Pengertian Bendungan, Fungsi, Manfaat, Jenis dan Contoh Bendungan di Indonesia Lengkap – Bendungan atau dam adalah konstruksi yang dibangun untuk menahan laju air menjadi waduk, danau atau tempat rekreasi. Selain itu, bendungan juga seringkali digunakan untuk mengalirkan air ke pembangkit listrik tenaga air (PLTA).
Bendungan (dam) dan bendung (weir) sebenarnya adalah struktur yang berbeda. Perbedaan bendung dan bendungan yaitu, bendung merupakan struktur bendungan berkepala rendah yang berfungsi untuk menaikkan muka air dan biasanya terdapat di sungai. Di negara-negara Eropa, bendung digunakan sebagai pengukur kecepatan aliran air di saluran atau sungai serta sebagai penggerak pengilingan tradisional. Di Indonesia, bendung digunakan untuk irigasi apabila air sungai lebih renah dari muka air sungai lebih rendah dari muka tanah yang akan diairi.
Pengertian Bendungan Menurut Para Ahli
Kementerian Pekerjaan Umum Indonesia
Menurut kementerian pekerjaan umum indonesia Bendunga adalah bangunan yang berupa tanah, batu, beton atau pasangan batu yang dibangun selain untuk menahan dan menampung air, dapat juga dibangun untuk menampung limbah tambang atau lumpur.
Kartasapoetra (1991)
Menurut Kartasapoetra, Bendungan adalah bangunan air yang dibangun secara melintang sungai, sedemikian rupa agar permukaan air sungai di sekitarnya naik sampai ketinggian tertentu, sehingga air sungai tadi dapat dialirkan melalui pintu sadap ke saluran-saluran pembagi kemudian hingga ke lahan-lahan pertanian.
Peraturan Menteri Nomor 72/PRT/1997
Menurut Peraturan Menteri Nomor 72/PRT/1997, Bendungan adalah setiap bangunan penahan air buatan, jenis urugan atau jenis lainnya yang menampung air atau dapat menampung air, termasuk pondasi, bukit/tebing tumpuan, serta bangunan pelengkap dan peralatannya, termasuk juga bendungan limbah galian, tetapi tidak termasuk bendung dan tanggul.
Peraturan Pemerintah No. 37 Tahun 2010 tentang Bendungan
Menurut Peraturan Pemerintah No. 37 Tahun 2010 tentang Bendungan, Bendungan adalah bangunan yang berupa urugan tanah, urugan batu, beton, dan atau pasangan batu yang dibangun selain untuk menahan dan menampung air, dapat pula dibangun untuk menahan dan menampung limbah tambang (tailing), atau menampung lumpur sehingga terbentuk waduk.
Sani (2008)
Menurut Sani, Bendungan adalah bangunan yang berfungsi sebagai peninggi muka air dan penyimpanan di musim hujan waktu air sungai mengalir dalam jumlah besar yang melebihi kebutuhan baik untuk keperluan irigasi, air minum industri atau yang lainnya.
Fungsi dan Manfaat Bendungan
Menurut Sarono dkk (2007), ada beberapa fungsi dan manfaat bendungan diantaranya yaitu:
Irigasi
Pada saat musim hujan, air hujan yang turun di daerah tangkapan air sebagian besar akan ditampung sehingga pada musim kemarau, air yang tertampung tersebut bisa dimanfaatkan untuk berbagai keperluan, seperti untk irigasi lahan pertanian.
Penyediaan Air Baku
Waduk juga dimanfaatkan sebagai bahan baku air minum dimana daerah perkotaan sangat langka dengan air bersih.
Sebagai PLTA
Sebagai PLTA, waduk dikelola untuk mendapatkan kapasitas listrik yang dibutuhkan. Pembangkit listrik tenaga air (PLTA) merupakan suatu sistem pembangkit listrik yang biasanya terintegrasi dalam bendungan dengan memanfaatkan energi mekanis aliran air untuk memutar turbin, diubah menjadi energi listrik melalui generator.
Pengendali Banjir
Dengan adanya bendungan-bendungan di hulu sungai, maka kemungkinan terjadinya banjir bisa dikurangi dan paa musim kemarau, air yang ditampung bendungan bisa digunakan untuk keperluan perairan lainnya.
Perikanan
Waduk juga dapat digunakan sebagai tempat budidaya ikan dengan menggunakan jaring apung atau keramba, dan itu bisa dijadikan sebagai mata pencaharian.
Pariwisata dan Olahraga Air
Waduk dengan pemandangan indah dapat dijadikan sebagai tempat rekreasi, selain itu juga bisa dijadikan sebagai tempat olahraga air.
Jenis-Jenis Bendungan
Menurut Sani (2008), bendungan dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis atau tipe diantaranya yaitu:
Jenis Bendungan Berdasarkan Ukuran
Berdasarkan ukurannya, ada 2 jenis bendungan diantaranya yaitu:
- Bendungan besar (Large Dams), yaitu bendungan yang tingginya lebih dari 10 m, diukur dari bagian bawah pondasi hingga puncak bendungan.
