Kearifan Lokal

Hallo para pencari ilmu, jumpa kembali dalam artikel Kali ini akan membahas mengenai Kearifan Lokal.

Ada yang sudah mengenal atau pernah mendengar mengenai istilah Kearifan Lokal? Simak penjelasan terlengkapnnya di bawah ini.

√ Kearifan Lokal : Pengertian, Ciri, Fungsi, Ruang Lingkup, Bentuk dan Contoh Terlengkap

Pengertian Kearifan Lokal

Secara etimologi, kearifan lokal (local wisdom) terdiri dari dua kata, yakni kearifan (wisdom) dan lokal (local).

Kearifan lokal merupakan salah satu pandangan hidup dan ilmu pengetahuan serta berbagai strategi kehidupan yang berwujud aktivitas yang dilakukan oleh masyarakat lokal dalam menjawab berbagai masalah dalam pemenuhan kebutuhan mereka.

Ciri-Ciri Kearifan Lokal

  • Mempunyai suatu kemampuan mengendalikan.
  • Merupakan benteng untuk dapat bertahan dari pengaruh budaya luar.
  • Memiliki kemampuan mengakomodasi budaya luar.
  • Memiliki sebuah kemampuan memberi arah perkembangan budaya.
  • Mempunyai salah satu kemampuan mengintegrasi atau menyatukan budaya luar dan budaya asli.

Fungsi Kearifan Lokal

  • Sebagai filter dan pengendali terhadap budaya luar.
  • Mengakomodasi unsur-unsur budaya luar.
  • Mengintegrasikan unsur budaya luar ke dalam budaya asli.
  • Memberi arah pada perkembangan budaya.
  • Untuk konservasi dan pelestarian sumber daya alam
  • Untuk sebuah pengembangan sumber daya manusia, misalnya berkaitan dengan upacara daur hidup, konsep kanda pat rate.
  • Untuk suatu pengembangan kebudayaan dan ilmu pengetahuan, misalnya pada upacara saraswati, kepercayaan dan pemujaan pada pura Panji.
  • Sebagai petuah, kepercayaan, sastra dan pantangan.
  • Bermakna sosial misalnya upacara integrasi komunal/kerabat.
  • Bermakna sosial, misalnya pada upacara daur pertanian.
  • Bermakna etika dan moral, yang terwujud dalam upacara Ngaben dan penyucian roh leluhur.
  • Bermakna politik, misalnya upacara ngangkuk merana dan kekuasaan patron client.

Contoh Kearifan Lokal

1. Hutan Larangan Adat ( Desa Rumbio Kec. Kampar Prov. Riau )

Kearifan Lokal ini dibuat dengan tujuan agar masyarakat sekitar bersama-sama melestarikan hutan disana, ada peraturan untuk tidak menebang pohon-pohon dihutan dan akan dikenakan denda seperti beras 100 kg atau berupa uang sebesar Rp 6.000.000,- jika melanggar.

2. Awig-Awig ( Lombok Barat dan Bali )

Merupakan salah satu aturan adat yang menjadi pedoman untuk bertindak dan bersikap khusuya dalam hal berinteraksi dan mengolah sumber daya alam dan lingkungan didaerah Lombok Barat dan Bali.

3. Cingcowong ( Sunda atau Jawa Barat )

Cingcowong adalah upacara untuk meminta hujan, tradisi Cingcowong ini dilakukan turun temurun oleh masyarakat Luragung guna untuk melestarikan budaya dan menunjukan suatu permintaan kepada yang Maha Kuasa jika tanpa adanya patuh terhadap perintahNya.

4. Bebie ( Muara Enim atau Sumsel )

Bebie yaitu sebuah tradisi memanen padi secara bersama-sama dengan tujuan agar pemanenan padi cepat selesai dan setelah panen selesai akan diadakan perayaan sebagai bentuk rasa syukur atas panen yang sukses.

Ruang Lingkup Kearifan Lokal

Kearifan lokal merupakan salah satu fenomena yang luas dan komprehensif ruang lingkup kearifan lokal sangat banyak dan beragam sehingga tidak dibatasi oleh ruang.

Kearifan lokal ini lebih menekankan pada tempat dan lokalitas dari kearifan tersebut sehingga tidak harus suatu kearifan yang belum muncul dalam suatu komunitas sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungan, alam dan interaksinya dengan masyarakat dan budaya lainnya.

