Doa Mandi Idul Adha

Hari raya Idul Adha merupakan salah satu momen penting dan hari raya besar Islam. Setiap hari besar seperti Idul Fitri dan Idul Adha, seluruh umat muslim akan melaksanakan sholat Ied. Tentu sebelum berangkat sholat Ied ke masjid, tubuh kita harus dalam keadaan bersih. Tahukah kamu, hukum dan doa mandi Idul Adha?

Perayaan Idul Adha jatuh pada hari ke-10 pada bulan terakhir Kalender Hijriah, yakni bulan Dzulhijjah. Hari jatuhnya perayaan Idul Adha tergantung dari penampakan hilal atau bulan atau hilal.

Idul Adha ini merupakan perayaan untuk memperingati pengabdian besar Nabi Ibrahim a.s kepada Allah Subhanahu Wa ta’ala dan kesediaannya agar mengorbankan putranya, yaitu Nabi Ismail.

Tepat ketika akan dikurbankan, Allah Subhanahu Wa ta’ala menggantikan Nabi Ismail a.s dengan seekor domba jantan yang gemuk dan sehat, yang kemudian disembelih untuk menggantikan putranya.

Perintah Allah Subhanahu Wa ta’ala ini merupakan bentuk ujian kecintaan dan ketaqwaan Nabi Ibrahim untuk mematuhi perintah Allah Subhanahu Wa ta’ala. Oleh sebab itu, hingga sekarang Idul Adha dikenal juga dengan nama hari raya kurban.

Berkurban bisa dilakukan setelah melaksanakan shalat ied secara berjamaah di Masjid sekitar tempat tinggal pada pagi hari. Selain mengetahui tata cara shalat Idul Adha, umat muslim juga harus tau hal-hal atau Sunnah yang harus dilakukan sebelum pergi ke masjid untuk sholat Ied, salah satunya yaitu mandi Sunnah Idul Adha.

Hukum Mandi Idul Adha

Dalam pelaksanaan shalat Idul Adha, ada dua pendapat terkait waktunya, tetapi yang paling shahih adalah ketika dilakukan saat matahari terbit.

shalat ied dimulai dari terbitnya matahari, tetapi yang lebih utama adalah shalat ied ditangguhkan sampai matahari naik kira-kira seukuran satu tombak.

Pandangan ini disebutkan oleh Muhyiddin Syarf An-Nawawi yang paling sahih.

وَفِى اَوَّلِ وَقْتِهَا وَجْهَانِ (اَصَحُّهُمَا) وَبِهِ قَطَعَ الْمُصَنِّفُ وَصَاحِبُ الشَّامِلِ وَالرُّويَانِىُّ وَآخَرُونَ اَنَّهُ مِنْ اَوَّلِ طُلُوعِ الشَّمْسِ وَالْاَفْضَلُ تَأْخِيرُهَا حَتَّى تَرْتَفِعَ الشَّمْسُ قَدْرَ رَمْحٍ

Artinya : “Mengenai waktu awal pelaksanaan shalat ied terdapat dua pendapat;

Pendapat paling shahih, dan ditegaskan Abu Ishaq Asy-Syirazi pengarang kitab Al-Muhadzdzab, yang ditulis Ar-Ruyani, Asy-Syamil, dan ulama lain yaitu bahwa awal waktu pelaksanaan sholat Ied dimulai dari terbitnya matahari.

Dan yang paling utama yaitu menangguhkan shalat ied sampai matahari naik seukuran satu tombak.”

[Muhyiddin Syarf an-Nawawi, dalam Al-Majmu’ Syarhul Muhadzdzab, Hal. 7].

Oleh karena itu, untuk waktu mandi Idul Adha bisa dilakukan sebelum waktu shalat Ied dimulai, atau bisa dilakukan setelah shalat subuh.

Dari Nafi’, ia berkata : “Abdullah bin Umar biasa mandi pada hari idul Fitri sebelum pergi ke Masjid”.

