -191).
Menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya yakni dengan menjauhkan diri dari sifat-sifat kemusyrikan yaitu menyekutukan Allah dengan makhluk lainnya. Sifat musyrik intara lain dapat berupa hal-hal berikut.
1. Percaya akan adanya Allah, tetapi tidak mau melaksanakan segala perintah-Nya.
2. Memutuskan perkara tidak sesuai dengan ketentun hukum Allah, padahal ia mengetahui dan meyakini kebenaran hukum Allah (QS A1 Maidah: 47).
3. Mengaku percaya akan adanya Allah dan melaksanakan perintah-Nya, tetapi ia juga menyembah kepada makhluk atau selain Allah.
Demikian penjelasan yang bisa kami sampaikan tentang Ayat Al-Quran Tentang Manusia Dan Tugasnya Sebagai Makhluk Allah. Semoga postingan ini bermanfaat bagi pembaca dan bisa dijadikan sumber literatur untuk mengerjakan tugas. Sampai jumpa pada postingan selanjutnya.