Langkah-langkah penelitian sejarah merupakan tahapan yang harus dilakukan untuk menemukan kebenaran dari suatu peristiwa masa lampau.
Suatu peristiwa masa lampau baru dapat dikatakan sebagai sejarah jika sudah melewati tahap penyelidikan dan telah dipastikan kebenarannya melalui penelitian sejarah.
Pengertian Sejarah
Pada awalnya, sejarah merupakan cabang ilmu yang mempelajari tentang garis keturunan atau silsilah (ginealogi) seseorang.
Seiring perkembangan jaman, makna sejarah meluas menjadi sebuah catatan mengenai kejadian masa lampau dan cabang ilmu yang mempelajari asal usul dan peristiwa masa lalu berdasarkan bukti-bukti yang ditemukan, serta disusun secara rapi dan sistematis.
Kata sejarah itu sendiri secara harfiah berarti pohon atau keturunan, yang mana berasal dari bahasa Arab ”sajaroh” atau “sajarotun”.
Dalam bahasa Arab, sejarah disebut “tarikh” yang memiliki arti waktu atau penanggalan. Secara umum, terdapat 4 ruang lingkup sejarah yang wajib kalian ketahui yaitu
- Sejarah sebagai peristiwa
- Sejarah sebagai kisah
- Sejarah sebagai ilmu
- Sejarah sebagai seni
Mempelajari sejarah sangatlah penting. Selain untuk mengetahui peristiwa masa lampau, sejarah juga akan mengajarkan bagaimana memahami kehidupan sosial, ekonomi, politik, dan budaya manusia yang dapat memberikan identitas suatu wilayah atau negara.
Mempelajari sejarah juga bermanfaat untuk menjadi individu dan bangsa yang lebih baik di masa depan. Dengan belajar dari kesalahan masa lalu, kita tidak akan mengulangi kesalahan-kesalahan tersebut lagi di masa yang akan datang.
5 Langkah Penelitian Sejarah
Sebuah penelitian sejarah wajib memiliki 3 nilai yang mendasarinya agar dapat dianggap sebagai penelitian yang baik. Nilai tersebut adalah
- Rasional adalah sesuatu yang masuk di akal atau logis
- Empiris berarti sesuatu yang didukung dengan bukti kuat,
- Sementara memiliki arti bahwa sejarah bersifat terbuka dan dapat diperbaiki berdasarkan penemuan bukti baru
Ketiga tahapan ini nantinya akan diejawantahkan dalam langkah-langkah penelitian sejarah yang sekarang sudah menjadi baku. Sebelum munculnya tahapan dalam penelitian sejarah, sejarah ditulis secara naratif, yang mana tanpa berlandaskan teori dan metodologi ilmiah.
Ibarat menyusun kepingan puzzle yang berserakan, menyusun kembali fakta sejarah pun membutuhkan metodologi dan alat analitis agar dihasilkan alur sejarah yang logis dan benar.
Oleh karena itu, dicanangkanlah metodologi dan langkah-langkah penelitian sejarah yang konkret dan sesuai dengan kaidah ilmiah.
Pembentukan langkah-langkah penelitian sejarah ini bertujuan untuk melahirkan proses meneliti sejarah yang analitis, valid, mampu mengelaborasi asal mula, sebab, kecenderungan, kondisional, dan konteks, serta perubahan suatu peristiwa sejarah.
Dalam metodologi penelitian sejarah, terdapat 5 langkah penting dalam penelitian sejarah yang harus diikuti agar hasil penelitian dapat diakui validitasnya.
Kelima langkah penelitian sejarah tersebut antara lain adalah
- Mencari topik
- Heuristik
- Verifikasi atau kritik
- Interpretasi
- Historiografi
Kelima langakh penelitian ini merupakan rangkuman dari rumusan penelitian beberapa tokoh sejarahwan yang memiliki tujuan yang sama, yaitu menghasilkan historiografi sebagai dokumen keilmuan yang dapat dipercaya.
Agar kalian lebih paham kelima tahap tersebut, kita akan membahasnya secara lebih rinci dibawah ini.
Mencari Topik
Langkah pertama dalam penelitian sejarah adalah mencari topik penelitian. Mencari topik bertujuan agar penelitian dapat terarah dan terfokus pada objek.
Sebelum menentukan topik penelitian, sebaiknya kumpulkan informasi dan referensi sebanyak-banyaknya agar tidak terjadi duplikasi penelitian.