Imam Sa’id Ibnul Musayyib mengatakan :

سُنَّةُ الْفِطْرِ ثَلاَثٌ : اَلْمَشْيُ اِلَى الْمُصَلَّى وَاْلاَكْلُ قَبْلَ الْخُرُوْجِ وَاْلاِغْتِسَالُ

Artinya : “Sunnah Idul Fitri itu ada tiga, yaitu : berjalan kaki menuju ke masjid, makan sebelum keluar ke masjid, dan mandi.”

Aku mengatakan : “Mungkin yang beliau maksud yaitu sunnahnya para sahabat, yaitu dengan jalan dan petunjuk mereka, bila tidak, maka tidak akan ada sunnah yang shahih dalam hal demikian dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam”.

Imam Ibnu Qudamah mengatakan :

“Disunnahkan untuk bersuci dahulu dengan mandi pada momen hari raya. Seperti Ibnu Umar yang biasa mandi pada hari raya Idul Fitri dan hal ini diriwayatkan dari Ali Radhiyallahu’anhu.

Dengan acuan inilah Alqamah berpendapat, dan juga ulama lain seperti Urwah, An-Nakha’i, Qatadah, ‘Atha’, Abuz Zinad, Asy-Sya’bi, Ibnul Mundzir, Malik,  Asy-Syafi’i [Al-Mughni 2/370].

Adapun hadits yang diriwayatkan dari Baginda Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam mengenai mandi ini, maka status haditsnya adalah dhaif (lemah).

Mandi juga dapat dilakukan pada waktu malam hari, sebagaimana yang dijelaskan oleh Syeikh al-Baijuri dalam bukunya yang berjudul Hasyiyatu Asy-Syaikh Ibrahim al- Baijuri ala Syarh al-Allamah Ibn al-Qasim al-Ghazi ‘ala Matn asy-Syaikh Abi Syuja’, Beliau mengatakan :

“Waktu masuknya mandi sunnah (baik Idul Fitri atau Idul Adha) adalah pada tengah malam”.

Namun, sebagaimana dijelaskan juga oleh Imam al-Ghazali dalam kitabnya berjudul al-Adab fid Din dalam bagian Majmu’ah Rasail al-Imam al-Ghazali [Al-Maktabah At-Taufiqiyyah, Kairo, Hal. 437]. yaitu :

والاغتسال في صبيحة يومه

Artinya : “Mandi pagi di hari itu (Hari Raya Ied).”

Tentu, yang dimaksud mandi disini adalah mandi hari raya Ied, bukan mandi biasa. Namun, mandi pada pagi hari, yaitu dengan mengguyur seluruh anggota tubuh seluruhnya, yakni mulai dari rambut hingga telapak kaki.

Mandi pada pagi hari juga dianggap lebih bersih ketika akan melakukan shalat Ied, dibandingkan seseorang yang mandi pada malam hari.

Alasannya, setelah mandi pada malam hari, kemungkinan tubuh akan kembali berkeringat dan mengeluarkan aroma yang tidak sedap.

Meski demikian, hukum mandi hari raya Idul Adha adalah Sunnah, yakni apabila dikerjakan akan mendapat pahala, dan jika tidak dikerjakan, maka tidak akan mendapat dosa.

Doa Mandi Idul Adha

Sebelum bagaimana tata cara mandi Idul Adha, ada baiknya kita harus mengetahui lebih dulu doa mandi Idul Adha. Adapun doa mandi Idul Adha, yaitu.

نَوَيْتُ الْغُسْلَ لِعِيْدِ اْلأَضْحَى سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَى

“Nawaitul-ghusla li ‘idil adha sunnatan lillahi ta’ala.”

Artinya : “Aku berniat mandi Idul Adha sebagai sunnah karena Allah ta’ala.”

Tata Cara Mandi Idul Adha

Pada dasarnya, mandi ketika akan melakukan shalat Ied, sama halnya seperti mandi wajib atau mandi junub.

