Arti Masyaallah Tabarakallah dan Penggunaannya yang Tepat

Ketika menganut agama Islam maka harus konsisten menjalankan segaa bentuk aturan di dalamnya. Seperti, salat, puasa, zakat, dan sebagainya. Dalam Islam segala sesuatunya memiliki landasan atau sebabnya. Tidak hanya itu, dalam Islam juga diatur mengenai ungkapan ekspresi pada suatu hal.

Misalnya pada keindahan, keburukan, hal-hal yang patut dihindari, dan sebagainya. Salah satunya ungkapan masyaallah tabarakallah. Sudah tahukah kamu arti dari Masyaallah tabarakallah? Mari kita simak ulasan seputar Masyaallah Tabarakallah sampai selesai, ya.

Mengenal Masyaallah Tabarakallah Artinya

Masyaallah tabarakallah berasal dari bahasa Arab, yakni  ماشاء الله تبارك الله. Masyaallah tabarakallah artinya “Apa yang dikehendaki oleh Allah, maka itulaj yang akan terjadi. Maha suci Allah”.

Dalam kitab Tafsir Al-Quranul Karim Surat Al-Kahfi, karya Syaikh Muhammad bin Shalih Al ‘Utsaimin menjelaskan bahwa kalimat masyaallah dapat diartikan dalam dua makna. Secara harfiah arti dari masyaallah adalah “apa yang dikehendaki oleh Allah, maka hal itulah yang terjadi”.

Kalimat tersebut biasanya diucapkan oleh seorang muslim ketika mengetahui sesuatu hal yang menakjubkan. Oleh sebab itu, dapat disimpulkan bahwa arti masyaallah, yakni sebagai bentuk pujian dan doa yang dipanjatkan kepada Allah SWT.

Sementara itu, arti kata tabarakallah, yakni semoga Allah memberkahimu. Kalimat tersebut diucapkan ketika melihat ciptaan Allah yang menarik sehingga memunculkan rasa kekaguman yang berlebih kepada segala sesuatu ciptaan Allah SWT.

Sebagaimana sabda Rasullah sebagai berikut.

وَمَنْ صَنَعَ إِلَيْكُمْ مَعْرُوفًا فَكَافِئُوهُ، فَإِنْ لَمْ تَجِدُوا مَا تُكَافِئُونَهُ، فَادْعُوا لَهُ حَتَّى تَرَوْا أَنَّكُمْ قَدْ كَافَأْتُمُوهُ

Artinya: “Barang siapa memperbuat kebaikan untuk kalian, maka balaslah dia. Jika kalian tidak mendapati sesuatu yang dapat kalian gunakan untuk membalasnya, maka doakanlah dia hingga kalian melihat bahwa kalian sudah membalasnya.” (HR Abu Dawud)

Melansir dari laman Liputan6.com, disebutkan bahwa dalam surah Al-Kahfi ayat 45 yang mengajurkan mengucapkan masyaallah laa quwwata illa billah ketika melihat hal-hal yang menakjubkan. Misalnya buah-buahan bermacam-macam dari tanah yang mati.

Berikut bunyi surah Al-Kahfi ayat 45.

وَاضْرِبْ لَهُمْ مَثَلَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا كَمَاءٍ أَنْزَلْنَاهُ مِنَ السَّمَاءِ فَاخْتَلَطَ بِهِ نَبَاتُ الأرْضِ فَأَصْبَحَ هَشِيمًا تَذْرُوهُ الرِّيَاحُ وَكَانَ اللَّهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ مُقْتَدِرًا

Artinya; “Dan berilah perumpamaan kepada mereka (manusia), kehidupan dunia sebagai air hujan yang Kami turunkan dari langit, Maka menjadi subur karenanya tumbuh-tumbuhan di muka bumi, kemudian tumbuh-tumbuhan itu menjadi kering yang diterbangkan oleh angin. dan adalah Allah, Maha Kuasa atas segala sesuatu” (Qs. Al-Kahfi ayat 45)

Dalam surah Al-Kahfi ayat 39 juga disebutkan mengenai penggunaan masyaallah tabarakallah sebagai berikut.