Untuk menentukan topik penelitian, terdapat 4 poin yang harus di perhatikan, yakni:
- What (Apa yang akan diteliti?)
- When (Peristiwa kapan yang akan diteliti?)
- Where (Dimana peristiwa yang akan diteliti terjadi?)
- Who (Siapa narasumber yang dapat mendukung penelitian ini?)
Dengan menanyakan 4 pertanyaan diatas, kalian dapat menemukan topik penelitian sejarah yang akurat dan tepat sasaran.
Selain itu, semakin banyak pertanyaan2 diatas yang kalian tanyakan, akan semakin mengerucut dan spesifik pula topik penelitian yang kalian dapatkan.
Topik yang spesifik sangat berguna ketika kalian harus mencari sumber-sumber sejarah yang cocok dengan topik penelitian sejarah yang kalian angkat pada tahap Heuristik.
Heuristik
Heuristik merupakan kata serapan dari bahasa Yunani “heurishein”, yang artinya menemukan atau mendapat. Heuristik adalah tahap-tahap pengumpulan sumber, informasi, dan bukti sejarah lengkap berdasarkan pada topik penelitian.
Langkah penelitian sejarah ini sangat penting karena tanpa adanya pengambilan data yang baik, maka penelitian tidak akan dapat berjalan dengan baik.
Heuristik dapat dilakukan dengan cara menggunakan metode kepustakaan, kunjungan situs sejarah, dan wawancara narasumber untuk mendapatkan sumber sejarah yang valid.
Dalam pengumpulan informasi dan sumber sejarah, diperlukan klasifikasi berdasarkan aspek yang terkait, seperti aspek politik, sosial, ekonomi, dan budaya.
Pengklasifikasian ini bertujuan agar peristiwa sejarah dapat dirunut secara sistematis, sehingga memudahkan proses dalam tahapan penelitian selanjutnya.
Berdasarkan sifatnya, terdapat 2 jenis sumber sejarah, yaitu sumber sejarah primer dan sumber sejarah sekunder.
Sumber sejarah primer
Yang dimaksud dengan sumber sejarah primer adalah sumber asli atau sumber yang dibuat oleh tangan pertama. Selain itu, sumber yang ditulis atau direkam saat peristiwa terjadi juga dapat digolongkan ke dalam sumber sejarah primer.
Berikut adalah contoh sumber sejarah primer :
- Naskah
- Prasasti
- Artefak
- Foto, Video, atau Rekaman Audio
- Dokumen, dan lain sebagainya.
Sumber-sumber ini umumnya memiliki akurasi yang tinggi dan dapat kalian gunakan untuk meneliti sebuah peristiwa sejarah dengan baik dan benar.
Sumber sejarah sekunder
Sumber sejarah sekunder adalah sumber yang ditulis oleh tangan kedua, yang mana menjadikan sumber sejarah primer sebagai sumber utama.
Berikut ini adalah beberapa contoh sumber sejarah sekunder
- Laporan hasil penelitian
- Ensiklopedia
- Buku
- Catatan peneliti, dan sebagainya.
Sumber sejarah sekunder dapat kalian gunakan untuk memperkuat temuan sumber primer atau sebagai bukti ketika sangat sulit untuk menemukan sumber-sumber primer suatu peristiwa sejarah.
Verifikasi atau Kritik Sumber
Tahap verifikasi dikenal juga sebagai fase kritik sumber dalam langkah-langkah penelitian sejarah. Tahapan ini dilakukan dengan cara menguji dan memeriksa keabsahan dari sumber-sumber sejarah yang telah didapatkan.
Dalam tahapan verifikasi, terdapat 2 jenis kritik yang patut dilakukan, yaitu
- Kritik eksternal
- Kritik internal
Kedua jenis kritik ini memiliki fungsi dan peran yang berbeda-beda, sehingga ada baiknya dilakukan keduanya dalam sebuah penelitian.
Agar kalian lebih paham, dibawah ini akan dibahas secara lebih detail mengenai kritik internal dan eksternal.
Kritik Eksternal
Kritik eksternal adalah suatu pengujian tingkat keaslian sumber atau authenticity of source.
