Penjelasan Ekosistem Terestrial (Daratan) Terlengkap

Disebutkan pada postingan sebelumnya bahwa, hubungan antara faktor biotik dan faktor abiotik akan membentuk suatu ekosistem. Hubungan antara komunitas dan lingkungannya akan membentuk berbagai macam ekosistem di dunia. Ekosistem di dunia dibagi menjadi ekosistem bahari, ekosistem darat, ekosistem suksesi, dan ekosistem buatan.

Macam-macam ekosistem berdasarkan media tumbuh, secara garis besar dibagi menjadi dua, yaitu ekosistem akuatik (perairan) dan ekosistem terestrial (darat). Setelah kita bahas tentang ekosistem akuatik (perairan) pada postingan sebelumnya, kali ini kita akan bahas mengenai Ekosistem Terestrial (Daratan).

ekosistem-darat

Berdasarkan ketinggian tempatnya, ekosistem terestrial dibedakan menjadi tiga.

Ekosistem Dataran Rendah

Elevasi 0-1.000 m dpi, vegetasi bergantung pada kedalaman, salinitas. kualitas air, dan kondisi drainase serta banjir

Ekosistem Hutan Bakau

Hutan bakau terdapat di daerah pasang-surut \ang berlumpur, vegetasi berupa Rhizophora (pohon bakau). Avicennia (pohon api-api), Sonneratia (perepat). dengan akar napas dan akar tunjang.

Vegetasi berupa tumbuhan bakau, kira-kira ada 95 jenis dan umumnya terdapat di daerah payau. Hewan yang ada berupa Mollusca, kepiting, dan ular air. Contohnya. ekosistem di Segara Anakan (dekat Nusa Kambangan) dan di Kalimantan.

Ekosistem Rawa Air Tawar

Vegetasinya berupa Langerstroemia formed (bungur), Erythrina (dadap), Eicchornia crasipes (eceng gondok). Hewan yang hidup misalnya ular dan ikan.

Vegetasi hutan rawa yang terdapat di delta merupakan tipe khusus yang secara teratur dibanjiri oleh air tawar sebagai akibat dari pasang-surut. Contoh ekosistem ini adalah Rawa Pening (Jawa Tengah), Rawa Laleboh, di delta Sungai Citanduy (Jawa Barat).

Ekosistem Hutan Tepi Sungai

Vegetasi Rheophytci berupa Homoncia riparia (pohon sabah). Vegetasi rawa musiman berupa tumbuhan berkayu, hidup di celah-celah batu dengan perakaran yang kuat (disebut tumbuhan reofit), tanah subur, dalam, dan gembur. Misalnya, ekosistem di Kalimantan yang merupakan habitat pohon tengkawang (,Shorea sp.) dan kayu ulin atau kayu besi (Eusideroxylon zwageri).

Ekosistem Sagu

Ekosistem sagu banyak terdapat di Papua dan Maluku. Lantai hutan berupa serasah daun dan bergambut, air tawar teratur. Air yang berupa air payau dapat menyebabkan tumbuhan kerdil.

Ekosistem Rawa Gambut

Ekosistem rawa gambut mempunyai ciri-ciri pohon tinggi, kurus, tidak lebat, dan tanah bergambut dengan kadar asam tinggi (pH < 4). Kondisi tanah yang asam menyebabkan kandungan zat hara rendah. Ekosistem ini terdapat di Kalimantan Barat dan Kalimantan Timur dan sebagian di Kalimantan Selatan.

Ekosistem Danau

Ada dua macam ekosistem danau. yaitu danau oligotrof dan danau autotrof. Danau oligotrof merupakan danau yang miskin zat hara. Adapun danau autotrof merupakan danau yang kaya akan zat hara, disebut juga danau eutrofik.

Ekosistem Pantai

Memiliki formasi Pes-caprae dan formasi Barring- tonia.

Ekosistem Dataran Tinggi

Ekosistem Hutan Pegunungan

  1. Hutan pegunungan bawah Elevasi 1.000-2.500 m dpi.
    Di atas 1.500 m berupa hutan lumut, anggrek, dan epifit.
  1. Hutan pegunungan atas Elevasi 2.500-3.300 m dpi.Tinggi pohon mencapai 25 m.

Ekosistem Padang Rumput Pegunungan

  1. Padang rumput semak tepi hutan Terdapat di Papua,kedalaman tanah dangkal.
    Elevasi 3.300-3.800 m dpi. Komunitas berupa rumput dan semak.
  2. Padang rumput dengan paku pohon
    Elevasi 3.200-3.700 m dpi. Di dataran tinggi Kemabu dan sekitar Rawa Cartenz.
    Tumbuhan paku pohon membentuk rumpun.
  3. Padang rumput merumpun Elevasi 3.300-4.100 m dpi.
    Di Papua dan Papua Nugini.
    Hampir tidak berperdu.

Ekosistem Vegetasi pada Tebing Batu

Vegetasi berupa rumput dan tumbuhan paku, terdapat di sekitar Cartenz.

