Pengetahuan Implisit Dan Eksplisit – Pengertian, Faktor, Tingkatan, Cara, Pengukuran, Dasar, Para Ahli

Pengetahuan Implisit Dan Eksplisit – Pengertian, Faktor, Tingkatan, Cara, Pengukuran, Dasar, Para Ahli : Pengetahuan merupakan justified true believe. Seorang individu membenarkan (justifies) kebenaran atas kepercayaannya berdasarkan observasinya mengenai dunia.


Explicit and Implicit

Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan merupakan justified true believe. Seorang individu membenarkan (justifies) kebenaran atas kepercayaannya berdasarkan observasinya mengenai dunia. Jadi bila seseorang menciptakan pengetahuan, ia menciptakan pemahaman atas suatu situasi baru dengan cara berpegang pada kepercayaan yang telah dibenarkan.


Pengertian Pengetahuan Menurut Para Ahli

Berikut Ini Merupakan Pengertian Pengetahuan Menurut Para Ahli.


  • Notoatmojo, 2007

    Pengetahuan adalah hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia di peroleh melalui mata dan telinga.


  • Mubarok, dkk, 2007

    Pengetahuan adalah merupakan hasil mengingat suatu hal, termasuk mengingat kembali kejadian yang pernah dialami baik secara sengaja maupun tidak sengaja dan ini terjadi setelah orang malakukan kontak atau pengamatan terhadap suatu obyek tertentu.


  • Bambang, 2008

    Pengetahuan merupakan konstruksi dari kenyataan, dibandingkan sesuatu yang benar secara abstrak. Penciptaan pengetahuan tidak hanya merupakan kompilasi dari fakta-fakta, namun suatu proses yang unik pada manusia yang sulit disederhanakan atau ditiru.


    Penciptaaan pengetahuan melibatkan perasaan dan sistem kepercayaan (belief sistems) dimana perasaan atau sistem kepercayaan itu bisa tidak disadari.


Pengetahuan Implisit

Secara umum pengetahuan implisit merupakan suatu pengetahuan yang masih ada atau tertanam pada bentuk pengalaman pada seseorang serta ada faktor yang tidak mempunyai sifat nyata contohnya prinsip, keyakinan pribadi dan juga perspektif.


Diam pada seseorang merupakan pengetahuan yang cukup sulit untuk mentranfer kepada orang lain dalam pengertiannya dengan walaupun dengan adanya media lisan dan tertulis. Dengan kemampuan berbahasa, serta mendesain atau dengan mengoprasikan alat atau mesin yang sulit masih memperlukan pengetahuan yang tidak dapat tampak secara eksplisit, serta tidak mudah dalam mentaranfernya ke pada orang lain secara eksplisit juga.


Sebagai contoh sederhananya saja, pengetahuan implisit ialah dalam mengendarai sepeda motor. Penegetahuan umum dari cara bagaimana agar pengendara sepeda motor adalah agar dapat seimbang, jika sepeda motor arah ke kiri, maka arahkan stir ke arah kanan.


Untuk dapat berbelok ke kanan, yang utama belokan dulu stir ke kiri sedikit, dan selanjutnya saat sepeda motor sudah condong ke kanan, belokan stri ke kanan. Namun mengetahui itu saja tidaklah cukup bagi seseorang yang masih pemula dalam menyetir atau mengendarai sepeda motor.


Pengetahuan Eksplisit

Dan selanjutnya ialah pengetahuan eksplisit, pengetahuan ini merupakan pengetahuan sudah didokumentasi atau telah disimpan dalam bentuk nyata seperti media dan lainnya. Hal tersebut telah diartikulasikan dalam bentuk bahasa yang formal serta dapat juga relatif mudah dalam menyebar secara luas. Informasi yang telah tersimpan dalam ilmu pendidikan (termasuk GuruPendidikan.Com) ialah salah satu contoh yang mudah kita pahami bersama dalam pengetahuan eksplisit.


Dan yang paling umum dari sebuah pengetahuan eksplisit ialah prosedur, petunjuk pengamanan, serta video. Pengetahuan juga dapat termediakan dalam bentuk audio-visual. Hasil dari kerja seni serta desain produk dapat juga dipandang sebagai bentuk pengetahuan eksplisit yang termasuk eksternalisasi dari sebuah motif, kterrampilan serta pengetahuan manusia.


Cara bagaimana membentuk pengetahuan implisit menjadi pengetahuan eksplisit ialah fungsi dari strategi Manajemen Pengetahuan


Faktor – Faktor Yang Memengaruhi Pengetahuan

Berikut Ini Merupakan Faktor-faktor yang memengaruhi pengetahuan.