Adapun tata cara mandi Idul Adha yang sesuai sunnah, yaitu :

1. Niat

Dalam madzhab Syafi’i, sebelum kita mandi Idul Adha, harus ada niat dalam hati dan membaca doa mandi Idul Adha tadi bersamaan dengan ketika air pertama kali diguyurkan ke seluruh tubuh.

2. Membasuh Tangan

Ketika masuk ke kamar mandi, ambillah air bersih lalu basuhlah tangan hingga 3 kali terlebih dahulu.

3. Membersihkan Najis

Membersihkan segala najis atau kotoran yang mungkin masih menempel di badan kita.

4. Berwudhu 

Selanjutnya, mulailah berwudhu seperti halnya berwudhu ketika hendak sholat, termasuk membaca niat wudhu, kemudian akhiri dengan menyiram kedua kaki.

5. Mandi Janabah

Lakukanlah mandi janabah dengan menyiram mulai dari kepala sampai 3 kali, dan berniatlah untuk menghilangkan hadas dari janabah.

6. Mengguyur Seluruh Tubuh

Mengguyur seluruh bagian tubuh, tak terkecuali bulu-bulu dan rambut. Mengguyur badan mulai dari sebelah kanan hingga 3 kali, lalu dilanjutkan badan sebelah kiri juga 3 kali.

Untuk bagian tubuh yang berbulu atau berambut, air harus mengalir hingga ke kulit dalam, atau sampai pangkal bulu atau rambut, hingga seluruh tubuh benar-benar sudah tidak ada najis.

Jadi, pada intinya, hal wajib yang harus ada dari tata cara mandi Idul Adha ini adalah niat, untuk membersihkan dari najis yang mungkin ada, dan menyiram seluruh tubuh dengan air. Dan sisanya mempunyai hukum sunnah muakkad yang artinya sangat dianjurkan.

Hukum Shalat Idul Adha

Hukum shalat Idul Adha yaitu Sunnah Muakkad, yang artinya sunnah yang sangat dianjurkan sekaligus mengikat. Sholat sunnah Muakkad yaitu sholat sunnah yang selalu dikerjakan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dan sangat jarang ditinggalkan.

Jadi, shalat sunnah muakkad ini merupakan ibadah yang sangat dianjurkan oleh Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam. Dalilnya terdapat dalam surah Al-Kautsar Ayat 2 yang artinya, “Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu dan berkurbanlah.”

Selain itu, shalat sunnah ied ini juga didukung adanya jawaban Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam saat ditanya oleh seseorang. Diriwayatkan dalam hadits, Rasulullah bersabda :

…”Sholat lima waktu sehari semalam.” Orang itu bertanya lagi, ‘Apakah ada kewajiban (shalat) lain?’ Beliau pun menjawab, ‘Tidak, kecuali engkau mengerjakan sholat sunnah’.”

[HR. Bukhari dan Muslim].

Waktu Dilaksanakannya Shalat Idul Adha

Pada dasarnya, untuk waktu pelaksanaan shalat Ied, baik Idul Fitri maupun Idul Adha ini bisa dilaksanakan setelah matahari terbit sampai akan masuk waktu shalat Zuhur.

Namun, shalat Idul Adha lebih dianjurkan agar mengawalkan waktu, hal ini memberi kesempatan luas kepada seluruh masyarakat yang nantinya akan berkurban setelah rangkaian shalat Ied selesai.

Syarat Wajib Shalat Idul Adha

Shalat Idul Adha terdiri dari 2 raka’at. Adapun syarat shalat Idul Adha ini juga tidak jauh berbeda seperti shalat pada umumnya.

Berikut adalah syarat wajib shalat, termasuk juga shalat Idul Adha :

  • Beragama Islam. yaitu shalat tidaklah wajib bagi orang-orang kafir
  • Berakal Sehat. yaitu shalat tidaklah wajib untuk orang gila
  • Sudah Baligh. yaitu shalat tidak wajib untuk anak kecil sampai ia mengalami mimpi basah
  • Sudah Masuk Waktu Shalat. yaitu shalat dikerjakan setelah tiba waktu pelaksanaannya
  • Bersih dari Najis, termasuk darah haid dan nifas

Niat Shalat Idul Adha

Setelah mengetahui kamu mengetahui berbagai hukum mandi, dan syarat wajib shalat Idul Adha, kini kamu perlu tahu bacaan doa atau niat shalat Idul Adha.

