Proto Melayu dan Deutro Melayu merupakan leluhur dari hampir semua masyarakat yang hidup di Indonesia sekarang ini. Pendapat ini dilandasi oleh teori bernama Dua Gelombang yang mengklasifikan kedatangan penduduk asli Nusantara kedalam dua tahapan.
Gelombang pertama adalah masyarakat proto melayu dengan akar kesukuan dari Yunan sedangkan gelombang kedua adalah deutro melayu dengan leluhur dari bangsa Melanesoid.
Baik bangsa proto maupun deutro sama-sama meninggalkan kebudayaan yang masih diwariskan hingga puluhan generasi selanjutnya. Proto dan Deutro melayu ini juga yang menjadi cikal bakal leluhur suku bangsa di Indonesia yang sangat beragam.
Pengertian Proto dan Deutro Melayu
Sebelum beranjak lebih jauh, ada baiknya kita memahami terlebih dahulu apa yang sebenarnya disebut sebagai proto melayu dan juga deutro melayu.
Jangan sampai kita salah menggunakan kedua istilah ini dalam mempelajari sejarah bangsa Indonesia.
Pengertian Ras Proto Melayu
Proto Melayu atau ada pula yang menyebutnya Melayu Tua, yaitu suku bangsa yang menjadi proto keturunan (leluhur inti) suku Dayak, Toraja, Batak, serta Mentawai.
Sebagian kalangan menamai bangsa proto dengan sebutan Melayu Tua karena memang datang lebih dulu dibandingkan dengan deutro melayu. Diperkirakan, ras melayu ini dulu datang pertama kali ke Indonesia sekitar 1500 tahun sebelum masehi.
Apabila ditelusuri lebih jauh, maka akan tampak bahwa ras proto sejatinya adalah orang-orang Austronesia yang masuk ke Nusantara melalui jalur Sumatera (jalur barat).
Hasil penemuan fosil dan artefak menunjukan ras proto ini relatif lebih maju perkembangan kebudayaannya jika dibandingkan dengan manusia primitif lain yang hidup pada masa tersebut.
Pengertian Ras Deutro Melayu
Deutro Melayu ialah salah satu ras yang asalnya dari semenanjung Indocina dan datang ke Nusantara dengan membawa kebudayaan besi (disebut juga kebudayaan Dongson).
Kehidupan ras ini di Nusantara diperkirakan sejak 500 tahun SM jika dilihat dari fosil yang ditemukan. Sebagian besar peninggalannya bisa dijumpai di Sumatera, Kalimantan, Jawa, dan Nusa Tenggara.
Ras deutro melayu inilah yang menjadi pemantik masa perundagian di kepulauan Nusantara pada masa itu. Hal ini terjadi karena mereka sudah membawa kebudayaan dongson yaitu pengolahan logam.
Ciri-Ciri Proto dan Deutro Melayu
Setelah memahami apa itu proto melayu dan deutro melayu, kita juga harus mengetahui ciri-ciri dari kedua kelompok ras ini. Secara umum, terdapat perbedaan-perbedaan yang cukup mencolok dari kedua ras ini.
Dibawah ini, kita akan membahas ciri-ciri dari kedua ras leluhur bangsa Indonesia ini.
Ciri-Ciri Ras Proto Melayu
Secara umum, ras proto melayu yang lebih tua memiliki ciri-ciri tertentu yang membedakannya dengan ras deutro melayu. Ciri-ciri tersebut antara lain adalah
- Berasal dari Yunnan
- Menyerupai ras mongoloid
- Datang sebagai imigran
- Jalur kedatangan timur
- Banyak menetap di hutan
- Banyak menyebar di nusantara
- Meninggalkan banyak artefak
Agar kalian lebih paham mengenai ciri-ciri diatas, kita akan membahas secara lebih dalam setiap ciri tersebut dibawah ini.
Berasal dari daerah Yunan
Ada pendapat ahli yang menyatakan bahwa ras proto ini sejatinya berasal dari wilayah Yunan. Secara geografis, Yunan merupakan kawasan Cina Selatan yang berbatasan dengan wilayah Indo-China.
Ras proto melayu sudah berkembang sejak 1500-500 tahun SM dan melakukan perjalanan dari Yunan ke Nusantara untuk mencari lokasi bermukim yang baru.