  • Media

Secara khusus, Media didesain sebagai pencapaian masyarakat yang sangat luas. Maka dari itu contoh dari media massa ialah koran, majalah, televisi dan radio.


  • Informasi

Dalan faktor yang dapat mempengaruhi pengetahuan, Informasi juga memmiliki peranan yang cukup penting, Menurut Oxford English Dictionary Definisi dari informasi ialah “that of which one is apprised or told: intelligence, news”.


Selain itu istilah informasi dapat juga memiliki arti lain, sebagai contoh dalam RUU teknologi informasi yang mengartikan pengertian informasi sebagai teknik untuk menyimpan, menyiapkan, mengumpulkan, mengumumkan, memanipulasi, menganalisis serta menyebarkan informasi dengan tujuan tertentu


Sedangkan informasi itu sendiri mencakup tek, suara, data, program, basis data, komputer, kode. Adanya banyak perbedaan dalam definisi informasi ini, disebabkan oleh hakikat informasi yang tidak bisa diuraikan, sedangkan informasi itu ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, yang didapat dari data serta pengamatan terhadap dunia sekitar serta dilanjutkan lewat komunikasi.


  • Pendidikan

Pendidikan merupakan proses dalam merubah prilaku dan sikap pada seseorang atau kelomppok serta usaha dalam mendewasakan diri manusia lewat usaha pengajaran serta pelatihan, maka jelas bisa dilihat kerucut sebuah visi dalam pendidikan yakni mencerdaskan manusia.

Tingkatan Pengetahuan

Menurut Rogers, pengetahuan di cakup di dalam domain kognitif 6 tingkatan (Notoatmojo, 2007).


  1. Tahu (Know)

Tahu di artikan sebagai mengingat suatu materi yang telah di pelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap situasi yang sangat spesifik dari seluruh bahan yang di pelajari atau rangsangan yang telah di terima. Oleh sebab itu, ini adalah merupakan tingkatan pengetahuan yang paling rendah.


  1. Memahami (Comprehention)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham harus dapat menjelaskan, menyimpulkan, meramalkan terhadap objek yang dipelajari. Misalnya dapat menjelaskan mengapa harus makan makanan yang bergizi.


  1. Aplikasi (Aplication)

Aplikasi adalah kemampuan menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi dan kondisi nyata. Aplikasi dapat diartikan sebagai penggunaan hukum-hukum, rumus-rumus, metode-metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.


Misalnya dapat menggunakan rumus statistik dalam perhitungan-perhitungan hasil penelitian, dapat menggunakan prinsip-prinsip siklus pemecahan masalah kesehatan dari kasus yang diberikan.


  1. Analisis (Analysis)

Suatu kemampuan menjabarkan materi atau kedalam komponen-komponen tetapi masih dalam struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat diteliti dari penggantian kata seperti dapat menggambarkan (menurut bagian), membedakan, memisahkan, mengelompokkan dan sebagainya.


  1. Sintesis (Syntesis)

Menunjukkan kepada suatu komponen untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam satu bentuk keseluruhan yang baru. Merupakan kemampuan menyusun, merencanakan, meringkaskan, menyesuaikan dan sebagainya terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan yang ada.


  1. Evaluasi (Evaluation)

Berkaitan dengan kemampuan melakukan justifikasi atau penelitian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada misalnya :


 dapat membandingkan antara anak-anak yang cukup gizi dengan anak-anak yang kekurangan gizi, dapat menanggapi terjadinya wabah diare di suatu tempat, dapat menafsirkan sebab ibu-ibu tidak mau ikut KB dan sebagainya.


Cara Memperoleh Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2007) pengetahuan sepanjang sejarah dapat dikelompokkan menjadi dua berdasarkan cara yang tetap digunakan untuk memperoleh kebenaran, yaitu :


Cara Kuno

  • Cara coba-coba salah (Trial dan Error)

Cara ini telah dipakai orang sebelum adanya kebudayaan dan bahkan mungkin sebelum adanya peradapan yang dilakukan dengan menggunakan kemungkinaan yang lain sampai masalah dapat dipecahkan.


  • Cara kekuasaan atau otoriter

Sumber pengetahuan cara ini dapat berupa pemimpin-pemimpin masyarakat baik formal maupun informal, ahli agama, pemegang pemerintahan. Prinsip ini adalah orang lain menerima pendapat yang dikemukakan oleh orang yang punya otoriter, tanpa terlebih dahulu membuktikan kebenarannya, baik berdasarkan fakta empiris maupun berdasarkan masa lalu.


  • Berdasarkan pengalaman pribadi

Pengalaman pribadi dapat digunakan sebagai upaya memperoleh pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapkan pada masa lalu.