Hampir seperti shalat pada umumnya, doa atau niat shalat Idul Adha juga dibaca saat sebelum melaksanakan shalat.

Adapun niat shalat  Idul Adha, yaitu :

  • Niat Menjadi Imam

“Usholli sunnatan ‘iidil adhaa rok’ataini mustaqbilal qiblati imaman lillaahi ta’aalaa”

Artinya : “Aku niat shalat sunnah Idul Adha dua raka’at menghadap kiblat sebagai imam karena Allah ta’ala.”

  • Niat Menjadi Makmum

“Usholli sunnatan ‘iidil adhaa rok’ataini mustaqbilal qiblati ma’muuman lillaahi ta’aalaa”

Artinya : “Aku niat shalat sunnah Idul Adha dua raka’at menghadap kiblat sebagai makmum karena Allah ta’ala.”

Tata Cara Shalat Idul Adha

Ketika shalat akan dimulai, imam menyeru “Ash-sholaatu jaami’ah”, dan tanpa ada adzan dan iqomah. Kemudian, kamu bisa memulai dengan membaca niat shalat Idul Adha. Berikut merupakan tata cara shalat Idul Adha:

Baca Juga :  Persiapan Dan Tatacara Ceramah Dalam Tablig Dan Dakwah

1. Tidak Ada Shalat Qobliyah maupun Ba’diyah

Shalat Idul Adha ini tidak didahului shalat sunnah Qobliyah, dan tidak juga diakhiri dengan shalat sunnah Ba’diyah.

Hal ini sebagaimana riwayat hadits dari Ibnu Abbas RA, yaitu :

Artinya : “Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam keluar pada hari Idul Fitri atau Idul Adha, lalu Beliau mengerjakan shalat Ied dua raka’at, tetapi Beliau tidak mengerjakan shalat qobliyah maupun ba’diyah.” [HR. Bukhari dan Muslim].

2. Tidak Ada Adzan dan Iqomat

Lalu, shalat Idul Adha juga tidak didahului adanya adzan dan iqomat seperti yang dilakukan pada shalat wajib. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam hadits dari Jabir bin Samurah RA :

Artinya : “Aku beberapa kali melaksanakan shalat Ied bersama Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, bukan hanya sekali atau dua kali saja, ketika itu tidak ada adzan maupun iqomah.” [HR Bukhari dan Muslim].

3. Rukun Shalat Idul Adha

Setelah kamu memahami 2 tata cara shalat Idul Adha diatas, sekarang saatnya kamu mengetahui rukun shalat Idul Adha.

Shalat Idul Adha terdiri dari 2 raka’at, adapun rukun shalat Idul Adha, yaitu :

  • Adanya Niat Shalat (baik imam maupun makmum).
  • Lalu, takbiratul ihram.
  • Kemudian takbir lagi sebanyak 7 kali (takbir zawa-id).
  • Disunnahkan membaca zikir memuji Allah (di antara takbir)
  • Membaca surah Al-Fatihah, dan bacaan surah lainnya.
  • Ruku’ dengan tuma’ninah.
  • Iktidal dengan tuma’ninah.
  • Sujud dengan tuma’ninah.
  • Duduk antara dua sujud.
  • Sujud yang kedua dengan tuma’ninah.
  • Bangkit dari sujud lalu bertakbir.
  • Takbir zawa-id lagi sebanyak 5 kali. Disunnahkan membaca zikir memuji Allah (di antara takbir)
  • Ruku’ dengan tuma’ninah.
  • Iktidal dengan tuma’ninah.
  • Sujud dengan tuma’ninah.
  • Duduk antara dua sujud.
  • Sujud yang kedua dengan tuma’ninah.
  • Duduk tasyahud dengan tuma’ninah.
  • Salam.
  • Dan tertib dalam melakukan rukun shalat Ied secara berurutan.