Dalam kritik eksternal terdapat aspek yang harus dipertimbangkan dan dianalisa. Analisa tersebut harus menjawab pertanyaan-pertanyaan ini
- Apakah sumber yang didapat asli atau tidak (Originality)
- Apakah sumber tersebut masih utuh atau telah diubah (Integrity)
- Apakah sumber tersebut adalah sumber yang sesuai dan dikehendaki atau tidak (Authenticity)
Seperti yang kita ketahui, jika sumber sejarah yang digunakan adalah sumber yang tidak terpercaya, maka pasti penelitian yang dilakukan juga tidak terpercaya.
Setelah didapatkan bahwa sumber yang didapatkan dapat dipercaya, maka seorang peneliti dapat melanjutkan dengan kritik internal.
Kritik internal
Kritik internal adalah suatu pengujian tingkat kredibilitas sumber atau credibility of source.
Pengujian ini dilakukan untuk menentukan apakah sumber yang digunakan cukup berkualitas atau tidak. Selain itu, pengujian ini juga berguna untuk mendapatkan apakah sumber yang digunakan berkualitas atau tidak.
Pengujian internal ini dilakukan dengan 3 tahapan utama yang antara lain adalah
- Melihat apakah sumber sejarah tersebut resmi atau tidak resmi
- Meneliti siapa yang menulis/merekam sumber sejarah tersebut, apakah dapat dipercaya atau tidak
- Memeriksa dan membandingkan kesaksian sumber-sumber sejarah
Dengan melaksanakan ketiga proses diatas, seorang peneliti dapat menentukan apakah sumber-sumber sejarah yang sudah didapatkan cukup berkualitas atau tidak.
Interpretasi
Tahap keempat dalam penelitian sejarah adalah interpretasi terhadap sumber-sumber sejarah yang sudah divalidasi pada tahap sebelumnya.
Interpretasi merupakan suatu proses penafsiran fakta sejarah atau suatu peristiwa dengan pendekatan teoritis hingga terbentuk suatu rangkaian fakta yang logis dan saling berkaitan satu sama lain.
Dengan adanya interpretasi, maka peneliti dapat menarik kesimpulan dari bukti-bukti serta sumber sejarah yang jumlahnya sangat banyak dan terkadang berbeda-beda.
Interpretasi dalam penelitian sejarah harus bersifat deskriptif, objektif, dan selektif.
Maksud deskriptif disini adalah penafsiran yang berlandaskan teori yang ada, sedangkan objektif dimaksudkan disini adalah penafsiran berdasarkan fakta ,bukan opini.
Sifat selektif pada suatu interpretasi dalam penelitian sejarah mengacu pada fakta atau bukti yang relevan dan sesuai dengan topik penelitian yang diangkat.
Historiografi
Historiografi adalah penyusunan fakta-fakta sejarah hingga terbentuknya pemaparan atau penulisan hasil penelitian sejarah.
Tahapan ini dilaksanakan setelah peneliti mendapatkan interpretasi yang baik terhadap sumber-sumber sejarah yang telah didapatkan. Disini, peneliti menuangkan hasil penelitiannya dalam media tertulis, visual, ataupun bentuk fisik lainnya.
Dalam penulisan historiografi, sebaiknya tersaji latar belakang, analisis sebab akibat, kronologi, dan pembahasan hasil penelitian, serta kesimpulan.
Berdasarkan jenisnya, historiografi terbagi menjadi 2 yaitu
- Historiografi Naratif yang berisi tentang suatu rekaman peristiwa atau seorang tokoh dalam rentang waktu tertentu.
- Historigorafi Strukturalis yang berfokus pada perubahan yang terjadi dari suatu peristiwa.
Sedangkan, jika dibedakan berdasarkan bentuknya, historiografi terdapat 3 kategori yakni
- Historiografi Narasi adalah penulisan yang lebih banyak menceritakan tentang suatu peristiwa lampau sesuai yang diperoleh dari sumber sejarah.
- Historiografi Deskriptif merupakan suatu penulisan hasil penelitian sejarah yang mengungkapkan suatu peristiwa sejarah yang dikaitkan dengan teori dan disiplin ilmu yang lain.
- Historiografi Analitis lebih mengedepankan pada pembahasan masalah yang terjadi di masa lampau.
Hasil akhir dari proses historiografi ini adalah laporan sejarah ataupun buku yang menjelaskan mengenai sebuah peristiwa sejarah.
Demikianlah penjelasan singkat mengenai langkah-langkah penelitian sejarah. Semoga dapat membantu kalian ketika sedang melakukan penelitian sejarah.