  • Melalui jalan pikiran

Dalam memperoleh kebenaran pengetahuan manusia telah menggunakan jalan pikiran, baik melalui induksi maupun deduksi. Apabila proses pembuatan kesimpulan itu melalui pernyataan-pernyataan khusus kepada yang umum dinamakan induksi, sedangkan deduksi adalah pembuatan kesimpulan dari pernyataan-pernyataan umum kepada yang khusus.


Cara Modern

Cara ini disebut “metode penelitian ilmiah“ atau lebih populer disebut metodologi penelitian. Cara ini mula-mula dikembangkan oleh Franeuis Bacor (1561-1626) kemudian dikembangkan oleh Deobold van Dallien akhirnya lahir suatu cara penelitian yang dewasa ini kita kenal sebagai metodologi penelitian ilmiah.


Pengukuran Tingkat Pengetahuan

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari objek penelitian atau responden. Data yang bersifat kualitatif digambarkan dengan kata-kata,


sedangkan data yang bersifat kuantitatif berwujud angka-angka, hasil hasil perhitungan atau pengukuran, dapat diproses dengan cara dijumlahkan, dibandingkan dengan jumlah yang diharapkan dan diperoleh persentase, setelah dipersentasekan lalu ditafsirkan kedalam kalimat yang bersifat kualitatif.


  1. Kategori baik yaitu menjawab benar 76 % – 100 % dari yang diharapkan
  2. Kategori cukup yaitu menjawab benar 56 % – 75 % dari yang diharapkan
  3. Kategori kurang yaitu menjawab benar dibawah 56 % dari yang diharapkan.

Dasar Dasar Pengetahuan

Berikut Ini Merupakan Dasar Dasar Pengetahuan.


  1. Tradisi

Dengan adat istiadat kita dan profesi keperawatan beberapa pendepat diterima sebagai sesuatu yang benar. Banyak pertanyaan terjawab dan banyak permasalahan dapat dipecahkan berdasarkan suatu tradisi.


Tradisi adalah suatu dasar pengetahuan di mana setiap orang tidak dianjurkan untuk memulai mencoba memecahkan masalah. Akan tetapi tradisi mungkin terdapat kendala untuk kebutuhan manusia karena beberapa tradisi begitu melekat sehingga validitas, manfaat, dan kebenarannya tidak pernah dicoba/diteliti.


  1. Autoritas

Dalam masyarakat yang semakin majemuk adanya suatu autoritas seseorang dengan keahlian tertentu, pasien memerlukan perawat atau dokter dalam lingkup medik. Akan tetapi seperti halnya tradisi jika keahliannya tergantung dari pengalaman pribadi sering pengetahuannya tidak teruji secara ilmiah.


  1. Pengalaman Seseorang

Kita semua memecahkan suatu permasalahan berdasarkan obsesi dan pengalaman sebelumnya, dan ini merupakan pendekatan yang penting dan bermanfaat. Kemampuan untuk menyimpulkan, mengetahui aturan dan membuat prediksi berdasarkan observasi adalah penting bagi pola penalaran manusia.


Akan tetapi pengalaman individu tetap mempunyai keterbatasan pemahaman : a) setiap pengalaman seseorang mungkin terbatas untuk membuat kesimpulan yang valid tentang situasi, dan b) pengalaman seseorang diwarnai dengan penilaian yang bersifat subyektif.


  1. Pengalaman Trial dan Error

Kadang-kadang kita menyelesaikan suatu permasalahan keberhasilan kita dalam menggunakan alternatif pemecahan melalui coba dan salah. Meskipun pendekatan ini untuk beberapa masalah lebih praktis sering tidak efisien. Metode ini cenderung mengandung resiko yang tinggi, penyelesaiannya untuk beberapa hal mungkin “idiosyentric”.


  1. Alasan yang logis

Kita sering memecahkan suatu masalah berdasarkan proses pemikiran yang logis. Pemikiran ini merupakan komponen yang penting dalam pendekatan ilmiah, akan tetapi alasan yang rasional sangat terbatas karena validitas alasan deduktif tergantung dari informasi dimana seseorang memulai, dan alasan tersebut mungkin tidak efisien untuk mengevaluasi akurasi permasalahan.


  1. Metode ilmiah

Pendekatan ilmiah adalah pendekatan yang paling tepat untuk mencari suatu kebenaran karena didasari pada pengetahuan yang terstruktur dan sistematis serta dalam mengumpulkan dan menganalisa datanya didasarkan pada prinsip validitas dan reliabilitas (Nursalam, 2001: 9).

Baca Juga :  Variabel Kontrol: Pengertian, Manfaat, dan Contohnya