4. Membaca Zikir

Adanya takbir zawa-id tersebut menjadi pembeda antara shalat Ied dengan shalat lainnya. Nah, disaat-saat ini lah sangat dianjurkan untuk membaca dzikir memuji Allah Subhanahuwa ta’ala pada setiap takbir zawa-id.

Inilah bacaan dzikirnya :

“Subhanallah walhamdulillah wala ilaha illallah wallahu akbar.”

Artinya : “Maha suci Allah, segala pujian bagi-Nya, tidak ada ilah kecuali Allah, Allah Maha Besar.”

Amalan-Amalan Sunnah Shalat Idul Adha

Selain melaksanakan shalat Idul Adha dengan tata cara yang telah dijelaskan diatas, dianjurkan juga untuk melakukan amalan-amalan sunnah yang lainnya.

Inilah amalan-amalan sunnah shalat Idul Adha yang bisa kamu lakukan :

1. Mandi Sebelum Shalat Idul Adha

Jangan lupa untuk mandi dulu sebelum berangkat ke masjid dan melaksanakan shalat Idul Adha. Selain tubuh menjadi wangi dan bersih, mandi sebelum shalat Idul Adha merupakan salah satu Sunnah.

Rasulullah shallallaahu’alaihi wa sallam juga biasa mandi dahulu sebelum berangkat ke masjid untuk shalat Idul Adha. Diriwayatkan dalam sebuah hadits;

Artinya : “Rasulullah shallallaahu’alaihi wa sallam biasa mandi pada hari raya Idul Fitri dan Idul Adha.” [HR. Ibnu Majah].

2. Memakai Pakaian Terbaik

Setelah selesai mandi, Rasulullah shallallaahu’alaihi wa sallam menggunakan pakaian terbaiknya untuk pergi shalat Idul Adha. Hal ini juga diperintahkan kepada para sahabat, sebagai bentuk mengikuti Sunnah Rasulullah shallallaahu’alaihi wa sallam.

Seperti dalam hadist berikut :

Artinya : “Pada dua hari raya, Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam memerintahkan kita untuk memakai pakaian yang terbaik dari apa yang kita miliki.” [HR. Hakim].

3. Memakai Wangi-wangian

Sebenarnya memakai wangi-wangian merupakan hal yang biasa kamu lakukan sehari-hari, atau saat hendak melaksanakan shalat Jumat. Kebiasaan memakai wangi-wangian ini juga dilakukan oleh Rasulullah shallallaahu’alaihi wa sallam ketika akan berangkat shalat Idul Adha.

Disamping itu, di Sunnahkan juga agar memotong kuku dan rambut, serta menghilangkan bau yang tidak sedap agar memperoleh keutamaan hari raya Idul Adha.

4. Mengumandangkan Takbir

Mengumandangkan takbir di rumah, mushola, dan masjid-masjid pada malam hari raya Idul Adha, mulai dari terbenamnya sinar matahari hingga imam naik ke mimbar untuk memberikan khotbah ketika shalat Idul Adha. Adapun lafadz takbirnya sama seperti takbir ketika hari raya Idul Fitri.

5. Berjalan Kaki Menuju Tempat Shalat

Terakhir, hal yang disunahkan pada hari raya Ied yaitu berjalan kaki menuju tempat sholat. Hal ini berlaku saat pergi ataupun pulang dari shalat Idul Adha.

Diutamakan kamu tidak naik kendaraan saat menuju tempat shalat Idul Adha, kecuali ada kendala, misalnya rumah yang sangat jauh dari masjid. Diriwayatkan dari Ibnu Umar RA :

Artinya : “Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam biasa berangkat shalat Ied dengan belrjalan kaki, begitu juga ketika pulang.” [HR. Ibnu Majah].

Demikianlah ulasan singkat mengenai doa mandi idul adha dan tata caranya, serta amalan-amalan sunnah shalat Idul Adha yang sangat dianjurkan.