وَلَوْلَآ إِذْ دَخَلْتَ جَنَّتَكَ قُلْتَ مَا شَآءَ ٱللَّهُ لَا قُوَّةَ إِلَّا بِٱللَّهِ ۚ إِن تَرَنِ أَنَا۠ أَقَلَّ مِنكَ مَالًا وَوَلَدًا

Artinya: “Dan mengapa kamu tidak mengatakan waktu kamu memasuki kebunmu “maasyaallaah, laa quwwata illaa billaah” (sungguh atas kehendak Allah semua ini terwujud, tiada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah). Sekiranya kamu anggap aku lebih sedikit darimu dalam hal harta dan keturunan.” (QS. Al-Kahfi ayat 39)

Tidak hanya itu, anjuran mengucapkan masyaallah tabarakallah juga terdapat dalam surah Al-Anam ayat 141 sebagai berikut.

وَهُوَ الَّذِي أَنْشَأَ جَنَّاتٍ مَعْرُوشَاتٍ وَغَيْرَ مَعْرُوشَاتٍ وَالنَّخْلَ وَالزَّرْعَ مُخْتَلِفًا أُكُلُهُ وَالزَّيْتُونَ وَالرُّمَّانَ مُتَشَابِهًا وَغَيْرَ مُتَشَابِهٍ كُلُوا مِنْ ثَمَرِهِ إِذَا أَثْمَرَ وَآتُوا حَقَّهُ يَوْمَ حَصَادِهِ وَلا تُسْرِفُوا إِنَّهُ لا يُحِبُّ الْمُسْرِفِينَ

Artinya; “Dan Dialah yang menjadikan kebun-kebun yang berjunjung dan yang tidak berjunjung, pohon korma, tanam-tanaman yang bermacam-macam buahnya, zaitun dan delima yang serupa (bentuk dan warnanya) dan tidak sama (rasanya). makanlah dari buahnya (yang bermacam-macam itu) bila Dia berbuah, dan tunaikanlah haknya di hari memetik hasilnya (dengan disedekahkan kepada fakir miskin); dan janganlah kamu berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan” (Qs. Al-Anam ayat 141)

Kalimat Masyaallah Tabarakallah dalam Ayat Al-Quran

Kalimat masyaallah tabarakallah telah banyak digunakan dalam sejumlah ayat dalam Al-Quran. Berikut beberapa surah dalam Al-Quran yang mengandung kata tabarakallah.

1. Surah Al-Araf Ayat 54

اِنَّ رَبَّكُمُ اللّٰهُ الَّذِيْ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ فِيْ سِتَّةِ اَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوٰى عَلَى الْعَرْشِۗ يُغْشِى الَّيْلَ النَّهَارَ يَطْلُبُهٗ حَثِيْثًاۙ وَّالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ وَالنُّجُوْمَ مُسَخَّرٰتٍۢ بِاَمْرِهٖٓ  ۙاَلَا لَهُ الْخَلْقُ وَالْاَمْرُۗ تَبٰرَكَ اللّٰهُ رَبُّ الْعٰلَمِيْنَ

Artinya: “Sungguh, Tuhanmu (adalah) Allah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas ‘Arsy. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat. (Dia ciptakan) matahari, bulan dan bintang-bintang tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah! Segala penciptaan dan urusan menjadi hak-Nya. Mahasuci Allah, Tuhan seluruh alam.” (QS. Al-Araf ayat 54)

2. Surah Ar-Rahman Ayat 78

تَبٰرَكَ اسْمُ رَبِّكَ ذِى الْجَلٰلِ وَالْاِكْرَامِ ࣖ

Artinya: “Mahasuci nama Tuhanmu Pemilik Keagungan dan Kemuliaan.” (QS. Ar-Rahman ayat 78)

3. Surah Al-Furqan Ayat 1

تَبٰرَكَ الَّذِيْ نَزَّلَ الْفُرْقَانَ عَلٰى عَبْدِهٖ لِيَكُوْنَ لِلْعٰلَمِيْنَ نَذِيْرًا ۙ

Artinya: “Mahasuci Allah yang telah menurunkan Furqan (Al-Qur’an) kepada hamba-Nya (Muhammad), agar dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam (jin dan manusia).” (QS. Al-Furqan ayat 1)

Melansir dari laman Detik.com, ada beberapa pilihan untuk menjawab kalimat masyaallah tabarakallah. Di antaranya sebagai berikut.