Sifat Fisik Menyerupai Ras Mongoloid
Karena Proto Melayu adalah bangsa yang berasal dari wilayah Yunan, maka tidak mengherankan apabila terdapat kesamaan fisik dengan suku Mongoloid yang sekarang menjadi bangsa Melayu asli.
Ciri-ciri dari rasa mongoloid ini adalah warna kulitnya yang coklat agak kekuningan dengan mata sipit, serta rambut hitam yang lurus.
Datang ke Nusantara sebagai Imigran
Sudah menjadi karakteristik masyarakat primitif bahwa kehidupan mereka berjalan secara nomaden. Manusia purba hidup dari satu wilayah ke wilayah lain untuk menemukan area yang dirasa ideal sebagai tempat tinggal.
Bangsa proto pun sampai ke Nusantara karena mereka sedang bermigrasi dan menjalankan kehidupan nomadennya. Pada awalnya, mereka menjadi imigran, sebelum kemudian bermukim lantas menjadi penduduk asli.
Jalur Kedatangan Timur
Konon ras Proto Melayu dianggap memiliki 2 jalur masuk ke kepulauan Indonesia, yaitu melewati jalur timur dan juga jalur barat.
Mereka dianggap menggunakan jalur barat karena melakukan pergerakan melalui Semenanjung Melayu yang terletak di bagian barat Indonesia. Selain itu, mereka juga banyak bergerak dari Filipina yang berada di bagian Utara-Timur Indonesia.
Dari barat, ras ini datang menuju daratan Sumatra, sedangkan dari utara-timur ras ini bergerak masuk melalui Sulawesi.
Namun, banyak yang menganggap bahwa proto melayu lebih dominan di daerah Timur Indonesia sehingga mereka seharusnya juga lebih banyak menggunakan jalur timur.
Tempat Tinggal Menetap di Hutan
Ras proto masih sangata bergantung pada alam dalam rangka bertahan hidup. Oleh karena itu, ras ini lebih sering hidup dan bermukim pada kawasan di sekitar hutan hujan tropis yang notabene banyak terdapat flora dan fauna beragam spesies.
Maka tak heran jika fosil manusia dari ras proto banyak ditemukan di dekat area hutan atau sungai di daratan Melayu.
Banyak Tersebar di Nusantara
Proto Melayu yang mendiami Nusantara terus bergerak secara nomaden membentuk suku kecil-kecil di wilayah berbeda.
Beranjak dari Sumatera, ras ini ada yang tiba ke Sulawesi bagian Utara atau Kalimantan. Dalam perkembangannya, ras ini menjadi nenek moyang suku Dayak, Toraja, Batak, serta beberapa suku lain di Papua.
Meninggalkan Banyak Hasil Kebudayaan
Hasil kebudayaan ras proto yang paling mencolok masih bercirikan budaya neolitik.
Hal ini dikarenakan ras proto melayu ini hidup ketika kebudayaan manusia masih berada pada zaman batu. Fosil dan aretfak yang ditemukan banyak berupa alat-alat dari batu untuk berburu dan mengolah makanan.
Ciri-Ciri Ras Deutro Melayu
Ras deutro melayu memiliki kebudayaan yang lebih maju dibandingkan dengan ras proto melayu.
Ras ini hidup pada tahun 500 sebelum masehi, jauh lebih muda dibandingakn dengan deutro melayu yang hidup pada tahun 1500 hingga 1000 sebelum masehi.
Oleh karena itu, ras ini memiliki beberapa ciri-ciri tertentu yang dapat kalian gunakan
- Berasal dari wilayah Dongson
- Mahir dalam mengolah logam
- Berevolusi menjadi beberapa suku
- Jalur kedatangan barat
- Identik dengan budaya besi
Agar kalian memahami ciri-ciri yang sudah disebutkan diatas, kita akan membahas secara lebih dalam setiap ciri-ciri tersebut dibawah ini
Berasal dari Wilayah Dongson
Deutro Melayu merupakan ras yang asalnya dari wilayah Dongson, yakni suatu daerah di Vietnam yang pada masa itu telah maju dalam hal peradaban perunggu kuno.
