8 Fungsi Amnion Bagi Janin dalam Kandungan dan Strukturnya!

Setiap ibu hamil memiliki amnion. Amnion sendiri merupakan cairan ketuban yang muncul selama kehamilan. Air ketuban adalah cairan berwarna bening kekuningan yang ditemukan dalam 2 hari pertama setelah pembuahan di dalam kantung ketuban.

Menurut Harjono, ketuban adalah suatu membran yang membungkus fetus. Ia termasuk dalam golongan membrane ekstra-embrional, memiliki struktur tipis, tetapi cukup kuat untuk melapisi korion dan berisi embrio yang akan tumbuh fetus dengan cairan amnion di sekitarnya.

Berikut akan dibahas lebih lanjut mengenai amnion dalam kandungan ibu hamil. Jadi, untuk mengetahui tentang amnion lebih jauh, tetap simak artikel ini, Grameds.

Apa Itu Amnion?

Selaput ketuban terdiri dari dua lapisan besar, yakni amnion dan korion. Amnion merupakan membran janin yang paling dalam dan langsung berdampingan dengan cairan amnion. Amnion sendiri merupakan jaringan yang menentukan hampir semua kekuatan regang membran lain.

Jadi, pembentukan komponen-komponen amnion yang mencegah rupture atau robekan sangat penting bagi keberhasilan kehamilan. Fungsi dari selaput ketuban untuk membungkus ketuban dan menutupi pembukaan dorsal janin.

Awalnya, cairan amnion berasal dari air yang diproduksi oleh ibu hamil yang akan mulai dikonsumsi janin pada usia kehamilan 13 minggu. Bayi akan terus menelan cairan amnion dan mengeluarkannya dalam bentuk urine sampai trimester ketiga kehamilan.

Melansir dari laman Kumparan.com, jumlah air ketuban dalam rahim ibu menunjukkan kesehatan bayi. Tingkat air ketuban yang terlalu rendah menjadi pertanda bahwa ginjal bayi tidak berfungsi dengan baik. Sementara itu, jika kadarnya terlalu tinggi maka menandakan bahwa bayi dalam kandungan mengalami kesulitan menelan. Air ketuban menjadi aspek penting dalam kehamilan dan kesehatan janin.

Tidak hanya itu, cairan ketuban memiliki beragam manfaat di antaranya membantu perkembangan tulang dan paru-paru bayi, mempertahankan suhu di dalam rahim, dan mencegah tekanan pada tali pusat. Hal ini dikarenakan, air kutuban memiliki nutrisi dan antibodi penangkal infeksi.

Adapun, komposisi cairan amnion terdoro daro 98% air. Sisanya terdiri dari garam anorganik serta bahan organik, rambut lanugo (rambut halus berasal dari bayi), sel-sel epitel, dan verniks kaseosa (lemak yang meliputi kulit bayi).

Fungsi Amnion

Cairan amnion tidak hadir tanpa alasan. Ia memiliki beberapa fungsi seperti yang terangkum dalam laman Orami.co.id, sebagai berikut.

1. Melindungi Posisi Janin

Fungsi utama dari cairan amnion sebagai pelindung janin ketika dalam keadaan terjepit ataupun keadaan yang berbahaya lainnya, seperti ketika ibu jatuh atau terpeleset. Air ketuban akan melindungi janin di dalam kandungan dari benturan dan tekanan dari luar.

2. Menjaga Asupan Oksigen

Tidak hanya itu, air ketuban juga akan menjaga asupan oksigen dari tali pusar selalu nyaman untuk janin. Serta, menjaga paru-paru janin supaya tetap berfungsi dengan baik. Selain  itu, air ketuban juga akan melindungi bayi dari pengaruh infeksi yang mungkin didapatkan dari diri ibu ataupun makanan yang dikonsumsi.

3. Menjaga Kondisi Janin

Air ketuban memiliki fungsi lain, yakni menjaga kondisi suhu dalam rahim agar tetap nyaman untuk janin. Hal ini akan memberikan kenyamanan bagi janin dalam bergerak dan mendukung pertumbuhan tulang dan otot janin. Selain itu, air ketuban juga akan melindungi sistem pencernaan dan pernapasan janin selama dalam kandungan.

4. Memberi Ruang Gerak

Cairan amnion selama kehamilan memberikan ruang gerak bagi janin. Serta, menjaga agar tali puar tidak terjepit di antara janin dan dinding rahim. Oleh sebab itu, penting untuk menjaga produksi cairan agar tetap ada.

5. Mencegah Infeksi

Air ketuban juga berfungsi untuk mencegah infeksi pada janin. Dalam air ketuban mengandung sel-sel pembentuk daya tahan tubuh yang bertugas untuk melawan infeksi yang masuk.

6. Mendukung Perkembangan Paru-Paru

Janin bernapas dengan menelan air ketuban. Kegiatan menelan air ketuban dimulai ketika kandungan berusia 10 sampai 11 minggu. Pada usia kehamilan 32 minggu, janin akan mulai berlatih bernapas dengan mengembang-kempiskan paru-paru. Paru-paru bayi sendiri dianggap telah matang ketika memasuki usia kehamilan 36 minggu.

7. Mendukung Perkembangan Sistem Pencernaan

Ketika dalam kandungan, janin akan belajar menelan meminum air ketuban. Air tersebut akan dikeluarkan sebagai urin janin untuk menjaga kestabilan jumlah air ketuban. Janin yang sulit menelan air ketuban akan mengakibatkan air ketuban terlalu banyak (polihidramnion), sehingga dapat menandakan adanya kelainan pencernaan pada janin.

8. Mendukung Perkembangan Otot dan Tulang

Kantung ketuban memberikan ruang gerak bagi janin. Aktivitas bayi yang bergerak dalam perut akan mendukung perkembangan otot dan tulang janin.

Struktur Amnion

Menurut Ketut Surya, dkk dalam buku Buku Ajar Ketuban Pecah Dini yang dimuat dalam laman Tirto.id, disebutkan bahwa amnion secara khusus dibuat khusus dalam tubuh manusia memiliki 5 lapisan struktur. Seluruh lapisan tersebut tidak memiliki jaringan pembuluh darah ataupun syaraf.

Lapisan pertama terletak paling dekat dengan janin, yakni epitel amnion. Sel yang ada dalam struktur ini mensekresikan kolagen tipe III dan IV. Tidak hanya itu, sel tersebut juga menciptakan glikoprotein non kolagen yang mencakup laminin, nidogen, dan fibronektin. Fungsinya sebagai pembentuk membrane basal (lapisan lain amnion). Setelah epitel amnion, lapisan kedua yang biasanya disebut dengan kompakta.

Lapisan kompakta berfungsi untuk mempertahankan mekanisme amnion dengan kolagen interstisial tipe I dan III. Adapun, kolagen tipe V dan VI berfungsi untuk menghubungkan kolagen dengan membrane basal yang terdapat di epitel amnion.

Baca Juga :  Gejala Penyebab STEMI: Diagnosis, Cara Pencegahan, dan Pengobatan