  1. Jazakallah khair yang berarti semoga Allah membalasmu dengan kebaikan. Kalimat tersebut menunjukkan bahwa orang yang diucapkan memiliki niat baik serta meminta berkah dari Allah SWT yang ditujukan untuk orang yang mengucapkan masyaallah tabarakallah.
  2. Barakallhu fikum memiliki arti semoga Allah merahmatimu. Kalimat tersebut memiliki makna yang serupa dengan masyaallah tabarakallah.

Ketika mengucapkan masyaallah tabarakallah dapat menjadi salah satu cara untuk mendekatkan diri kepada Allah.Jadi, ketika kita, mengucapkan masyaallah tabarakallah yang ditujukan kepada orang lain maka kita juga telah membagikan dan mendapatkan kebaikan.

Dengan mengucapkan masyaallah tabarakallah juga dapat menjadi salah satu cara untuk menjauhkan sifat iri dan dengki pada hati kita. Sifat-sifat iri dengki pada kecerdasan, kekayaan, budi pekerti, dan sebagainya pada orang lain bukanlah hal yang disukai oleh Allah. Sehingga, perlu dihindari.

Masyaallah tabarakallah juga membuat hati dan pikiran kita menjadi lebih tenang. Hal ini disebabkan karena melalui masyaallah tabarakallah menjadi tanda bahwa kita telah menikmati segala pemberian Allah dalam kehidupan. Tanpa adanya rasa iri dan dengki pada orang lain.

Mengenal Penyakit Ain

Kalimat masyaallah tabrakallah sendiri menjadi salah satu benteng agar tidak terkena penyakit ain dari sesuatu atau orang yang melihatnya. Seseorang yang dipuji atas kecantikan, kesuksesan, atau lainnya dapat terkena penyakit ain.

Penyakit ain juga dapat dimaknai sebagai istilah yang digunakan sebagai gambaran sebuah kemalangan yag disebarkan oleh satu orang ke orang lain yang disebabkan oleh perasaan iri hati dan cemburu. Penyakit ini memiliki keunikan, yakni melalui pandangan mata yang kagus pada sesuatu sekaligus diikuti perasaan negatif.

Oleh sebab itu, untuk menghindarinya, Grameds dapat mengucapkan masyaallah tabarakallah. Adapun, penyebab penyakit ain adalah adanya rasa iri dari diri orang lain.

Melansir dari laman Mengerti.id, berikut hadis yang menyebutkan tentang penyakit ain.

أن النبي صلى الله عليه وسلم قال لعامر بن ربيعة رضي الله عنه : هلاّ إذا رأيت ما يُعجِبك بَرَّكْتَ ؟ رواه الإمام أحمد. وفي رواية للنسائي في الكبرى : ألا بَرَّكْتَ ؟ إن العين حق.

Arinya: “Sesungguhnya Nabi Muhammad Saw berkata pada Amir bin Rubai’ah r.a: ‘Mengapa saat melihat apa yang membuatmu takjub kamu tidak mengucapkan Tabarakallah?’” (HR. Ahmad. Dalam riwayat An-Nasai)

Melansir dari laman Viva.co.id terdapat beberapa ciri yang dapat dikenali ketika mengalami peyakit ini. Ciri-ciri ini diungkapkan oleh Syaikh Abdul Azi As-Sadhan Hafidzahullahu Ta’ala sebagai berikut.

  • Sering bersendawa.
  • Menguap atau terengah-engah.
  • Menyendiri atau suka mengasingkan diri.
  • Diam atau malas bergerak. Senang/terlalu banyak tidur.
  • Adanya masalah kesehatan tertentu tanpa ada sebab–sebab medis yang diketahui.
  • Panas atau dingin di anggota badan.
  • Detak jantung yang cepat dan tidak beraturan.
  • Rasa sakit yang berpindah dari bawah punggung dan bahu.
  • Bersedih dan merasa sempit/sesak di dada.
  • Berkeringat di malam hari.
  • Perilaku/emosi berlebihan.
  • Kebencian yang tidak wajar.
  • Sakit kepala yang berpindah–pindah.
  • Wajah pucat.
  • Sering buang air kecil.
  • Nafsu makan lemah.
  • Mati rasa.
Baca Juga :  Pengertian, Hukum, Waktu, Tata Cara, Manfaat dan Dalil Khitan Terlengkap