Banyak peralatan sehari-hari dan juga senjata berburu yang diciptakan oleh suku tersebut. Setelah melakukan perjalanan, tibalah mereka di Nusantara yang kemudian menyebar ke berbagai penjuru wilayah.
Mahir dalam Menciptakan Peralatan Logam
Ras deutro sudah memiliki kemahiran dalam hal pembuatan peralatan logam sejak mereka tinggal di daerha Dongson. Oleh karena itu, ketika sudah tiba di Nusantara, ras ini mampu menciptakan beragam perkakas untuk kegiatan berburu atau sekadar hiasan.
Ras deutro melayu inilah yang menjadi pemrakarsa masa perundagian di Indonesia. Merekalah yang membawa kebudayaan pengolahan logam dan zaman logam ke Indonesia yang masih berada di zaman batu.
Berevolusi Menjadi Beberapa Suku di Nusantara
Seiring berkembangnya kehidupan ras Deutro Melayu di Nusantara, mereka tidak hanya menetap di satu tempat saja melainkan hidup tersebar.
Hasilnya, saat ini keturunan dari ras deutro asli menjadi suku Jawa, Bugis, Sunda, Minang, serta Makassar.
Jalur Kedatangan Barat
Dalam teori Dua Gelombang, ras deutro datang ke tanah air melalui jalur barat karena mereka berasal dari daerah barat yaitu semenanjung Indochina.
Oleh karena itu, mereka menyebar pertama kali ke pulau Sumatera lalu bergerak ke Kalimantan dan juga pulau Jawa melewati dangkalan Sunda yang menghubungkan kepulauan Indonesia di bagian barat dengan semenanjung Indo-China.
Hasil Kebudayaan Berupa Besi
Ras deutro berasal dari wilayah yang menjadi pusat kebudayaan logam di Indocina, yaitu daerah Dongson di Vietnam.
Oleh karena itu, ras ini membawa budaya pengolahan logam tersebut ke Indonesia. Sehingga, mereka banyak menciptakan perkakas dari bahan besi dan perunggu seperti kapak, nekara, bejana, dan moko.
Peninggalan Kebudayaan Proto dan Deutro Melayu
Setelah memahami ciri-ciri dari kedua jenis ras ini, maka kita juga harus memahami apa yang menjadi peninggalan-peninggalan dari kedua jenis ras ini.
Secara umum, peninggalan mereka berbeda karena mereka juga hidup di masa yang berbeda pula.
Peninggalan Kebudayaan Proto Melayu
Seperti yang sudah dijelaskan, kebudayaan proto melayu hidup di zaman batu, lebih tepatnya zaman batu muda atau neolitikum. Oleh karena itu, peninggalan-peninggalan kebudayaan proto melayu ini didominasi oleh perkakas yang terdiri dari batu.
Berikut ini adalah beberapa peninggalan proto melayu yang dapat kita temukan saat ini
- Kapak persegi
- Kapak lonjong
- Gerabah
- Alat pemukul dari kayu
- Perhiasan
- Manik-manik
Salah satu yang paling kita kenal pada zaman batu mungkin adalah kapak perimbas dan juga kapak genggam. Namun, ini tidak banyak digunakan karena sudah ketinggalan zaman dibandingkan kapak baru yang sudah dibuat oleh kebudayaan ini.
Kapak yang lebih canggih ini adalah kapak lonjong dan kapak persegi yang mereka bawa ke Indonesia. Kapak lonjong mereka bawa lewat jalur barat sedangkan kapak persegi mereka bawa lewat jalur timur masuk ke wilayah Indonesia.
Peninggalan Kebudayaan Deutro Melayu
Seperti yang sudah kita jelaskan diatas, kebudayaan deutro melayu ini lebih mudah jika dibandingkan dengan proto melayu. Ras ini hidup pada masa dimana pengolahan logam sudah ditemukan.
Oleh karena itu, kebanyakan artefak dan peninggalan dari deutro melayu adalah peninggalan-peninggalan logam baik itu perunggu maupun besi. Berikut ini adalah beberapa artefak peninggalan ras deutro melayu
- Bejana logam
- Moko
- Nekara
- Kapak corong
Artefak-artefak diatas dibuat dari perunggu maupun dari logam besi, tergantung zamannya.
