Klasifikasi Pembagian Iklim Terlengkap – Penjelasan Menurut W. Koppen, Schmidth-Ferguson, Oldeman, Junghuhn
Pengertian iklim adalah keadaan rata-rata cuaca pada suatu daerah yang luas dan ditentukan berdasarkan perhitungan dalam suatu daerah yang luas dan ditentukan berdasarkan perhitungan dalam waktu lama. Iklim di suatu daerah berkaitan erat dengan letak garis lintang dan ketinggiannya di muka bumi. Iklim suatu daerah disusun oleh unsur-unsur yang variasinya besar, sehingga hampir tidak mungkin dua tempat yang berbeda mempunyai iklim yang identik. Sebetulnya tidak terbatas jumlah iklim di permukaan bumi ini yang memerlukan penggolongan dalam suatu kelas atau tipe.
Klasifikasi iklim merupakan usaha untuk mengidentifikasi dan mencirikan perbedaan iklim yang terdapat di bumi. Akibat perbedaan latitudo (posisi relatif terhadap khatulistiwa, garis lintang), letak geografi, dan kondisi topografi, suatu tempat memiliki kekhasan iklim.
Pembagian Klasisikasi Iklim di Dunia
1. Iklim Matahari
Iklim matahari didasarkan atas kedudukan Matahari terhadap tempat-tempat di permukaan bumi. Hal itu berkaitan dengan pergeseran semu Matahari antara lintang 23,5 °LU dan 23,5 °LS. Pergeseran semu Matahari itu menyebabkan terjadinya perbedaan suhu antara tempat yang satu dan tempat lain di rermukaan bumi.
Iklim Matahari di permukaan bumi pertama kali dibuat pada zaman Yunani. Pada saat itu iklim di permukaan bumi dibagi menjadi tiga daerah, yaitu daerah tropika, sedang, dan kutub.
- Daerah tropika ditandai oleh adanya temperatur yang terus-menerus tinggi dan tidak ada musim dingin (winter).
- Daerah sedang ditandai oleh adanya perbedaan musim yang tegas. Satu musim umumnya panas atau hangat dan lainnya sejuk atau dingin.
- Daerah kutub ditandai oleh tidak adanya musim panas (summer) dan temperaturnya rendah sepanjang tahun.
Pada tahun 1942, Klages membuat klasifikasi iklim berdasarkan perbedaan temperatur di permukaan bumi menjadi lima daerah, yaitu daerah tropika, subtropika, sedang, dingin, dan kutub.
Pembagian daerah iklim matahari didasarkan pada letak lintang adalah sebagai berikut :
a.Daerah Iklim Tropis : 0 derajat LU-23,5 derajat LU dan 0 derajat LS-23,5 derajat LS
b.Daerah Iklim Sedang : 23,5 derajat LU-66,5 derajat Lu dan 23,5 derajat LS-90 derajat LS
c. Daerah Iklim Dingin : 66,5 derajat LU-90 derajat LU dan 66,5 derajat LS-90 derajat LS
d. Daerah Iklim Kutub : 66,5° LU/LS dan 90° LU/LS
2. Pembagian Iklim Menurut W. Koppen
Klasifikasi iklim menurut Koppen berdasarkan rata-rata curah hujan dan temperatur, baik bulanan maupun tahunan. Hal itu disebabkan curah hujan dan temperatur merupakan unsur yang sangat berpengaruh terhadap kehidupan di permukaan bumi. Berdasarkan alasan tersebut Koppen membagi permukaan bumi menjadi lima golongan iklim.
- Iklim Hujan Tropis (A)
Daerah yang termasuk iklim hujan tropika adalah daerah yang mempunyai temperatur bulanan terdingin lebih dari 8 °C atau 64 °F
- Iklim Kering (B)
Daerah yang termasuk iklim kering adalah daerah yang mempunyai tingkat penguapan Cevaporasi) lebih tinggi daripada curah hujan (presipitasi).
- Iklim Sedang (C)
Daerah yang mempunyai iklim sedang adalah daerah yang suhu udara rata-rata bulan terdinginnya ebih besar dari -3 °C, tetapi lebih kecil dari 18 °C.
- Iklim Dingin (D)
Daerah yang termasuk iklim dingin mempunyai temperatur rata- rata bulan-bulan terdingin kurang dari -3 °C dan rata-rata bulan- bulan terpanas lebih dari 10 °C.
- Iklim Kutub (E)
Daerah yang termasuk iklim kutub mempunyai rata-rata temperatur bulan terpanas kurang dari 10 °C.
3. Pembagian Iklim Menurut Schmidth-Ferguson
Dasar klasifikasi iklim Schmidth-Ferguson adalah adanya bulan basah dan bulan kering. Bulan basah adalah bulan yang curah hujannya lebih besar dari 100 mm. Bulan kering adalah bulan yang curah hujannya kurang dari 60 mm. Keduanya menggunakan suatu rasio Q, yaitu perbandingan antara jumlah rata-rata bulan kering dan rata-rata bulan basah untuk membuat penggolongan iklim.
4. Pembagian Iklim Menurut Oldeman
Oldeman membuat klasifikasi iklim berdasarkan adanya bulan basah yang berturut-turut dan bulan kering yang berturut-turut pula. Klasifikasi itu terutama untuk keperluan pertanian. Bulan basah adalah bulan dengan curah hujan > 200 mm, sedangkan bulan kering curah hujannya <100 mm.
Berdasarkan adanya bulan basah yang berturut-turut, Oldeman membuat 5 zona agroklimat utama sebagai berikut.
a. Zona A bulan basah > 9 kali berturut-turut.
b. Zona B bulan basah 7-9 kali berturut-turut.
c. Zona C bulan basah 5-6 kali berturut-turut.
d. Zona D bulan basah 3-4 kali berturut-turut
e. Zona E bulan basah < 3 kali berturut-turut.
5. Pembagian Iklim Menurut Junghuhn
Junghuhn membuat klasifikasi iklim berdasarkan ketinggian tempat. Klasifikasi itu sangat penting karena ketinggian suatu tempat mempengaruhi jenis tanaman yang dapat tumbuh di daerah tersebut. Hal itu didasarkan atas perbedaan suhu udara, yaitu makin tinggi suatu tempat makin rendah suhu udaranya. Junghuhn membagi zona iklim menjadi empat, sebagai berikut.
a. Zona iklim panas (0 – 700 meter). Jenis tanaman yang cocok antara lain padi, tebu, kelapa, dan jagung.
b. Zona iklim sedang (700 – 1.500 meter). Jenis tanaman yang cocok antara lain kopi, teh, karet, dan kina.
c. Zona,iklim sejuk (1.500 – 2.500 meter). Jenis tanaman yang cocok antara lain pinus dan cemara.
d. Zona iklim dingin (di atas 2.500 meter). Pada daerah ini hanya terdapat lumut.
Sekian materi yang diberikan seputar Klasifikasi Pembagian Iklim Terlengkap, semoga dapat membantu dan menambah wawasan para pembaca khusus nya dalam pelajaran Geografi. Semoga artikel ini bermanfaat, sampai bertemu dipostingan selanjutnya…