Dalam pandangan M. Siafuddin Hakim dan Siti Aisyah dalam Thibbun Nabawi yang dimuat dalam laman Viva.co.id, penyakit ain terjadi karena adanya pandangan mata yang dengki atau hasad kepada orang lain. Seseorang yang memiliki hasad kepada orang lain akan melihat orang itu dengan pandangan penuh kebencian.

Hal tersebut dapat menimbulkan berbagai gangguan ain yang dapat mengganggu kesehatan sampai mengancam nyawa seseorang. Penyakit ain tidak hanya bisa terjadi pada manusia, tetapi juga pada benda mati.

Benda mati dapat mengalami kerusakan atau kehancuran secara tiba-tiba. Dalam sebuah hadis disebutkan bahwa Nabi Muhammad berdoa, “Ya Allah aku meminta ampun dan keselamatan pada agamaku, duniaku, keluargaku, dan hartaku.” (HR.Abu Daud)

Sebagian ulama beranggapan bahwa harta dapat terkena penyakit ain dan diperbolehkan untuk diruqyah. Ibnu Katsir mengatakan sebagai berikut.

“Sebagian salaf mengatakan: orang yang terkagum-kagum pada keadaannya atau hartanya atau anaknya pada anaknya, kita menemukan maasyaallaah, laa quwwata illaa billaah. Ini diambil dari ayat yang mulia ini” (Tafsir Ibnu Katsir).

Tips Agar Terhindar dari Penyakit Ain

Perlu diketahui bahwa penyakit ain dapat terjadi pada siapa saja, dari usia belia sampai dewasa. Melansir dari laman Kabar24.bismis.com, sebagai upaya untuk menghindari penyakit ain dapat melafalkan doa yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW sebagai berikut.

U’iidzuka bikalimaatillaahit-taammah, min kulli syaithoonin wa haammah, wa min kulli ‘ainin laammah.”

Artinya: “Aku memohon perlindunganmu dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna, dari segala gangguan setan, binatang penganggu, dan dari pandangan mata yang buruk.”

Sementara itu, dalam laman Viva.co.id, disebutkan beberapa cara agar terhindar dari penyakit ain sebagai berikut.

1. Bertawakal Kepada Allah SWT

Salah satu cara untuk mengobati penyakit ain adalah dengan bertawakal pada Allah. Penyakit ini dapat diatasi dengan menuntun orang yang terpukau atas sesuatu untuk mengucapkan doa atas sesuatu yang baru tersebut.

2. Rukiyah

Penyakit ain juga dapat disembuhkan dengan rukiyah yang sesuai dengan syariat agama Islam. Rukiyah sendiri dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dimaknai sebagai pengobatan hati dengan membaca zikir atau doa seperti yang dilakukan Nabi Muhammad SAW, berfungsi untuk mengusir pengaruh jahat dari hati.

3. Mandi

Jika seseorang memberikan ain dan terbukti disebabkan oleh pandangan orang tersebut. Maka, seseorang peruqyah akan meminta orang tersebut mandi dan air bekas mandinya akan diguyurkan ke belakang tubuh yang terkena penyakit ini. Syaratnya, air yang digunakan harus berasal dari dalam bejana.

4. Menyatakan Pujian kepada Allah yang Dibarengi dengan Membaca Surat-Surat Pendek

Penyakit ain dapat ditanggulangi dengan pujian-pujian dengan mengungkapkan kalimat masyaallah tabarakallah. Lalu, diikuti dengan bacaan-bacaan yang dibaca tiga kali setelah subuh dan setelah maghrib.

5. Wudhu

Salah satu pengobatan ain yang dianjurkan oleh Rasulullah, yakni berwudhu. Seseorang yang menimpakan akan diminta untuk berwudhu. Kemudian, udara bekas wudhu akan diguyurkan ke belakang badan orang yang terkena penyakit ini.