- Bendungan kecil (Small Dams), yaitu semua bendungan yang tidak bersyarat sebagai bendungan besar (Large Dams).
Jenis Bendungan Berdasarkan Tujuan Pembangunan
Berdasarkan tujuan penggunaannya, bendungan dibedakan menjadi 2 jenis yaitu:
- Bendungan dengan tujuan tunggal (Single Purpose Dams), yaitu bendungan yang tujuan pembangunannya untuk memenuhi satu tujuan saja misalnya PLTA.
- Bendungan serba guna (Multi Purpose Dams), yaitu bendungan yang dibangun untuk memenuhi beberapa tujuan, seperti untuk irigasi, PLTA, pariwisata dan perikanan.
Jenis Bendungan Berdasarkan Penggunaannya
Berdasarkan penggunaanya, bendungan dibagi menjadi 3 jenis yaitu:
- Bendungan membentuk waduk (Storage Dams), yaitu bangunan yang dibangun untuk membentuk waduk untuk menyimpan air pada waktu kelebihan agar bisa digunakan pada waktu dibutuhkan.
- Bendungan penangkap atau pembelok air (Diversion Dams), yaitu bendungan yang dibangun agar permukaan air lebih tinggi, sehingga bisa mengalir masuk kedalam saluran air atau terowongan air.
- Bendungan untuk memperlambat air (Distension Dams), yaitu bendungan yang dibangun untuk memperlambat air sehingga bisa mencegah terjadinya banjir.
Jenis Bendungan Berdasarkan Jalan Air
Berdasarkan jalan airnya, bendungan dibagi menjadi beberapa jenis diantaranya yaitu:
- Bendungan untuk dilewati air (Overflow Dams), yaitu bendungan yang dibangun untuk dilewati air misalnya, pada bangunan pelimpas (Spillway).
- Bendungan untuk menahan air (Non Overflow Dams), yaitu bendungan yang sama sekali tidak boleh dilewati air. Biasanya dibangun berbatasan dan terbuat dari beton, pasangan batu atau pasangan bata.
Jenis Bendungan Berdasarkan Konstruksinya
Berdasarkan konstruksinya, bendungan dibrdakan menjadi 4 jenis, diantaranya yaitu:
- Bendungan serbasama (Homogeneus Dams), yaitu bendungan yang lebih dari setengah volumenya terdiri dari bahan bangunan yang seragam.
- Bendungan urungan berlapis-lapis (Zoned Dams), yaitu bendungan yang terdiri dari beberapa lapisan yaitu lapisan kedapan air (WaterTight Layer), lapisan batu (Rock Zones), lapisan batu teratur (Rip-rap) dan lapisan pengering (Filter zones).
- Bendungan urugan batu dengan lapisan kedap air di muka (Impermeable Face Rock Fill Dams), yaitu bendungan urugan batu berlapis-lapis yang lapisan kedap airnya diletakan di sebelah hulu bendungan. Lapisan yang biasanya digunakan yaitu aspal dan beton bertulang.
- Bendungan beton (Concrete Dams), yaitu bendungan yang dibuat dari konstruksi beton baik dengan tulangan atau tidak.
Jenis Bendungan Berdasarkan Fungsi
Berdasarkan fungsinya, bendungan dibedakan menjadi beberapa jenis diantaranya yaitu:
- Bendungan pengelak pendahuluan (Primary Cofferdam, Dike )
- Bendungan pengelak (Cofferdam)
- Bendungan utama (Main Dams)
- Bendungan sisi (High Level Dams)
- Bendungan ditempat rendah (Saddle Dams)
- Tanggul (Dyke, Levee)
- Bendungan limbah industry (Industrial Waste Dams)
- Bendungan pertambangan (Mine Tailing Dam, Tailing Dams).
Contoh Bendungan Di Indonesia
Berikut ini beberapa contoh bendungan yang ada di Indonesia diantaranya yaitu:
- Bendungan Sigura-gura di Sumatera Utara
- Bendungan Batutegi di Lampung
- Bendungan Jatiluhur (Ir. H. Juanda) di Jawa Barat
- Bendungan Gajah mungkur (Wonogiri) di Jawa Tengah
- Bendungan Karangkates (Ir. Soetami) di Jawa Timur
- Bendungan Wonorejo di Jawa Timur
- Bendungan Riam Kanan di Kalimantan Selatan
- Bendungan Batujai di Nusa Tenggara Barat
- Bendungan Tilong di Nusa Tenggara Timur
- Bendungan Bili-Bili di Sulawesi Selatan
Demikian artikel pembahasan tentang “Pengertian Bendungan, Fungsi, Manfaat, Jenis dan Contoh Bendungan di Indonesia Lengkap“, Semoga bermanfaat.