Pada awalnya, mereka dibuat dari perunggu terlebih dahulu, seiring dengan berkembangnya teknologi, mereka membentuk metode-metode khusus untuk mengolah besi.
Salah satu teknik pengolahan logam yang cukup terkenal adalah a cire perdue dan juga bivalve.
Perbedaan Proto Melayu dan Deutro Melayu
Secara umum, terdapat perbedaan-perbedaan mencolok antara ras deutro melayu dan juga ras proto melayu.
Ditinjau dari Jalur Masuknya ke Nusantara
Perbedaan utama antara kedua ras ini adalah jalur masuknya. Ras proto melayu masuk ke Nusantara melalui jalur timur, sedangkan Deutro Melayu masuk dari jalur barat.
Ras proto melayu yang berasal dari daerah Yunnan ini diduga masuk melalui jalur timur maupun barat. Oleh karena itu, mereka dapat ditemukan di seantero wilayah Indonesia.
Ras deutro melayu yang berasal dari daerah Dong Son di Vietnam ini diduga masuk melewati jalur barat, lewat semenanjung Indo China dan melewati dangkalan Sunda. Oleh karena itu, ras ini banyak ditemukan di Indonesia bagian barat.
Ditinjau dari Kecerdasan
Proto Melayu dikenal sebagai salah satu ras yang memiliki tingkat kecerdasan lebih tinggi dari ras lain pada masa itu.
Bahkan hasil kebudayaan yang diciptakan pun lebih bervariasi daripada homo sapiens lain. Adapun ras deutro dianggap mempunyai tingkat kecerdasan sama halnya dengan homo sapiens lain.
Meksipun begitu, ras deutro melayu ini cukup revolusioner pada zamannya karena sudah memiliki salah satu kebudayaan pengolahan logam yang paling canggih di semenanjung Indo-China.
Ditinjau dari Evolusi Suku Bangsa
Baik ras proto maupun Deutro Melayu sama-sama menjadi leluhur bagi suku bangsa yang saat ini ada di Nusantara.
Ras proto berkembang dan berevolusi menjadi suku Batak yang tinggal di Sumatera, suku Dayak bermukim di Kalimantan, Toraja yang hidup di Sulawesi, serta suku-suku minor yang menyebar di daratan Papua.
Sedangkan, ras deutro melayu berkembang menjadi masyarakat-masyarakat Jawa, Sumatera, Madura, dan Melayu.
Ditinjau dari Hasil Kebudayaan
Pada dasarnya Proto Melayu dan ras deutro hidup di masa yang berbeda, sehingga hasil kebudayaannya pun berbeda.
Jika ras proto menghasilkan perkakas dari bahan batu, maka lain halnya dengan ras deutro yang menciptakan peninggalan dari bahan besi seperti nekara, perunggu, serta bejana.
Apakah Proto Melayu dan Deutro Melayu Masih Relevan?
Secara umum, kita diajarkan bahwa ras nenek moyang Indonesia masuk ke kepulauan Nusantara dalam 2 gelombang, yaitu deutro melayu dan juga proto melayu.
Mereka masuk ke Indonesia saat kebudayaan pada masa tersebut masih dalam masa pra aksara, sehingga tidak ada sumber sejarah tertulis yang dapat digunakan.
Banyak peneliti sejarah modern yang mulai meragukan teori dua gelombang ini. Mereka menganggap bahwa sebenarnya, proto melayu dan deutro melayu pada dasarnya sama saja, tidak ada perbedaan mendasarnya.
Yang membedakan hanya masa dimana mereka bermigrasi ke Indonesia saja, selain itu mereka sama. Hal ini terjadi karena tidak cukup bukti sejarah untuk menjelaskan perbedaan fisiologis dari kedua jenis ras ini.
Meskipun begitu, di Indonesia, masih cukup banyak yang mengaminkan bahwa mereka berbeda dan suku-suku bangsa di Indonesia beraneka ragam karena berasal dari 2 suku bangsa ini,
Itulah informasi seputar ras Proto Melayu serta Deutro Melayu yang dijuluki sebagai leluhur Nusantara.
Sebagai ras yang hidup semasa peradaban purba masih berlangsung, proto dan deutro telah menciptakan banyak penemuan yang berperan penting bagi kehidupan generasi setelahnya.