Dimensi Kearifan Lokal

1. Dimensi Pengetahuan Lokal

Setiap masyarakat ini memiliki sebuah kemampuan untuk beradaptasi dengan lingkungan hidupnya karena masyarakat memiliki pengetahuan lokal dalam menguasai alam.

Seperti halnya pengetahuan masyarakat mengenai perubahan iklim dan sejumlah gejala-gejala alam lainnya.

2. Dimensi Nilai Lokal

Setiap masyarakat juga memiliki suatu aturan atau nilai-nilai lokal mengenai perbuatan atau tingkah laku yang ditaati dan disepakati bersama oleh seluruh anggotanya tetapi nilai-nilai tersebut akan mengalami perubahan sesuai dengan kemajuan masyarakatnya.

Nilai-nilai perbuatan atau tingkah laku yang ada di suatu kelompok belum tentu disepakati atau diterima dalam kelompok masyarakat yang lain, terdapat keunikan.

Seperti halnya suku Dayak dengan tradisi tato dan menindik di beberapa bagian tubuh.

3. Dimensi Keterampilan Lokal

Setiap masyarakat mempunyai salah satu kemampuan untuk bertahan hidup (survival) untuk memenuhi kebutuhan kekeluargaan masing-masing atau disebut dengan ekonomi substansi.

Hal ini merupakan cara mempertahankan kehidupan manusia yang bergantung dengan alam mulai dari cara berburu, meramu, bercocok tanam, hingga industri rumah tangga.

4. Dimensi Sumber daya Lokal

Setiap masyarakat akan menggunakan sumber daya lokal sesuai dengan kebutuhannya dan tidak akan mengeksploitasi secara besar-besar atau dikomersialkan.

Masyarakat dituntut untuk menyimbangkan keseimbangan alam agar tidak berdampak bahaya baginya.

5. Dimensi Mekanisme Pengambilan Keputusan Lokal

Setiap masyarakat pada dasarnya memiliki pemerintahan lokal sendiri atau disebut pemerintahan kesukuan.

Suku merupakan kesatuan hukum yang memerintah warganya untuk bertindak sesuai dengan aturan yang telah disepakati sejak lama.

Kemudian jika seseorang melanggar aturan tersebut, maka dia akan diberi sangsi tertentu dengan melalui kepala suku sebagai pengambil keputusan.

6. Dimensi Solidaritas Kelompok Lokal

Manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan bantuan orang lain dalam melakukan pekerjaannya, karena manusia tidak bisa hidup sendirian. Seperti halnya manusia bergotong-royong dalam menjaga lingkungan sekitarnya.

Bentuk Kearifan Lokal

1. Kearifan Lokal yang Berwujud Nyata (Tangible)

  • Tekstual ialah beberapa jenis kearifan lokal seperti sistem nilai, tata cara, ketentuan khusus yang dituangkan ke dalam bentuk catatan tertulis seperti yang ditemui dalam kitab tradisional primbon, kalender dan prasi atau budaya tulis di atas lembaran daun lontar.
  • Bangunan atau Arsitektural
  • Benda Cagar Budaya atau Tradisional (Karya Seni), misalnya keris, batik dan lain sebagainya.

2. Kearifan Lokal yang Tidak Berwujud (Intangible)

Kearifan lokal yang tidak berwujud seperti petuah yang disampaikan secara verbal dan turun temurun yang bisa berupa nyanyian dan kidung yang mengandung nilai ajaran tradisional.

Baca Juga :  Bentuk Partisipasi Dalam Bermasyarakat

Melalui petuah atau bentuk kearifan lokal yang tidak berwujud lainnya, nilai sosial disampaikan secara oral/verbal dari generasi ke generasi.

Contoh :

  • Hirup katungkul ku pati, paeh teu nyaho di mangsa (Segala sesuatu ada batasnya, termasuk sumberdaya alam dan lingkungan).
  • Kudu inget ka bali geusan ngajadi (Manusia bagian dari alam, harus mencintai alam, tidak tepisahkan dari alam).

Demikianlah penjelasan terlengkap mengenai Kearifan Lokal : Pengertian, Ciri, Fungsi, Ruang Lingkup, Bentuk dan Contoh Terlengkap. Semoga bermanfaat dan bisa menambah ilmu pengetahuan bagi para pencari ilmu. Terima Kasih.