Ekosistem Padang Rumput Rawa

Elevasi 3.600-4.100 m dpi, tanah bergambut yang masam, kandungan mineral rendah.

Ekosistem Danau Pegunungan

Umumnya berupa danau eutrofik, misalnya Danau Singkarak, Danau Maninjau, Situ Bagendit, dan Situ Pangalengan.

Ekosistem Padang Rumput Alpin

  1. Padang rumput alpin pendek
    Terdapat di puncak terbuka di bukit-bukit Granit dengan elevasi 4.100 – 4.200 m dpi. Permukaan tanah berupa lumut dan liken.
  2. Padang rumput alpin merumpun.
    Lebat dan padat. tanah dalam dan drainase baik. Elevasi 4.000 – 4.500 m dpi. Tidak terdapat perdu.

Ekosistem Monsun

Evaporasi melebihi curah hujan (iklim kering musiman).

  1. Hutan Monsun
    Hutan monsun terdapat di Jawa, NTT, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Papua dengan elevasi 0 – 800 m dpi. Tumbuhan kebanyakan bercabang rendah dan jarang lurus.
  2. Savana (sabana)
    Savana (sabana) terdapat di NTT, Jawa Timur dan Papua bagian selatan. Vegetasi berkisar dari padang rumput sampai pohon terpencar dan pohon lebat.

Berdasarkan pertumbuhan komunitasnya, ekosistem terestrial dipisahkan menjadi dua.

Ekosistem Suksesi Primer

Ekosistem suksesi primer merupakan ekosistem yang terbentuk setelah ekosistem alami mengalami kerusakan, misal-nya, terjadi pada tanah terbuka karena pertambangan, pembuatan jalan, penimbunan lahar, dan endapan pasir pantai (lumpur).

Ekosistem Suksesi Sekunder

Ekosistem ini berkembang setelah ekosistem alami rusak, sebagian terjadi karena penebangan hutan, kebakaran, dan perladangan berpindah. Pada suksesi ini tidak terbentuk substrat baru. Ekosistem suksesi sekunder didominansi oleh tumbuhan meniran (Callicarpa), mangkumbang (Macaranga), buyung- buyung (Veronica), dan geronggang (Cratoxylum).

Berdasarkan keterlibatan manusianya, ekosistem terestrial dibedakan menjadi tiga.

Hutan Tanaman

Hutan tanaman merupakan area pohon budi daya. Hutan tanaman yang hanya ditanami satu jenis tanaman disebut hutan homogen, misalnya hutan karet yang khusus membudidayakan tanaman karet.

Apabila dalam areal hutan tersebut dibudidayakan banyak jenis tanaman, disebut hutan heterogen. Tanaman yang ditanam

berapajati, pinus, mahoni, aneka puspa. manglit, ampupu, damar, dan akasia. Hutan tanaman banyak terdapat di Pulau Jawa. Adapun di luar Pulau Jawa dalam taraf pemuliaan.

Agroekosistem

Agroekosistem dibuat untuk keperluan pertanian dan tanaman budi daya. Pembuatannya berkaitan erat dengan iklim, tanah, topografi, dan budaya manusia. Agroekosistem meliputi

  1. sawah tadah hujan: mengubah lahan nonsawah menjadi sawah dengan irigasi dari air hujan;
  2. sawah irigasi; sawah dengan pengairan yang teratur. meskipun musim kemarau tetap ada air;
  3. sawah surjan: sawah yang terdapat di daerah yang sering banjir;
  4. sawah rawa: sawah di sekitar rawa atau rawa yang dike- ringkan menjadi sawah (karena pendangkalan rawa);
  5. sawah pasang-surut: sawah yang terdapat di tepi pantai (daerah pasang surut).
Baca Juga :  Rekayasa Genetika

Ekosistem Sawah

Ekosistem sawah merupakan salah satu dari bentuk kolam buatan yang memiliki kedalaman cukup dangkal, yaitu sekitar 10 cm. Air dari sungai/selokan dialirkan ke dalam petak-petak yang letaknya paling tinggi, kemudian melalui lubang-lubang kecil dialirkan ke dalam petak yang lebih rendah. Di ekosistem sawah biasanya terdapat Spirogyra, Anabaena, dan Nostoc. Adapun hewan yang terdapat dalam ekosistem sawah di antaranya, siput. ketam. serangga, kadang-kadang ikan. Ekosistem sawah ini meliputi

  1. kolam ikan atau sering disebut perikanan kering;
  2. tambak (udang) biasanya dibuat keramba atau jaring terapung baik di sungai maupun di laut, umumnya disebut perikanan basah;
  3. perkebunan; teh, kelapa, dan kelapa sawit;
  4. pekarangan; biasanya terdapat di sekitar rumah tempat tinggal;
  5. ladang; biasanya ditanami jagung, palawija.

Demikian penjelasan yang bisa kami sampaikan tentang Penjelasan Ekosistem Terestrial (Daratan) Terlengkap. Semoga postingan ini bermanfaat bagi pembaca dan bisa dijadikan sumber literatur untuk mengerjakan tugas. Sampai jumpa pada postingan selanjutnya.